Suster Ngesot

"Emang pada dasarnya nih kakak senang liat, Syafa sakit gini" ketus, Syafa yang masih berada di gendongan, Bian

"Loh yah. Emang ada kata-kata kakak yang senang liat loh sakit?" sahut, Syifa

"Tau nih. Kakak nanya baik-baik juga. Loh malah nyolot" tukas, Bian pada Syafa

"Loh kenapa jadi ikut-ikutan sih?" gerutu, Syafa

"Siapa suruh loh marahin kakak" tegur, Bian

"Eh. Itu kakak gue yah" seru, Syafa meski dalam keadaan lemah

"Loh pikir dia bukan kakak gue?" tukas, Bian

"Udah-udah. Apasih kalian ini. Ayo, Bian. Antar si cerewet ini ke kamarnya" perintah, Syifa

"Emang cerewet nih" ketus, Bian yang memperbaiki posisi, Syafa yang semakin melorot

"Bian. Turuni gue sekarang. Turunin gue" Syafa meronta-ronta dalam gendongan, Bian

"Luh diam atau loh jatuh?" tegur, Bian yang berusaha menyeimbangkan tubuhnya

"Turunin gue. Turunin gue" Syafa terus meronta

"Ia diam dulu. Awas yah. Kalau gue turunin loh sekarang. Gue sama kakak bakal ninggalin loh disini. Biar loh ngesot sekalian ke kamar" ancam, Bian

Syafa seketika menjadi diam dengan ketus. Dan hal itu tentu saja membuat, Syifa tidak bisa menahan tawanya, namun tidak terlalu keras mengingat ia kini tengah menggendong sang bayi

"Ngapain kakak ketawa? Senang banget liat adeknya kesusahan" gerutu, Syafa

"Gue ngebayangin. Gimana ekspresi loh pass beneran ngesot ke kamar. Udah kek film-film horror aja. Suster Ngesot" ucap, Syifa lalu tawanya semakin menjadi. Bian pun ikut tertawa membayangkannya

"Ketawa aja terus. Sampai tuh ponakan, Syafa nangis dengar suara ketawa dua makhluk ghaib disini" protes, Syafa dengan kesal

"Sembarangan. Mau jadi adik durhaka loh?" tukas, Syifa

"Emang udah durhaka" sambung, Bian

"Ngaco" Syafa refleks memukul bahu, Bian "Kalau ngomong tuh di saring dulu" ketusnya

"Ada yah. Orang sakit marahnya melebihi emak-emak yang salah weser kiri belok kanan. Nyolot pula" ujaran, Bian berhasil membuat kedua kakak adik itu tertawa

"Cepetan bawa gue kamar" perintah, Syafa

"Ngga sekalian ke kamar gue?" ledek, Bian

"Ngaco. Bian ah. Pikiran loh kotor" seru, Syafa

"Loh yang mulai" sahut, Syifa

"Udah ah. Cepetan. Badan gue pegal. Dan makin pegal gue di gendong sama loh" ujar, Syafa

"Ya udah jalan sendiri" Bian berpura-pura menurunkan badannya

"Ngga mau. Cepetan, Bian" Syafa justru memeluk erat leher, Bian

"Leher gue, Sya. Loh ngapain nyekek gue" geram, Bian yang menahan wajah merahnya

"Eh. Kalian tuh mau berantem disini atau mau istirahat?" tegur, Syifa yang menggelengkan kepalanya

"Bian nih. Ngajak ribut terus?" ucap, Syafa

"Cewek nih selalu ngerasa benar emang" pasrah, Bian yang menggendong, Syafa ke kamarnya disertai tawa kedua kakak beradik itu

Syifa membantu membukakan pintu kamar adiknya agar, Bian tidak kerepotan untuk membukanya

"Loh mau gue taro di tempat tidur atau di lantai?" tanya, Bian

"Bian" seru, Syafa yang mengerutkan keningnya

Bian duduk di tempat tidur untuk menurunkan, Syafa disana. Dan Gadis itu pun beringsut ke tengah tempat tidurnya

"Makasih" ucap, Syafa

"Kakak tinggal bentar yah. Mau nidurin, Gibran dulu. Habis ini kakak buatin kalian teh panas" cetus, Syifa yang keluar dari kamar adiknya

"Loh ngga mau keluar juga?" tanya, Syafa dengan nada menyindir

"Cerewet" sahut, Bian lalu bangkit dan keluar dari kamar tersebut

"Biarin" ketus, Syafa

Saat, Bian tidak lagi terlihat di dalam kamarnya. Syafa istirahat sebentar sebelum masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya yang sudah basah semua. Setelah itu, ia kembali ke tempat tidurnya. Syafa meraih ponselnya di dalam tas miliknya

"Oh ia. Gue kan belum nyari medsos Kak Reza" ucapnya lalu berusaha mencari nama media sosial milik teman kakaknya tersebut

"Apa sih namanya?" Syafa kesusahan mencarinya, "Oh ia. Kenapa ngga gue cari di followers kakak? Kan ngga mungkin kalau Kak Reza ngga ngfollow kakak" ide brillian tiba-tiba terbesit di kepalanya

Ia terus mencoba menggeser atas bawah mencari nama, Reza diantara ribuah followers kakaknya

"Ketemu" girangnya, "Ya ampun. Senang banget gue" ia mencium-cium ponselnya. "Bentar! Kenapa gue jadi kek orang gila gini sih?" ucapnya pada dirinya sendiri sambil senyum-senyum "Ah, emang benar yah. Cinta bisa buat orang jadi gila" lanjutnya dengan bangga

Ia mengklik follow lalu melihat semua aktivitas seniornya itu melalui unggahannya, "Ganteng banget deh nih orang" ucapnya dengan senyum-senyum

"Eh ada foto kakak" ia terkejut melihat foto Reza dan kakaknya yang saling tersenyum melihat ke kamera "Kok kayak di acara?"

"Kira-kira Kak Reza masih nyimpan perasan ngga yah sama kakak?" tanyanya pada diri sendiri yang melihat ada tiga foto kakaknya bersama pria itu

Tok tok tok

Ketukan pintu yang sudah berhasil dibuka membuat, Syafa sedikit terkejut dan melihat kakaknya membawa nampang berisi dua gelas teh panas

"Kakak" seru, Syafa yang menyimpan ponselnya

"Ngeliatin apaan?" tanya, Syifa yang duduk di ujung tempat tidur dan menyimpan nampang tersebut di meja

"Ngga ngeliatin apa-apa" jawab, Syafa dengan berbohong lalu meraih teh panas itu dan meneguknya untuk menghangatkan tubuhnya

"Loh pikir kakak orang lain?" sahut, Syifa yang tau jika adiknya itu berbohong

"Apaan sih. Kakak ini udah kek peramal aja" ketus, Syafa

"Biarin. Jadi ngeliatin apaan?" tanya ulang, Syifa

"Kak? Kakak pernah ada rasa ngga sama Kak Reza?" tanya, Syafa yang mulai memberanikan diri

"Reza?" ulang, Syifa yang mengerutkan keningnya

"Ia Kak Reza yang ganteng itu loh" sahut, Syafa

"Oh, Reza itu. Suka-suka aja sih. Karna dia baik dan perhatian sama kakak. Tapi ngga lebih. Kakak kan sukanya sama, Luthfi" jawab, Syifa

"Kalau Kak Reza gimana? Suka ngga sama kakak?" jiwa penasaran, Syafa mencuat

"Dek. Mohon maaf nih. Berhubung kakak bukan panitia pencatat rasa suka manusia. Yah kakak mana tau" jawab, Syifa dengan kesal

"Yah barangkali kan Kak Reza pernah ngungkapin gitu" ketus, Syafa

"Mau dia pernah ngungkapin atau engga. Yah kita kan mana tau dia bohong apa engga kan"

"Ia juga sih. Hmmm. Dilema deh, Syafa"

"Emang loh kenapa?"

"Tau ngga kak. Tadi kan, Syafa nyari media sosial Kak Reza. Dan akhirnya, Syafa dapat. Terus, Syafa liat foto kakak sama Kak Reza. Ada yang kayak di acara gitu"

"Coba mana kakak liat? Soalnya kakak jarang kepoin medsos orang"

Syafa meraih ponselnya dan kembali mencari nama, Reza. Setelah itu, ia memperlihatkan foto kakaknya disana, "Ini kak"

Syifa pun melihat foto tersebut "Ini sih acara jurusan kakak dulu. Pertunjukan Seni Teater. Kebetulan kakak sama Reza satu tim waktu itu. Terus dia ngajak foto"

"Terus kakak mau gitu?"

