Siang itu Mas Ali menghampiriku yang sedang berada dikamar.
"Kamu siap-siap nanti sore kita pulang, beresin semua baju-baju mu tapi sewajarnya saja aku tunggu di ruang tamu jangan lama-lama aku tidak suka menunggu" katanya
"Iya Mas, aku akan segera kemas-kemas" kataku
"Bagus" jawabnya
"Apa nggak bisa ya kalau di sini satu malam lagi" kataku sedikit memberanikan diri
"Nggak bisa aku besok sudah mulai kerja dan semua berkas-berkas ku ada di rumah, lagian lusa Mbak Hanum udah harus balik Pekalongan jadi hari ini juga kita harus pulang" jelasnya
(ngomong-ngomong setelah lulus kuliah Mas Ali langsung bekerja di salah satu perusahaan teman Abah, dia menjadi manager di sana sedangkan aku memilih untuk fokus menjadi ibu rumah tangga, ya sebenarnya ada orang yang memberi tawaran pekerjaan yang menarik karena aku merupakan salah satu mahasiswa lulusan terbaik, tetapi aku lebih memilih ingin menjadi ibu rumah tangga dulu toh nanti kapan pun juga aku bisa mencari pekerjaan ketika aku ingin bekerja untuk sekarang santai saja).
Aku mengemasi barang-barang ku juga barang-barang milik Mas Ali. Setelah selesai aku menuju ruang tamu di mana Mas Ali menunggu ku dan disana aku melihat dia sedang berbincang-bincang pada Ayah dan Bunda. Tak basa basi aku menghampirinya.
"Wah lagi asyik ngobrol ya ? " tanyaku
"Iya nduk suami mu ini klop banget deh sama Ayah Bunda" kata Ayah
"Iya syukurlah Yah" kataku sembari tersenyum
"Kamu udah siap sayang" tegur Mas Ali
"Sudah Mas barang-barang ku juga punya Mas sudah aku kemas" jawab ku
"Baik kalau begitu, Ayah Bunda kami pamit duluan ya maaf kami terlalu cepat pulangnya sebenarnya mau disini lama-lama tetapi izin yang di berikan kantor tidak lama, terpaksa besok sudah mulai kerja sedangkan berkas-berkas ada di rumah jadi kami berdua pamit pulang dulu nanti pasti sering-sering deh nengokin Ayah dan Bunda" jelas Mas Ali pada Ayah dan Bunda
"Iya Ayah dan Bunda mu juga paham kok, pokoknya Ayah cuma mau pesan satu sama kamu, tolong jaga anak semata wayang Ayah sama Bunda jangan sakiti hatinya, jika ada kekurangan pada dirinya lengkapilah tuntun dia hingga sampai ke jannah-Nya" pesan Ayah pada mas Ali yang membuatku tak dapat menahan air mata dan meneteskannya
"Iya Ayah Bunda Ali akan selalu berusaha menjaga hatinya Ali akan menuntunnya ke dalam syurga-Nya aamiin" janji Ali pada Ayah dan Bunda.
"Bagaimana kau akan menjaga hati ku sedang setiap perkataan mu juga perilaku mu selalu menyakiti ku, bagaimana kau akan menuntunku ke syurga-Nya jika kau tak pernah menjalankan kewajiban mu pada ku" ucapku dalam hati
Ku peluk Ayah dan Bunda. Sepertinya saat itu banyak bawang di ruang tamu hingga menjadikan pertumpahan air mata di sana.
"Ayah Bunda terima kasih untuk semuanya maafkan Ra belum bisa menjadi anak yang membanggakan sekarang Ra harus pergi ninggalin Ayah dan Bunda maafin Ra ya Bunda Ayah" uncapku dalam pelukan Bunda
"Tidak apa-apa sayang kamu tidak perlu minta maaf itu memang sudah kewajiban Ayah dan Bunda, kita berdua sudah sangat bangga kok sama Ra, udah jangan nangis lagi itu sudah ditunggu suami mu kasian kan nunggu lama-lama, ingat ya Ra kamu harus menjadi istri yang patuh dengan suami mu cari ridhonya dan bahagiakan hatinya" pesan Bunda padaku
"Iya Bunda itu pasti" jawab ku dengan menghapus air mata
"Ya udah kita duluan ya Bun Yah" kata Mas Ali
"Iya jangan lupa cepat kasih Bunda dan Ayah mu ini cucu" sahut Ayah
Aku dan Mas Ali hanya menanggapinya dengan senyuman. Aku bertanya-tanya dalam hati bagaimana mungkin aku memberinya cucu sedang tidur pun kita tidak seranjang. Tak bisa ku bayangkan bagaimana perasaan Ayah dan Bunda jika tau semua ini.
Aku dan Mas Ali memasukkan barang-barang kita ke mobil aku duduk di sebelah kiri Mas Ali. Ku tatap Bunda dan Ayah yang sepertinya masih setengah rasa untuk melepas ku, aku melambaikan tangan ku pada mereka dan kemudaian Mas Ali menginjak gas dan mobil yang kita kendarai pun melaju.
"Terima kasih sudah membantu ku di depan orang tua mu, aku mohon lakukan hal ini juga didepan orang tua ku" ucap Mas Ali mengawali pembicaraannya di mobil
"Iya, tapi sampai kapan mas ?, aku juga tidak tahan jika terus menerus seperti ini, hatiku sakit Mas" kataku
"Entah aku pun tidak tahu, jika kau mengatakan hatimu sakit apa bedanya dengan ku, aku lebih sakit karena aku harus menikahi mu dan mengorbankan hubungan ku dengan orang yang sangat aku cintai Selly, asal kamu tau Selly memutuskan ku karena aku menikahi mu" kata-katanya yang sangat menyakitiku
"Kenapa kau salahkan aku dalam hal ini Mas, kenapa kau tak menanyakan hal ini pada dirimu sendiri, kenapa kau mau menikahi ku sedang kau tak mencintai ku, seharusnya kau bisa mengambil keputusan untuk itu Mas" ujarku
"Sudah ku bilang itu karena Umi" jawabnya tegas
"Dan sudah berapa kali ku bilang Mas itu bukan alasan. Umi tidak akan memaksa mu jika kau tak menginginkan menikah dengan ku" ucapku lirih
"Sudah aku malas membahas soal ini, dan aku tak mau berdebat dengan mu, aku hanya mengingatkan sembunyikan ini dari semua orang, aku nggak mau ada satu orang pun yang mengetahui hal ini" perintahnya
"Terserah kamu Mas jika itu keinginan mu aku turuti tapi ingat Mas Allah tidak menyukai hal ini" tutur ku menutup percakapan kita di dalam mobil
Ku arahkan wajahku ke luar mobil ku amati setiap tempat yang ku lalui entah mengapa hati ini tersa sangat sakit, Mas Ali menyalahkan ku tentang hubungannya, apa sungguh tak ada celah bagi ku untuk masuk kedalam kalbu mu Mas ?.
Setelah beberapa jam perjalanan menuju rumah Mas Ali akhirnya sampai juga. Di sana kita sudah disambut oleh Umi, Abah, Mbak Hanum, Akbil, dan juga suami Mbak Hanum Mas Hanafi. Sesaat rasanya senang sekali.
Sebelum aku hendak turun dari mobil Mas Ali memegang tangan ku, itu membuat hatiku semakin bahagia namun momen itu terbuyarkan dengan kata-katanya.
"Ingat apa yang tadi aku ucapkan, aku nggak mau mereka curiga, kita harus semaksimal mungkin membuat mereka percaya kalau kita bahagia juga saling mencinta" katanya dengan nada serius
"Iya mas aku akan menuruti perintahmu, aku paham nggak mungkin juga aku menyakiti hati Abah dan Umi" timpalku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
x'
merasa paling tersakiti? jika memang seperti itu, seharusnya anda tidak memulai semua ini. anda seorang lelaki dan juga seorang suami, membuat hati istri terluka sampai dia meneteskan air mata sama halnya kau membuat ibumu terluka.
2022-02-26
0
Queen M
gmna zahra gk nangis q aj yg bca nangis jangan kan zahra nya
entah q ny yg bapran ato novel ny yg bnyk bwang
2021-05-25
1