Aku terbangun jam tiga dini hari aku menyikapkan selimutku menurunkan kaki ku ke lantai dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat tahajud yang sudah menjadi rutinitas ku setiap hari.
Setelah di dalam kamar mandi aku teringat kata-kata suami ku yang diucapakan tadi malam, tak bisa ku bendung rasa sakit ini masih sangat terasa. Ku tatap wajah ku yang terlihat sembab dan mataku yang membengkak dalam cermin.
"Sebegitu teganya kamu dengan ku Mas, kenapa kau melakukan semua ini jika kau tidak mencintai ku, jika itu alasannya Umi itu bukan sebuah alasan Mas, kenapa kau menjerat ku dalam hubungan yang menyakitkan ini .." ucapku pada diriku sendiri dengan nada lirih
Tak mau berlama-lama di kamar mandi aku segera mengambil air wudhu dan segera keluar dari kamar mandi, pandangan ku tertuju pada laki-laki yang tertidur pulas di sofa dengan langkah yang pelan aku mendekatinya, ku amati betul sedari bahunya hingga wajahnya yang tampak kelelahan.
"Kamu tau bahu ini telah memikatku, aku terpikat sedari awal melihat mu 'OSPEK' iya sedari itu, kau tau berapa sakit yang kurasa selama kau belum menjadi milik ku, banyak sekali mulai dari kau berpasangan dengan dia dia atau dia yang lainnya, dan sekarang kau sudah menjadi milik ku tapi kau malah memberiku sakit yang lebih dari penantian panjang ku karena hanya ragamu yang menjadi milikku bukan hati mu. Suami ku satu pertanyaan yang selalu ku ulang-ulang kenapa kau menikahi ku ? kenapa kau tak membiarkan ku bahagia dengan teman mu yang dulu mempunyai niat untuk hidup bersamaku ?. Aku paham betul Allah mengabulkan doa ku untuk memilikimu dan bersanding dengan mu, namun aku lupa untuk berdoa agar kau juga mencintaiku .." kataku lirih sembari mengelus bahu dari Mas Ali
Tak berfikir lama aku menghapus air mata ku yang berlinangan, ku beranikan diri untuk membangunkan Mas Ali untuk sholat bersama.
"Mas bangun sudah jam 03.15 WIB kamu mau sholat dulu nggak?" ucapku yang membuat tidurnya terganggu
"Emm iya, terima kasih sudah membangunkan ku, kamu sholat dulu aja nanti aku menyusul" katanya sembari berlalu menuju kamar mandi
"Maaf Mas nggak sholat berjamaah saja ? “ tanyaku
"Enggak dulu ya" jawabnya
Aku merasa sakit ketika mendengar jawabannya, sebegitu tak maunya Mas Ali dengan ku. Aku memutuskan untuk sholat dan di tengah-tengah sholat aku tak kuasa menahan rasa sakit, sedikit pun tak terbayangkan kehidupan setelah pernikahanku akan seperti ini.
Beberapa saat kemudian Mas Ali keluar. Dia melihatku mengulap air mata yang terus mengalir keluar setiap terniang kata-kata yang Mas Ali ucapkan tadi malam.
"Kamu kenapa? sakit? " tanyanya
"Nggak mas tadi cuma kelilipan" jawabku, dalam hati aku berkata iya hati ku yang sakit Mas
"Oh ya udah lain kali hati-hati, aku sholat dulu" ucapnya sambil berlalu
Aku mengamati Mas Ali sebentar kemudian aku mengabil Al-Qur'an yang berada di rak buku gantungku. Aku mulai membaca Surah Ar-Rahman, disambung dengan Surah Al Khafi. Tak lama kemudian azan subuh pun berkumandang aku hendak mengajak Mas Ali untuk sholat berjamaah namun sebelum aku mengatakannya Mas Ali sudah mengurungkan niat ku.
"Aku sholat di masjid sama Ayah ya, kamu sholat sendiri aja dulu" katanya
"Emm iya mas" jawabku lirih
Dari situ aku berfikir bahwa Mas Ali tak ingin sholat berjamaah dengan ku. Aku memutuskan bahwa tidak akan sekali-kali meminta sholat berjamaah bersamanya lagi.
Setelah pulang dari masjid Mas Ali mandi, aku menyiapkan baju ganti untuknya. Kemudian aku menuju dapur untuk membuat sarapan bersama Bunda.
"Pagi Bunda, Bunda sekarang mau masak apa ? " tanyaku pada Bunda
"Bunda mau masak tumis, sop, tempe goreng, ayam goreng" kata Bunda
"Banyak banget Bun, sini biar aku bantu Bun" ucapku pada Bunda
"Eh pengantin baru udah sana duduk manis kamu pasti capek kan? " katanya
"Nggak Bun timbang masak ginian mah kecil buat Ra" jawabku
"Aduh tak terasa ya nduk kamu udah besar, udah punya keluarga sendiri, nanti kalau kamu tinggal di rumah Ali, Bunda sama Ayah pasti kesepian" ucapnya lirih
"Nggak dong Bun nantikan Ra bakalan sering-sering nengok Bunda sama Ayah" kata ku menghibur Bunda
"Ehh matamu kok sembab Ra" tanya bunda yang mulai sadar dengan mataku yang sudah ku usahakan agar Bunda tidak menyadarinya
"Iya wajar kan Bun kan kemarin acaranya lama terus tadi malem tu Ra nggak bisa tidur jadi sembab deh, udah ayo masak Bun" alasan ku
...
Setelah selesai masak aku dan Bunda menyiapkannya di meja makan. Aku melihat Mas Ali dan Ayah sedang ngobrol di teras depan, mereka seperti sangat akrab sekali aku berfikir apa ini juga sebagian dari sandiwara yang dibuat Mas Ali.
Bunda memperhatikan ku yang sedang menatap Mas Ali dan Ayah.
"Udah nggak usah di liatin terus nggak akan ilang kok. Panggil aja kesini kan ini semua sudah siap" goda Bunda
"Iya Bun" jawab ku
Aku menghampiri Mas Ali dan juga Ayah yang sedang tertawa bahagia bersama-sama, dalam benak ku muncul satu pertanyaan lagi apa ini akan terus bertahan jika Ayah dan Bunda mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Ayah, Mas, ayo sarapan dulu itu makanannya sudah siap semua" ucap ku
"Ohh iya sayang, ayo kita sarapan" kata Mas Ali sambil merangkul pundakku
"Haduh disimpen dong mesra-mesraannya hahhaha" goda Ayah
"Hahahha maklum kan Yah pengantin baru" jawab Mas Ali
Aku, Ayah, Mas Ali, dan juga Bunda duduk di kursi meja makan aku mengambilkan nasi dan juga lauk untuk mereka.
"Emmm enak baget Bunda ayam gorengnya wahh rasa restoran banget Bun Ali mau tambah boleh?" memuji Bunda
"Boleh banget dong, ni kamu mau yang mana, ngomong-ngomong ini tu yang masak Zahra istri kamu dia memang jago masak apa lagi kalau masak ayam goreng wah pokoknya Ayah kamu ini nggak bisa berhenti ngunyah Al" kata Bunda
Sekejap Ali memandangku kemudian berkata
"Kamu yang masak sayang ? wah top banget istri ku ini, besok-besok masak ayam goreng lagi ya sayang kalau bisa setiap hari masaknya" ucapnya
Mas Ali memang pencinta ayam goreng, tapi kata-kata manis yang terucapkan Mas Ali pagi ini bukan membuat hati ku berbunga melainkan tersayat lebih sakit.
Pernikahan yang diawali dengan kebohongan seperti ini ? Astaghfirullah ampuni kami ya Allah mohon sadarkanlah suami ku dan berikan rasa sayang dihatinya hanya untuk ku ya Allah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
x'
lambemu
2022-02-26
0
Kiky Kurnia Arma
sedih yah jadi zahra
2021-05-12
1
Puji Rahayu
disini jadi paham kalau d'oa kudu lebih spesifik
2021-01-19
4