"Ingat ya Al kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, kamu sudah beristri pikirkan perasaan istrimu" kata wanita itu
"Aku tidak mencintainya aku hanya mencintai mu" kata Mas Ali
Tak mau mendengar kata-kata Mas Ali yang lebih menyakitiku lagi ku hapus air mata yang telah mengalir di pipiku dan aku memanggil Mas Ali.
"Mas Ali" panggilku sambil berjalan mendekatinya ku lihat pembicaraan diantara mereka berakhir dan aku lihat wajah tak nyaman Mas Ali melihat ku dan wajah bersalah wanita itu.
"Maaf Mas aku datang kesini tiba-tiba pasti kamu kaget ya, tadi aku sudah menghubungi kamu tapi kamu tidak membalasnya jadi aku langsung kesini aja, aku cuma mau ngasih dokumen kamu yang tertinggal di ruang makan tadi." ucapku nerocos tanpa jeda
"Iya terima kasih maaf telah merepotkan mu" kata Mas Ali datar beda dengan kata-kata yang diucapkan kepada wanita yang ada di sampingnya itu
"Oh ini pasti istrinya Al ya ? wah cantiknya perhatian pula Al beruntung sekali mendapatkan kamu, selamat ya atas pernikahannya .." kata wanita itu
"Iya sama-sama terima kasih" ucapku lembut
"Oh ya perkenalkan nama ku Selly temanya Al sejak SMA" ucapnya sambil mengulurkan tangan
"Salam kenal nama ku Zahra" kata ku sambil menyalami uluran tangannya
"Emm Zahra kita ngopi-ngopi sebentar yuk disini ada bar kopi enak banget loh" ucap Selly memberi tawaran padaku
"Aduh maaf banget Selly lain waktu saja ya, soalnya aku buru-buru mau nganter Umi pengajian jadi nggak bisa lama-lama disini" mana mungkin aku tahan ngobrol bersama wanita yang di cintai suami ku pasti itu akan menyakitiku, toh tadi Umi juga sudah pesan kalau aku diminta mengantar ke pengajian bulanan Umi.
"Ohh ya udah ngga papa, aku titip salam saja pada Umi bilangin aku kangen masakan Umi" katanya yang entah membuat hatiku teriris, seakrab itu ya Umi dan Selly
"Tentu akan ku sampaikan. Aku pulang dulu ya Mas assalamu'allaiku" aku menyalami tangan Mas Ali dan mencium punggung tangannya kemudian ku beri sebuah senyuman pada Selly dan aku berlalu meninggalkan mereka berdua.
..
Ya Allah apa yang hendak kau perlihat kan lagi pada ku sedikit demi sedikit aku melihat sisi dari suami ku yang tak ku duga-duga.
Aku menginjak gas mobil dan melaju sedikit cepat karena hampir saja aku telat mengantar Umi ke pengajian rutinannya, sepertinya aku terlalu lama di kantor Mas Ali tadi.
Tidak lama kemudian aku sampai di rumah dan aku turun dari mobil langsung menjumpai Umi.
"Assalamu'allaikum maaf Umi Ra telat ya pulangnya" tanya ku gugup
"Enggak sayang ini juga masih setengah jam lagi pengajiannya, nanti perjalanannya cuma lima belas menit kok jadi kamu nggak telat" kata Umi dengan lembut
"Syukurlah, mau berangkat sekarang Umi? " tanyaku
"Iya sayang ayo berangkat" ajaknya
Aku membukakan pintu mobil untuk Umi, setelah Umi masuk aku menutup pintunya dan berjalan menuju kursi kemudiku. Setelah berjalan beberapa saat Umi membuka percakapan.
"Nduk kapan nih Umi dapat cucu dari kamu dan Ali" tanya Umi yang membuat ku terbelalak pertanyaan tak tak ingin ku dengar dari mulut siapa pun
"Ingsyaallah Mi kalau Allah percaya sama Zahra dan Mas Ali" jawabku
"Nduk Umi ini sudah tua rasanya sudah nggak kuat ngelola pesantren putri sendiri, mau nggak kamu bantu Umi ngelola pesantren putri, nanti biar pesantren putra Abah dan suami mu yang ngelola" kata Umi
"Dengan senang hati Umi jika Ra bisa membantu Umi, tapi Ra kan belum mempunyai pengalaman sedikit pun dalam hal itu Umi .. " jawabku
"Kamu kan pinter terus sudah lulus kuliah pernah mondok juga belum pengalaman dari mananya nanti biar Umi yang ngomong sama Ali kalau Abah sudah Umi kasih tau dan Abah malah mendukung 100%" kata Umi meyakinkan ku
"Kalau begitu mohon dibimbing ya Mi" ucapku lirih
"Iya sayang terima kasih sudah mau membantu Umi" kata Umi
..