"Ya emang kenapa? Sekalian jadi kenang-kenangan kan ngga apa-apa"

"Kakak Ipar pasti marah banget" Syafa mencoba menebak

"Ngapain? Waktu itu kan dia belum ngungkapin perasaannya sama kakak"

"Hmmm. Gitu yah" ujar, Syafa yang mengangguk dan menyesap teh panas tersebut "Oh ia. Kakak Ipar kemana? Dari tadi, Syafa ngga liat?"

"Ada kok di kamar. Lagi sibuk bikin laporan. Ini kakak mau balik ke kamar habis nganterin teh ini ke kamar, Bian"

"Biar, Syafa aja yang bawa tehnya ke kamar, Bian"

"Seriusan loh mau?"

"Ia. Emang kenapa sih kak?"

"Ngga apa-apa. Tumben aja. Biasanya juga ogah"

"Ini tuh sebagai rasa terima kasih, Syafa. Bian tadi minjemin almamaternya buat, Syafa. Terus gendong, Syafa juga sampai kamar" ujar, Syafa

"Nah. Kurang apa lagi coba, Bian" sahut, Syifa dengan cepat yang meledek

"Kakak ih" ketus, Syafa yang mencebikkan bibirnya

"Ya udah. Kakak ke kamar duluan yah. Ingat. Bawain teh ini ke kamar, Bian

"Ia kakak bawel" sahut, Syafa

Syifa meninggalkan adiknya yang sudah terlihat membaik keadaannya daripada tadi

"Mumpung masih panas. Tehnya gue bawa ke kamar, Bian dulu" ucap, Syafa yang pelan-pelan turun dari tempat tidur dan membawa nampang berisi teh tersebut keluar dari kamarnya menuju kamar, Bian

Tok tok tok

Syafa mengetuk pintu kamar, Bian yang tertutup rapat. Beberapa kali ia mengetuk pintu, tidak terdengar suara apapun di dalamnya

"Tuh anak ngga pingsan kan karna habis gendong gue?" Ia mulai panik dan langsung membuka pintu kamar tersebut

"Loh? Kok ngga ada orang?" ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar itu

"Ngapain loh disini?" tanya, Bian dari arah belakang, Syafa yang ternyata baru saja keluar dari kamar mandi

Saat, Syafa menoleh ke belakang, ia begitu terkejut melihat, Bian yang bertelanjang dada dan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya. Hampir saja nampang yang dipegangnya terjatuh dan berteriak keras jika, Bian tidak segera membekap mulut gadis itu dan dengan cepat satu gerakan tangannya menahan nampang tersebut agar tidak terjatuh

"Jangan teriak dan bikin masalah"

*

*

*

Terima kasih untuk selalu menunggu. Jangan lupa like dan beri tipnya yah. Tengkiyu semuanya 😍

Terpopuler

Comments

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

😂😂😂😂.

