Hari-hari ku disibukkan dengan persiapan pernikahan itu. Ya bisa di bayangkan saja mempersiapkan pernikahan hanya dalam waktu tiga minggu. Banyak hal yang tidak sedikit membuat ku lelah.
Harus bolak-balik mengurusi ini itu. Melaksanakan pengajian menyebar undangan dan lain sebagainya. Dalam pikirku untung nikah cuma sekali kau berkali-kali bakalan nggak kuat nih.
Siang itu Umi Adiba mengajakku ke salah satu butik langganannya untuk memilih kebayan dan gaun untuk pernikahanku.
Umi sampai di rumahku dan duduk mengobrol dengan Ayah dan bunda. Tak lama kemudian Umi menghampiriku di kamar.
"Assalamu'allaikum nduk kamu udah siap ?" tanyanya dengan lembut
"Sampun Umi" jawabku
"Ya udah kalu gitu ayo berangkat" ajak Umi
Aku dan Umi pun berangkat menuju butik. Di dalam mobil kita sedikit berbincang-bincang.
"Sudah punya bayangan belum nduk mau yang kaya apa gaunnya" tanya Umi
"Pinginnya yang simple-simple aja Umi biar nanti nggak repot" jawabku
"Iya nduk, kamu pasti cantik pakai apapun wong dasare udah ayu kok" kata Umi
"Injih Umi matur suwun" kata ku
"Oh ya nduk nanti Ali datangnya agak terlambat katanya lagi mengurusi laporan akhir tahunan pondok kamu nggak keberatan kan ?" tanya Umi
"Mboten nopo-nopo Umi, Zahra tidak keberatan, itu juga pekerjaan penting" kataku
"Iya Abahnya tu udah mulai ngajarin dia biar bisa ngelola pondok, kalau bukan dia yang ngelola siapa lagi, orang Mbaknya ya udah sama suaminya" jelas Umi
Ali memiliki kakak perempuan bernama Mbak Hanum ia sudah menikah dan mempunyai satu orang anak laki-laki bernama Akbil dan suami Mbak Hanum juga seorang gus ayahnya memiliki pondok pesantren di Pekalongan nama suami mbak Hanum ialah Mas Hanafi gus sekaligus pengusaha batik terbesar se-Pekalongan.
...
Setelah setengah jam kita sampai di butik langganan Umi. Di situ sudah ada teman Umi yang bernama tante Anita pemilik butik tersebut.
"Assalamu'allaikum Jeng, selamat datang, akhirnya datang juga" sapa tante Anita
"Waalaikumsallam, iya Jeng maaf ya sudah nunggu lama" jawa Umi
"Santai saja Jeng, ehh ngomong-ngomong ini Zahra ya ? Calonnya Ali? " tanya tante Anita
"Iya Tante perkenalkan saya Zahra" sahutku
"Wah emang nggak salah pilih Ali Jeng, Calonya cantik sopan, idaman banget deh" kata tante Anita sambil memelukku
"Iya Jeng, oh ya ngomong-ngomong yang mana nih kira-kira kebaya atau gaun yang cocok dengan Zahra" tanya Umi
"Ohh ayo ikut aku biar aku tunjukin nanti tinggal milih aja" kata tante Anita
...
Sekirtar lima belas menit aku dan Umi memilih gaun-gaun dibutik tante Anita akhirnya aku memilih kebaya putih untuk prosesi akad kemudian aku dan Umi masih bingung memilih gaun untuk resepsi, tak lama kemudian Ali datang.
"Assalamu'allaikum, maaf Ali telat datangnya" sapa Ali
"Waalaikumsallam" jawab aku Umi dan tante Anita
"Aduh Al kok calonya istrinya dibiarin berangkat sendirian sama Umi sih, kamu malah nggak ndampingin" celetup tante Anita
"Heheh iya tante soalnya tadi baru ada urusan penting" jawab Ali
"Al ini Zahra sudah milih kebaya untuk akadnya menurut mu gimana ?" tanya Umi
"Bagus Mi simple" kata Ali
"Trus Umi sama Zahra masih bingung cari gaun untuk resepsinya, kalau yang ini gimana ?" Umi menunjukkan gaun besar yang sebenarnya aku tidak terlalu suka
"Jelek Mi biar aku carikan" katanya sambil memilih gaun-gaun yang dipajang berjejer
"Ini Mi Ali suka gaun ini, sepertinya cocok untuk Zahra" tegasnya sambil mengabil gaun simple berwarna light blue
Dalam hatiku berdesir apa ? Ali memilih gaun untuk ku ? Apa ? Gaun yang akan aku kenakan pilihanya ? Apa katanya cocok untuk ku ?.
Tak berfikir panjang tante Anita membungkus kebaya dan gaun itu. Dan kami pun pulang menuju rumah.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments