"Apa teman hewanmu bisa bersembunyi atau semacamnya ?" tanya Reyhan.
"Kenapa ? Ada masalah dengan temanku ini ?" tanya Xiu Juan polos, lalu ia turun dari punggung singanya.
"Tentu saja jadi masalah, jika warga melihat singamu berjalan-jalan di tengah kota, yang ada singamu menjadi buruan warga, bangsawan, bahkan kerajaan." kata Reyhan gemas melihat kepolosan Xiu Juan.
"Benar juga, selama ini aku selalu berpetualang, sudah lama sekali aku tidak masuk wilayah Kerajaan." jawab Xiu Juan sambil mengusap dagunya.
"Lebih baik kau yang masuk saja, aku lebih suka hidup di hutan. Tidak di seperti di Kerajaan yang selalu banyak aturan." lanjutnya.
"Lalu, kau akan pergi kemana ?" tanya Reyhan.
"Entahlah.., tapi tunggu aku punya sesuatu untukmu." jawab Xiu Juan sambil memberi sebuah batu hitam kepada Reyhan.
Reyhan pun menerima batu hitam itu. "Benda apa ini ?"
"Itu adalah batu keberutungan." jawab Xiu Juan tersenyum.
Reyhan sedikit terkekeh dan mengangguk kepalanya seakan ia mengerti. "Lalu setelah ini kau akan kemana ?"
"Aku ingin berpetualang lagi, kemungkinan aku akan menemukan harta karun." jawab Xiu Juan polos.
Reyhan sedikit tekekeh mendengar jawaban Xiu Juan. "Baiklah terserah padamu." Xiu Juan kembali menaiki punggung singanya.
"Kalau begitu aku dan temanku pergi ya, dan jangan sampai kau akan rindu padaku, kalo kau beneran rindu pun tak masalah." balas Xiu Juan tertawa sambil berlalu bersama singa besarnya.
Reyhan hanya terseyum tipis dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Perempuan aneh."
Reyhan pun menutup kepalanya dengan kain jubah merahnya, karena ada kemungkinan warga kota Kerajaan Wan akan paham dengan wajah. Reyhan melanjutkan perjalanan, ia telah memasuki kota Kerajaan. Disana ia melihat-lihat sekelilingnya, suasanan kota Kerajaan sepi, mungkin karena hari sudah mendekati tengahnya malam. Ia segera mencari penginapan.
.
.
Tak lama kemudian ia menemukan tempat penginapan yang masih terbuka. Ia segera masuk kedalam, tiba-tiba ada pelayan perempuan mendekatinya. Pelayan perempuan itu terlihat masih muda.
"Permisi tuan, apa tuan sedang mencari kamar untuk menginap ?" tanya pelayan itu sambil melirik-lirik kecil ke arah muka Reyhan, karena tidak begitu jelas wajah reyhan yang hampir tertutup kain jubah merahnya.
"Hm.." jawab Reyhan dingin sambil mengangguk kepalanya.
"Siapkan aku satu kamar, aku hanya menginap malam ini" lanjutnya.
"Baik tuan, mohon tunggu sebentar, saya akan mengambil kunci kamar yang kosong untuk tuan." jawab pelayan itu, Reyhan hanya mengangguk kepalanya.
Pelayan perempuan itu pergi meninggalkan Reyhan. Tak lama kemudian pelayan itu kembali dan mendekati tempat Reyhan berdiri menunggu.
.
.
"Mari tuan ikut saya, saya akan mengantar tuan ke arah kamarnya."
Pelayan perempuan itu berjalan menunjukan jalannya, Reyhan mengikutinya dari belakang. Tempat penginapan itu terdiri dari tiga lantai, saat ini pelayan itu mengantar Reyhan naik ke lantai 2 menuju kamar kosong yang kosong.
.
.
Setelah sampai dan berhenti di depan salah satu pintu kamar, pelayan perempuan itu membalik badannya dan menatap Reyhan. Ia memberi kunci kamar kosongnya kepada Reyhan.
"Ini kamarnya tuan." ucap pelayan itu sambil menunjuk ke arah pintu di dekatnya.
"Untuk satu kamar dan satu malam harga 1 koin emas." lanjutnya.
Reyhan langsung memberikan 2 koin emas, ia mengambil koin emas itu yang ia ambil dari cahaya ruang kekayaannya sebelum masuk ke tempat penginapan.
Pelayan itu terkejut setelah menerima dua koin emas. Padahal ia meminta Reyhan untuk membayar satu koin emas saja. Lalu pelayan itu melihat Reyhan dengan tatapan bingung.
"Ambil semuanya." kata Reyhan yang mengerti tatapan pelayan perempuan itu.