2020-12-14

2

Alsya Arab

Alsya Arab

next thor

2020-11-02

1

Suprihatin

Suprihatin

aku suka aku suka...lanjut thorr

2020-11-02

3

lihat semua
Episodes
1 Hari yang menyebalkan
2 Tinggal serumah?
3 Dasar Jangkrik
4 Siap-siap melayang
5 Ganteng dari lahir
6 Singa dan Jangkrik
7 Adegan apa ini?
8 Suster Ngesot
9 Suka belum tentu sayang
10 Beralih jadi Bebek
11 Bahas cowok heboh
12 PDKT? Kecuali Bian
13 Yah! Ducekin
14 Kayak Obat Nyamuk
15 Ngedate bareng pacar
16 Cerewet tapi penakut
17 Rasanya Nano-nano
18 Kalian berdua jadian?
19 Ngegosipin Syafa
20 Adik-kakak lamban
21 Pacaran yang wajar
22 Merasa tersentuh
23 Jadi ikut sakit (Bian)
24 Ternyata malah zonk
25 Secerah mentari
26 Mencuri pandang
27 Pelukan pria dingin
28 Lagi jatuh cinta
29 Drama keributan
30 Perasaan terbalas?
31 Dasar terkutuk (Syafa)
32 Jangan kecewain Kakak
33 Gue cantik? Makasih!
34 Ekspresi malas hidup
35 Bukan Shirayuki, tapi Roka
36 Menerkam hidup-hidup
37 Merusak suasana
38 Loh cemburu?
39 Sang Pujaan Hati
40 Berdebar kencang
41 Menutupi semuanya
42 Kecuali sama Syafa
43 Sepucuk surat
44 Semoga selalu terbaik
45 Jangan dipaksa
46 Dasar ngga peka
47 Tanamam dimakan pagar
48 Perlengkapan bayi
49 Benar-benar gila
50 Api yang berkobar
51 Berusaha menebak
52 Jadi suami-istri dulu
53 Nikah dulu sama gue
54 Nanti jadi janda
55 Suami Istri & Anak
56 Bian kena marah
57 Ditakdirkan saling menjaga
58 Ketakutan Syafa
59 Jangan sentuh Syafa!
60 Perlakuan manis Bian
61 Kecebong dan Kampret
62 Rekaman CCTV
63 Mega pelakunya?
64 Ada yang aneh
65 Kalian akan aman
66 Berpencar
67 Syafa diculik
68 Menjerit kesakitan
69 Menemukan Syafa
70 Debaran jantung Syafa
71 Menjadi canggung
72 Jadi gue cantik? (Syafa)
73 Valid no debat
74 Mendiamkan Bian
75 Nikah sama gue? (Bian)
76 Menanti ulang tahun Bian
77 Bertengkar hebat?
78 Terus mencari masalah
79 Happy birthday Bi
80 Perayaan ulang tahun
81 Pelukan Bian
82 Abi-Umi?
83 Para Emak-Emak
84 Sekolah khusus kepekaan
85 Ngga punya kandang
86 Mengungkapkan perasaan
87 Natural dan manis
88 Tetap cantik (Bian)
89 Pipi gadis cerewet
90 Biasanya berakhir cinta
91 Kekesalan Bian
92 Kadang-kadang rindu
93 Penjagaan Bian
94 kenangan malam minggu
95 Andaikan....... (Syafa)
96 cukup gue (Syafa)
97 Membuatnya nyaman
98 Menang nih Bian (Luthfi)
99 Tetaplah bersamaku
100 Boleh peluk ngga?
101 Label putri dingin
102 Pasangan paling romantis
103 Senyum dari Syafa
104 Bergandengan tangan
105 Bertingkah menyebalkan
106 Untung sayang (Syafa)
107 Udah main KDRT
108 Ngga boleh luluh
109 Berdua di kamar
110 Gue akan nikahin lo
111 Menikahlah (Luthfi)
112 Belum Siap kehilangan
113 Menyatukan karakter
114 Terjadi Sesuatu
115 Tersenyum hangat
116 Calon pengantin
117 Bau-bau bucin
118 menaklukkan hati istri
119 Esnya membeku lagi
120 Pernikahan Syafa dan Bian
121 SAH!!!!!!!
122 Mencium pipi
123 Suamiku mulai romantis
124 Malam pertama
125 Pengen banget ketemu?
126 Bibir merah jambu
127 Cantik! (Bian)
128 Mencintai istrinya
129 Cemburu? (Syafa)
130 I love U suamiku
131 Perlakuan manis Syafa
132 Suka panggilan itu
133 Kembali merah merona
134 Aku butuh Syafa
135 Status jomblo
136 Kisah memilukan
137 Ngga mau ngaku
138 Melepaskan kerinduan
139 Pacaran setelah nikah
140 Tiap hari juga gue mau
141 Aku sayang sama kamu
142 Panggil sayang
143 Berbalik menggoda
144 Anak siapa sih ini?
145 Berarti tanpa disadari
146 Demi liat kalian bahagia
147 Kehidupan pernikahan
148 Pengakuan (Syafa)
149 Tingkah menyebalkan Syafa
150 Rezeki ngga akan kemana
151 Sekalian buat anak
152 Terlalu cantik (Syafa)
153 Suami-istri yang bego
154 kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155 Bian jadi makin perhatian
156 Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157 End (Sampai jumpa lagi readersku )
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Hari yang menyebalkan
2
Tinggal serumah?
3
Dasar Jangkrik
4
Siap-siap melayang
5
Ganteng dari lahir
6
Singa dan Jangkrik
7
Adegan apa ini?
8
Suster Ngesot
9
Suka belum tentu sayang
10
Beralih jadi Bebek
11
Bahas cowok heboh
12
PDKT? Kecuali Bian
13
Yah! Ducekin
14
Kayak Obat Nyamuk
15
Ngedate bareng pacar
16
Cerewet tapi penakut
17
Rasanya Nano-nano
18
Kalian berdua jadian?
19
Ngegosipin Syafa
20
Adik-kakak lamban
21
Pacaran yang wajar
22
Merasa tersentuh
23
Jadi ikut sakit (Bian)
24
Ternyata malah zonk
25
Secerah mentari
26
Mencuri pandang
27
Pelukan pria dingin
28
Lagi jatuh cinta
29
Drama keributan
30
Perasaan terbalas?
31
Dasar terkutuk (Syafa)
32
Jangan kecewain Kakak
33
Gue cantik? Makasih!
34
Ekspresi malas hidup
35
Bukan Shirayuki, tapi Roka
36
Menerkam hidup-hidup
37
Merusak suasana
38
Loh cemburu?
39
Sang Pujaan Hati
40
Berdebar kencang
41
Menutupi semuanya
42
Kecuali sama Syafa
43
Sepucuk surat
44
Semoga selalu terbaik
45
Jangan dipaksa
46
Dasar ngga peka
47
Tanamam dimakan pagar
48
Perlengkapan bayi
49
Benar-benar gila
50
Api yang berkobar
51
Berusaha menebak
52
Jadi suami-istri dulu
53
Nikah dulu sama gue
54
Nanti jadi janda
55
Suami Istri & Anak
56
Bian kena marah
57
Ditakdirkan saling menjaga
58
Ketakutan Syafa
59
Jangan sentuh Syafa!
60
Perlakuan manis Bian
61
Kecebong dan Kampret
62
Rekaman CCTV
63
Mega pelakunya?
64
Ada yang aneh
65
Kalian akan aman
66
Berpencar
67
Syafa diculik
68
Menjerit kesakitan
69
Menemukan Syafa
70
Debaran jantung Syafa
71
Menjadi canggung
72
Jadi gue cantik? (Syafa)
73
Valid no debat
74
Mendiamkan Bian
75
Nikah sama gue? (Bian)
76
Menanti ulang tahun Bian
77
Bertengkar hebat?
78
Terus mencari masalah
79
Happy birthday Bi
80
Perayaan ulang tahun
81
Pelukan Bian
82
Abi-Umi?
83
Para Emak-Emak
84
Sekolah khusus kepekaan
85
Ngga punya kandang
86
Mengungkapkan perasaan
87
Natural dan manis
88
Tetap cantik (Bian)
89
Pipi gadis cerewet
90
Biasanya berakhir cinta
91
Kekesalan Bian
92
Kadang-kadang rindu
93
Penjagaan Bian
94
kenangan malam minggu
95
Andaikan....... (Syafa)
96
cukup gue (Syafa)
97
Membuatnya nyaman
98
Menang nih Bian (Luthfi)
99
Tetaplah bersamaku
100
Boleh peluk ngga?
101
Label putri dingin
102
Pasangan paling romantis
103
Senyum dari Syafa
104
Bergandengan tangan
105
Bertingkah menyebalkan
106
Untung sayang (Syafa)
107
Udah main KDRT
108
Ngga boleh luluh
109
Berdua di kamar
110
Gue akan nikahin lo
111
Menikahlah (Luthfi)
112
Belum Siap kehilangan
113
Menyatukan karakter
114
Terjadi Sesuatu
115
Tersenyum hangat
116
Calon pengantin
117
Bau-bau bucin
118
menaklukkan hati istri
119
Esnya membeku lagi
120
Pernikahan Syafa dan Bian
121
SAH!!!!!!!
122
Mencium pipi
123
Suamiku mulai romantis
124
Malam pertama
125
Pengen banget ketemu?
126
Bibir merah jambu
127
Cantik! (Bian)
128
Mencintai istrinya
129
Cemburu? (Syafa)
130
I love U suamiku
131
Perlakuan manis Syafa
132
Suka panggilan itu
133
Kembali merah merona
134
Aku butuh Syafa
135
Status jomblo
136
Kisah memilukan
137
Ngga mau ngaku
138
Melepaskan kerinduan
139
Pacaran setelah nikah
140
Tiap hari juga gue mau
141
Aku sayang sama kamu
142
Panggil sayang
143
Berbalik menggoda
144
Anak siapa sih ini?
145
Berarti tanpa disadari
146
Demi liat kalian bahagia
147
Kehidupan pernikahan
148
Pengakuan (Syafa)
149
Tingkah menyebalkan Syafa
150
Rezeki ngga akan kemana
151
Sekalian buat anak
152
Terlalu cantik (Syafa)
153
Suami-istri yang bego
154
kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155
Bian jadi makin perhatian
156
Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157
End (Sampai jumpa lagi readersku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!