Tak terasa pengajian itu selesai para ibu-ibu mengantri bersalaman dengan Umi, sedang aku berdiri di sebelah Umi karena permintaan Umi.
Banyak ibu-ibu yang sepertinya terkesan dengan ku tidak sedikit mereka mengatakan bahwa wajahku ini cantik aku cukup terkesan dengan ibu-ibu yang menerima ku dengan baik di pengajian itu, namun hal itu tidak bertahan lama ketika ada seorang ibu-ibu yang menyalami Umi dan berkata
"Aduh Umi jadi juga Ali menikah dengan Mbak Selly mana sekarang Mbak Selly nya udah berhijab pula jadi tambah pangling" ucap ibu itu tanpa memahamkan wajahku
Entah perkataan Ibu tadi sangat menusukku sebenarnya seberapa dalam hubungan Selly dengan keluarga Mas Ali.
"Maaf Bu ini memang mantu saya tapi bukan Selly yang dinikahi Ali, ini Zahra menantu tercinta saya istri Ali" jelas Umi sedikit kurang nyaman dengan perkataan Ibu itu
"Oh ini Neng Zahra to maaf Neng Ibu kira Neng Selly maafin Ibu ya" kata Ibu itu
"Iya Bu tidak papa saya maklum kok" jawabku sopan
Setelah semua orang pergi berlalu aku dan Umi masuk mobil dan ku lajukan mobil menuju rumah. Aku terdiam masih terniang kata-kata ibu tadi yang mengira ku Selly wanita yang dicintai mas Ali.
"Nduk masih mikirin ucapan ibu-ibu tadi ya ? " tanya Umi membuyarkan lamunan ku
"Emm enggak kok Umi Ra nggak lagi mikirin apa-apa" jawabku seolah-olah kuat
"Syukurlah, Selly itu anak dari teman Abah yang memiliki perusahaan tempat kerja Ali, sebenarnya keluarga kita memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Selly karena pertemanan Abah tersebut, dulu Ali pun jadi berteman dekat dengan Selly, Ali suka banget ceritain tentang Selly, katanya sih dia sudah nembak Selly berkali-kali tapi Selly nya menolak, Umi sih bersyukur karena Umi sendiri kurang suka dengan Selly, karena dia masih mengumbar auratnya, sopan santunya kurang, dan lebih mementingkan karir dibanding keluarganya atau kodratnya sebagai seorang wanita. Katanya sih sebelum menikah dengan mu pernyataan Ali di terima oleh Selly tapi setelah Umi bilang sama Ali kalau Umi pengen punya mantu kamu Ali langsung mengiyakan dan memutuskan Selly .." penjelasan Umi yang membuatku mengangguk-anggukkan kepala.
Aku senang melihat Umi yang begitu bahagia saat menceritakan akan hal itu, tapi bagaimana jika Umi tau yang sebenarnya, tau kalau ini hanya sebuah kebohongan, sebuah drama yang diciptakan anak kebanggaannya sendiri yaitu Mas Ali.
"Oh iya Umi tadi waktu Ra mengantar dokumen mas Ali ke kantor, Selly titip salam buat Umi katanya kangen sama masakan Umi" ucapku
"Iya sayang terimakasih" jawab Umi.
...
Beberapa saat kemudian aku dan Umi sampai di rumah. Aku dan Umi pun turun dari mobil dan aku langsung meminta izin pada Umi untuk langsung ke kamar.
"Umi Ra langsung ke kamar ya" ucapku
"Iya sayang, tapi jangan lupa nanti ba'da ashar ikut sima'an Al-Qur'an bil Ghaib ya Nduk" kata Umi
"Iya Umi, ingsyaallah .." jawabku
Aku masuk ke kamarku kemudian mencuci kaki, tangan, dan wajahku lalu mengganti baju setelah itu ku baringkan tubuh ku yang terasa sangat lelah di kursi santai yang berada diperpustakaan milik Mas Ali. Sejenak mataku tertutup dan tak terasa aku terlelap.
...
Tok tok tok
Sebuah suara ketukan pintu yang sangat jelas terdengar di telingaku. Siapa yang berada di balik pintu itu pikirku.
"Nduk kamu didalam? “ suara yang tak asing di telingaku ya itu adalah suara Umi
Aku terbangun dari tidurku astaghfirullah aku punya janji sima'an Al Qur'an Bil Ghaib sama Umi.
"Iya Umi Ra di dalam" sahut ku sambil membukakan pintu.
"Loh kok belum siap-siap" tanya Umi
"Iya Mi maaf tadi Zahra ketiduran di perpustakaan" jawabku merasa bersalah pada Umi
"Iya nggak papa sekarang buruan siap-siap nanti nyusul ke asrama putri ya" ujar Umi
"Iya Umi" kataku
Tak berlama-lama aku bersiap diri dan berjalan menyusuri setiap ruang asrama putri menuju aula yang berada di ujung asrama tersebut.
Ku dengar lantunan ayat suci Al Qur'an yang di bacakan Umi sangat merdu. Aku masuk ke pintu aula itu dan para santriwati memberiku jalan untuk duduk di barisan paling depan.
Setelah aku duduk aku mendengarkan setiap lafadz yang dibaca Umi sepertinya itu akhir juz 15. Ku cari dalam Al-Qur'an ku dan ketemu.
Tidak lama kemudian Umi selesai membaca Al Qur'an juz 15. Tiba-tiba Umi membuka sebuah percakapan yang membuatku terbelalak.