Pelayan perempuan itu tersenyum. "Terimakasih Tuan kalau begitu saya permisi."
Reyhan hanya mengangguk kepalanya, lalu ia segera membuka pintu kamar. Setelah di dalam ia menutup pintu kamar dan menguncinya. Reyhan melihat-lihat sekeliling kamar yang ia sewa, ia melihat ada sebuah pintu. Ia segera membuka pintu itu, ternyata di balik pintu itu ruang kamar mandi.
"Kebetulan, selama ini aku mandi di sungai terus." gumannya sambil tersenyum.
Reyhan segera melepaskan Kain jubahnya, dan ia melepas celana zirah emasnya dan masuk ke ruang mandi. Reyhan telah membersihkan dirinya, ia segera mengambil dan memakai celana zirah emasnya.
Lalu ia mulai mentidurkan tubuhnya di atas kasur. Pikirannya kembali terbayang-bayang ingatan pemilik tubuh yang ia tempati.
Seorang Putra Mahkota Kerajaan Wan yang selalu dibiarkan, tanpa mendapat perhatian dari ayahnya, sang Raja Wan. Ditambah saudara suadarinya juga selalu dingin terhadapatnya. Terutama Pangeran Jian Heeng yang paling tidak menyukai Putra Mahkota.
Hanya Permaisuri Xia, Selir May, dan Selir Bao yang selalu memberi perhatian kasih sayang. Apalagi Selir Bao yang suka mencium gemas pipi Putra Mahkota waktu kecil. Bahkan umur Putra Mahkota sudah menginjak umur remaja, hanya mereka bertiga yang selalu memberi perhatian kasih sayang kepadanya.
"Aku akan menjaga kalian bertiga, ibunda-ibundaku." gumannya.
Reyhan tersenyum melihat ingatan masa lalu dari pemilik tubuhnya. Ia memutuskan, besok ia akan kembali pulang ke istana Kerajaan Wan dan datang di acara ulang tahun Putri Mahkota.
Ditambah ia mendengar dari tiga prajurit Kerajaan Wan sebelumnya, bahwa posisi Putra Mahkota akan beralih kepada Pangeran Jian Heeng. Reyhan bertekat mempertahankan posisi yang harus ia pertahankan.
"Baiklah, hey... pemilik tubuh ini. Aku sudah memutuskan akan mempertahankan posisimu supayaa tetap menjadi Putra Mahkota." ucap Reyhan pada diri sendiri, ia pun segera memenjam matanya untuk segera tidur.
.
.
Hari malam telah berganti pagi, Reyhan baru bangun dari tidurnya ia segera mendi membersihkan dirinya.
Sedangkan disisi lain, di istana, di kediaman Putri Mahkota sudah di dandani oleh para pelayan-pelayannya untuk persiapan perayaan ulang tahunnya.
Dirinya menatap dirinya di cermin, ia tersenyum melihat penampilannya yang cukup memuaskan. Tiba-tiba ia teringat adiknya, Putra Mahkota Rey Hann. Biasanya dia orang yang selalu memuji kecantikannya, bahkan hampir setiap hari memujinya.
Kini sudah tidak ada Putra Mahkota Rey Hann yanh selalj memujinya. Apalagi hari ini hari ulang tahunnya, ditambah di dalam peryaannya dimana Raja Wan akan mengumumkan Pangeran Jian Heeng menjadi Putra Mahkota menggantikan posisi Rey Hann.
Tiba-tiba pintu kamar kediamannya terbuka. "Maaf mengganggu yang mulia Putri Mahkota."
Putri Mahkota Lin Wei menoleh kepalanya melihat pelayannya. "Ada apa ?"
"Ada Putri Jing Mi ingin bertemu dengan yang mulia Putri Mahkota."
"Baiklah." jawab Putri Mahkota Lin Wei.
Pelayan itu pergi meninggalkan Putri Mahkota Lin Wei di kediamannya. Kini Putri Jing Mi masuk ke kediaman Putri Mahkota Lin Wei.
"Kakak sangat cantik." ucap Putri Jing Mi.
"Terimakasih pujiannya, adik." balas Putri Mahkota Lin Wei sambil tersenyum.
Lalu tiba-tiba waja Putri Jing Mi menjadi serius. "Kakak, aku ingin memberitahu sesuatu yang penting."
Putri Mahkota Lin Wei penasaran apa yang dibicarakan oleh Putri Jing Mi, adik tirinya. "Apa itu ?"
"Putra Mahkota Rey Hann, masih hidup."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Ceria
2023-10-05
0
Yadi
tenang saja ya pemirsa, Xiu Juan akan menjadi istrinya Rey Hann Wann 🤣🤣🤣 krn gue udah baca novel ini 2x
2023-09-05
1
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍🙏
2023-06-10
0