Tak terasa kita telah sampai di tempat pengajian tersebut. Di situ aku melihat banyak sekali jamaah Umi.
Aku mendengarkan setiap ceramah Umi yang menjelaskan tentang kewajiban istri untuk selalu mentaati perintah suaminya, kemudian pentingnya izin dari suami, pentingnya ridho dari suami dan cerama Umi diakhiri dengan sebuah cerita tentang seorang istri yang sangat patuh pada suaminya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ketika Rasulullah SAW masih hidup, tersebutlah seorang istri yang shalihah. Wanita setia ini begitu taat serta setia terhadap suaminya. Suatu hari, suaminya pergi berjihad untuk agama, sang suami hendak pergi memenuhi panggilan suci untuk berjihad dirinya beramanat pada istrinya
“Istriku tersayang yang kucintai, aku akan pergi untuk berjihad meninggikan kalimat-kalimat Allah, sebelum aku kembali pulang dari berjihad, kamu jangan pergi kemanapun dan jangan keluar dari rumah ini”.
Setelah berpesan demikian pada istrinya, berangkatlah si suami menuju medan jihad.
Beberapa hari kemudian, datanglah seseorang kepada wanita tersebut yang mengabarkan bahwa ibunya sedang sakit parah. Orang yang diutus tersebut mengatakan pada wanita sholihah itu untuk segera menjenguk ibunya.
“Ibumu saat ini sedang sakit keras, jenguklah dia sekarang”
Dengan gelisah wanita tersebut menjawab; “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, bukannya tidak mau menjenguk, tapi saya dilarang keluar rumah sebelum suami saya pulang, tolong sampaikan permohonan maaf dan salam saya pada Ibu”. Dan si utusanpun pulang tanpa membawa wanita tersebut.
Malam berlalu dan suami yang berjihad belum juga pulang. Keesokan harinya datang kembali seorang utusan yang mengabarkan bahwa ibu wanita tersebut meninggal dunia. Betapa sedih perasaan wanita sholehah ini, air matanya berlinang mendengar kabar ibu yang dicintainya telah pergi untuk selama-lamanya, bahkan disaat terakhirnya dia tidak berada disampingnya.
Utusan tersebut berkata “sekarang Ibumu telah tiada, datanglah untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum beliau akan dikebumikan hari ini”. Namun istri yang shalihal ini sambil mengangis tersedu menjawab “Bukannya saya tidak mencintai ibu saya, tapi saya memegang amanah suami saya untuk tidak keluar rumah hingga dia pulang dan memberi saya izin”.
Dengan berat utusan tersebut pulang. Mungkin karena kesal dan heran dengan sikap wanita tersebut yang tidak mau datang walaupun ibunya sakit keras hingga meninggal dunia, si utusan pun akhirnya mengadukan permasalahan ini kepada Rasulullah SAW.
Dengan nada sedikit kesal ia berkata kepada Nabi SAW “Wahai Rasulullah, wanita itu sangat keterlaluan, dari mulai ibunya sakit hingga meninggal dunia dia tidak mau datang untuk menemui ibunya”
Rasulullah SAW bertanya “Kenapa dia tidak mau datang menemui ibunya?”
“Wanita itu mengatakan bahwa dia t idak mendapat izin untuk keluar rumah sebelum suaminya pulang berjihad” Jawab utusan yang mengadu ke Rasulullah SAW tersebut.
Lalu Rasulullah SAW tersenyum, kemudian Beliau berkata “Dosa-dosa ibu wanita tersebut diampuni oleh Allah SWT karena dia mempunyai seorang puteri yang sangat taat terhadap suaminya”.
Itulah kisah seorang istri yang sholehah yang patuh dan taat kepada suaminya yang pada akhirnya mampu mengantarkan ibunya ke surga karena dosa-dosa ibunya telah di ampuni oleh Allah SWT lantaran memiliki anak yang sholehah, taat kepada suami.
Dalam kalangan pesantren, kisah diatas sangat populer, karena kisah ini tertulis pada salah satu Kitab karya Syaikh Nawawi Al-Bantani yakni Kitab Uqudulujian, salah satu kitab terpopuler yang membahas tentang tata cara hidup berumah tangga secara islami.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cerita yang disampaikan Umi membuat hati ku terenyuh sungguh hebat sekali wanita itu. lalu bagaimana dengan ku ?. Apa aku harus selalu menaati suamiku yang menginginkan ku melakukan kebohongan dengan pernikahan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments