Aku memperhatikan setiap mahasiswa yang masuk berharap ada satu yang ku kenal, yah benar saja ku lihat Aliya masuk ke kelas ini, tak ku sangka kita sekelas untung lah aku jadi punya satu teman yang ku kenal.
"Hallo Ra" sapanya dengan ceria
"Assalamu'allaikum" kataku
"Hehheeh iya Bu Nyai wa'alaikumsallam" sebari duduk di samping ku
"Kemarin katanya kita nggak sekelas, kok kamu masuk sini" tanyaku
"Ya buat kejutan aja untuk kamu hehhehe" dengan nada cengengesannya
Malas dengan ocehan-ocehan Aliya aku melanjutkan kegiatan yang sempat terpotong akibat kedatangan Aliya, Yups melihat ke arah pintu dan memperhatikan setiap mahasiswa yang masuk.
Dan BOOM! tak ku sangka aku melihat bahu itu, dia berdiri di luar pintu aku berharap dia satu kelas dengan ku. Dan benar saja dia masuk kelas ku dan untuk pertama kalinya aku melihat wajah yang tersimpan di balik bahu yang ku kagumi.
"Manis " dengan sedikit senyum tipis
"Apa Ra ?, manis apanya" dengan nada keponya
"Apa sih, nih bolpen manis, mau? " kataku
"Ihh jorok kamu Ra" jawabnya
Tak berapa lama dosen pun masuk, mata kuliah pertama ini adalah Bahasa Inggris. Haduh aku lemah sekali dalam bidang ini, seperti biasa pertemuan pertama adalah perkenalan.
Diabsennya nama kita satu persatu dan sampailah pada nama laki-laki yang ku kagumi dari melihat bahunya itu.
"Hello guys !! How are you .. My name is Muhammad Ali Haidar you can call me Ali .. Blablabala" ucapnya
Aku tertegun melihatnya yang pandai mengucap setiap kata dalam bahasa Inggris. Dan untuk pertama kalinya aku mengetahui namanya Muhammad Ali Haidar.
"Ya Allah apakah kau memberiku kesempatan untuk besamanya" pekikku dalam hati
"Woy Anisa Az-Zahra ngelamun bae, Iku giliran kamu perkenalan" senggol Aliya yang membuyarkan lamunan ku
"Ehh iya Ya" jawabku
...
Hari demi hari perkuliahan berjalan. Aku masih selalu memperhatikan Ali yang semakin membuatku tertarik, tampak sebagian besar teman sekelas ku kurang suka dengan Ali karena sering memberi kritik yang kritis dan menyanggah hasil presentasi mereka.
Sering ku dengar kata-kata tidak suka yang dilontorkan di belakang Ali. Rasanya geram namun apalah daya aku tak mampu melawan teman satu kelas.
Hingga Aliya teman dekatku pun sering membicarakan rasa ketidak sukaannya pada Ali.
Sesekali aku hanya membelanya dengan cara menegur teman-teman ku agar tidak meng-ghibahnya, ya setidaknya agar aku tidak mendengar hal-hal buruk tentangnya lagi.
"Eh Ra kamu sebel nggak sih sama Ali, dia tu sok pinter terus sok ngeritik-ngeritik ngasih pertanyaan, pokoknya nyebelin nyusahin kelompok banget, hampir semua temen sekelas kita nggak suka lo Ra sama dia, kalau menunurutmu gimana ?" ocehan Aliya
"Ya menurutku biasa aja sih mau apa lagi kalau nggak nyanggah, ngeritik, ngasih pertanyaan. Masak harus diem ngalamun atau tidur, kalau aku sih biasa aja Ya apa sih yang harus direpotkan" jelasku
"Hahah kamu mah gitu Ra, bisa berfikir positif orang kamu pinter lah kita kalau dapat pertanyaan dari Ali udah pusing tujuh keliling" sahut Lisyani
"Bukan begitu tapi kan kita bisa tau dari pertanyaan itu ohh ternyata gitu to, kalau pertanyaannya udah standar-standar aja kapan kita berkembangnya" timpalku
"Iya sih, hebat emang temen kita yang satu ini kaya bidadari yang turun buat nenangin hati kita" ucap Lisyani
"Siapa dulu sohib gue" saut Aliya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Nafiatan
masih bertahan...
semangaat ...
2021-02-06
1