"Kemarin kan Umi sudah janji hari ini sima'an Bil Ghaibnya kita khatamkan satu hari, Umi baru baca separuh Al-Qur'an sudah ngos-ngosan, kalau bacanya diterusin sama orang kepercayaan Umi bukan Umi gimana? “ tanya Umi pada para santriwati
"Iya Umi ndak papa kasian Umi juga" ucap beberapa santriwati yang ada di aula itu
"Ya udah kalau gitu, sini Nduk kamu terusin sampai juz 30 ya" panggil Umi pada ku
"Saya Umi? “ tanyaku
"Iya mantu kesayangan Umi" sahut Umi
"Tapi ra kan bukan ... " belum sempat aku selesai mengatakan yang ingin ku katakan Umi menghampiriku
"Nduk Umi tau kamu sudah khatam 30 juz bil ghaib, tapi kamu menyembunyikannya pada kita semua, Umi pun tidak tahu jika bukan Ulfah yang memberitahu Umi kemarin" jelas Umi
Bu Ulfah adalah bu nyai ditempat aku mondok memang benar apa yang dikatakan Umi tentang ku, aku memang sudah menghafal 30 juz dari isi Al-Qur'an, tapi tak pernah aku tunjukkan hal itu pada satu orang pun kecuali pada Ayah dan Bunda, aku selalu mengaku bukan hafidzoh karena aku tidak mau niat ini menjadi melenceng jauh dari perintah dan ajaran-Nya.
(Saat aku mengenalkan diri memang saat itu aku belum mulai menghafal Al-Qur'an tapi setelah semester 2 aku mulai menghafalnya).
"Tapi Umi Zahra takut" kataku pada Umi
"Nggak papa sayang dari sedikit demi sedikit, sesuatu yang baik, niatnya sudah baik nanti pasti akan di terima baik juga sayang" jelas Umi memantapkan hatiku
Dengan perlahan Umi menuntun ku menuju panggung depan dimana Umi duduk tadi kemudian aku mulai membaca ayat per ayat dari Al-Qur'an Juz 16 itu dan selasai sampai juz 30.
Aku tak menyangka aku dapat menyelesaikannya. Aku pun memeluk Umi dan berterima kasih padanya.
"Terima kasih Umi telah mendukung ku telah memberi semangat untu Ra, tapi tolong rahasiakan ini dari mas Ali ya Mi.." ucapku sembari meneteskan air mata
"Iya sayang ku" kata Umi dengan mengelus-elus kepalaku.
...
Adzan Isya' sudah berkumandang namun sampai sekarang Mas Ali belum juga pulang, apa dia sedang lembur batinku.
Aku menyiapkan makanan di meja untuk makan malam.
"Loh Ali mana Nduk" tanya Abah
"Belum pulang Bah" jawabku
"Masih kerja ? dia lembur ya ? " tanya Abah
"Iya Bah mungkin mas Ali sedang lembur" ucap ku
"Lah nggak ngabarin kamu to Ra" sahut Umi
"Tidak Umi" jawabku
..
Setelah makan dan membereskan meja makan aku langsung menuju kamar ku. Kulihat telpon genggam ku barang kali Mas Ali memberi ku kabar tapi tak ada satu notifikasi pun yang masuk.
Aku putuskan untuk menunggu kepulangan Mas Ali dengan ditemani satu buku novel kesukaanku. Tak lama kemudian pintu kamar pun terbuka dan orang yang ada di baliknya adalah Mas Ali yang sedari tadi aku tunggu.
"Ehh Mas sudah pulang, lembur ya ? " tanyaku ramah tapi Mas Ali diam
"Mas mau mandi biar aku siapin air hangatnya? “ tanya ku lagi tapi Mas Ali tetap diam
"Mas, kalau Mas mau lembur kabarin dong biar Umi sama Abah juga aku tidak ...... " belum sempat aku melanjutkannya Mas Ali menghentikan ocehan-ocehan pertanyaan ku
"Stop, apasih mau mu, trus kenapa tadi pagi kamu pergi ke kantor ku" tanyanya dengan suara dengan nada yang agak tinggi
"Emm maaf Mas aku tidak berniat apa-apa" jawab ku takut
"Kamu nggak mikir kalau kamu kesana akan menyakiti hati Selly ? hah ? nggak mikir kamu" ucapan yang di lontarkan Mas Ali semakin tinggi dan membuat ku semakin sakit hati, dia membela perasaan wanita lain sedang aku yang istrinya sendiri hatinya dibiarkan berantakan tak karuan
"Mas kamu lebih memikirkan hati Selly ketimbang aku istri kamu sendiri? “ tanyaku memberanikan diri
"Ya iya lah, terus kenapa aku harus mementingkan perasaan mu sedang sedikitpun cinta ku tidak ada untuk mu ! " serunya semakin menyakitiku
"Kamu tega Mas ? " tanyaku lagi
"Udah kamu nggak usah nelunjak, nggak usah mikirin kehidupan pribadi ku .. " perintahnya
Aku hanya tak bisa fikir dengan ucapan-ucapan suami ku. Teganya dia menyakitiku hanya untuk membela wanita yang seharusnya sudah menjadi masa lalu.
Malam ini aku tidur seperti biasa tapi yang membedakan aku tak bisa berhenti mengeluarkan air mata yang terus mengucur deras dari mataku. Ku tarik selimut untuk menutupi wajah ku dan tak terasa aku sudah terlelap dalam mimpiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Huzaima Moh Arif
ko seorg Gus bgtu yah,,tdk menerima takdir,,malahan nyalahin istri lg,,hhh
2021-04-12
1
Syakira
suami gk punya perasaan bget
2021-02-07
2