Hari semakin gelap, hanya lampion, lilin, dan obor yang menerangi wilayah Kerajaan Wan (Karena lampu pada zaman kuno belum ada). Saat ini di ruangan kerja, sang Raja masih saja mengurusi dokumen-dokumen, dan laporan dari para menteri. Terkadang ia pernah dapat laporan tentang masalah di wilayah kerajaannya.
Tidak seperti Kerajan Shin selalu damai, wilayah Kerajaan itu telah berkembang maju. Sedangkan wilayah Kerajaan Wan masih tahap awal perkembangan, dan mengikuti metode Kerajaan Shin. Tapi tetap saja, wilayah Kerajaannya masih belum bisa menyamakan Kerajaan Shin. Padahal perubahan itu muncul harus dari diri sendiri, bukan karena aturan. Jika memiliki tekat untuk perubahan pada diri sendiri, semua bisa dilakukan, seperti keadaan Kerajaan Shin.
Kerajaan Shin tanpa membuat aturan pun diri masyarakat dan para Bangsawan bisa berdamai tanpa membeda-bedakan tentang tingkat status. Bahkan mereka selalu berkeja sama untuk keuntungan bersama, dan tidak saling rugi. Penganguran, gelandang, pencuri, penjahat semacamnya sudah tidak pernah terlihat di wilayah Kerajaan Shin. Tidak seperti Kerajaan Wan, wilayahnya masih ada sekelompok penjahat kecil yang masih berkeliaran. Bahkan tanpa disadari dari pihak Kerajaan, masih ada yang gelandangan, dan perjual belikan budak.
Terkadang Raja harus tegas memberi tugas mutlak kepada mentri-mentrinya dan masyarakatnya, baru mereka mau mematuhi aturan dihari itu. Tapi beberapa hari kemudian mereka kembali mengulang kembali kebiasaannya. Bahkan sang Raja telah lelah, ia tidak bisa seterusnya memberi perintah, ia menginginkan kesadaran diri di masyarakat seperti Kerajaan Shin.
Tiba-tiba sang pengawal datang dan memberi tahu bahwa Pangeran Jian Heeng ingin bertemu. Sang Raja (Raja Wan) menerima pertemuan itu.
.
.
"Salam yang mulia Raja." ucap Pangeran Jian Heeng, Raja Wan mengangguk kepalanya, seakan ia menerima salam Pangeran Jian.
Pangeran Jian Heeng Wan, ia anak Raja Wan dari selir May Lee. Pangeran Jian Heeng juga memiliki adik kandung, Putri Jing Mi Wan. Tapi ia tidak tidal pernah memberi perhatiannya kepada adiknya.
"Ada perlu apa putraku ?" tanya Raja Wan yang masih duduk di kursi kerjanya.
"Hamba ingin menanyakan tentang ulang tahun Putri Mahkota, yang akan dirayakan hari besok." jawab Pangeran Jian.
"Apa ini ada kaitannya dengan pengangkatanmu mengisi posisi Putra Mahkota ?" tanya Raja Wan.
"Benar yang mulia." jawab Pangeran Jian.
"Putraku, kita hanya berdua, cukuplah kau memanggilku ayah." balas Raja Wan.
"Baik Ayah." jawab Pangeran Jian.
"Jadi bagaimana menurutmu tentang pengangkatanmu menjadi Putra Mahkota ?" tanya Raja Wan.
"Menurut hamba tidak pantas yang mulia." jawab Pangeran Jian pura-pura.
"Kenapa ?" tanya Raja Wan heran.
"Karena hamba anak dari Selir, bukan anak dari permaisuri." jawab Pangeran Jian dengan memasang wajah yang pura-pura gelisah.
"Jangan punya pikiran seperti itu putraku, kau adalah penerus tahtaku, kaulah kebanggaanku." balas Raja Wan tegas.
"Tapi bagaimana dengan Putra Mahkota Rey Hann ?"
"Kau bukannya suda mengerti, Rey Hann telah lama dinyatakan tewas, maka kau harus mengganti posisinya menjadi Putra Mahkota." jawab Raja Wan.
"Baik ayah." dalam hatinya merasa senang, karena impiannya selama ini akan tercapai.
"Istirahat lah, karena besok akan ada banyak bangsawan-bangsawan dari kerajaan lain yang datang. Besok kita akan sibuk dalam merayakan ulang tahun Putri Mahkota dari pagi. Dan sorenya aku akan mengumumkan dan meresmikan kau menjadi Putra Mahkota, putraku." kata Raja Wan.
"Baik ayah, ayah jangan lupa untuk istirahat." balas Pangeran Jian Heeng, dan lalu berpamitan keluar dari ruang kerja Raja.
Raja Wan mengiyakan itu, ia pun segera mengakhiri pekerjaannya. Ia keluar dari ruang kerjanya, ia berjalan menuju kediamannya. Selama perjalan menuju kediamannya, Raja Wan kepikiran dengan Putra Mahkota Rey Hann. Ada rasa penyesalan karena ia tak pernah memberi perhatian, ia selalu bersikap dingin dan tidak pernah memberi kasih sayang kepada Putra Mahkota Rey Hann, hanya karena Putra Mahkota Rey Hann tidak memiliki bakat sihir elemen.
Dalam lubuk hatinya Raja Wan juga merasa kehilangan setelah mendapat laporan dari pengawal yang ja beri tugas untuk memantau Putra Mahkota Rey Hann. Putra Mahkota Rey Hann dinyatakan tewas, dan jasadnya telah hilang. Awalnya ia sempat berfikir Putra Mahkota Rey Hann kabur, ia menunggu selama setahun, dan kini telah setahun lebih Putra Mahkota Rey Hann belum ada kabar. Maka dari itu, sebagai Raja ia menyatakan bahwa Putra Mahkota Rey Hann telah tewas dibunuh oleh pembunuh saat perjalanan menuju tempat pengasingan.
Posisi Putra Mahkota telah kosong selama setahun lebih. Maka ia segera harus mengangkat Pangeran Jian Heeng, karena mendapat desakan dari para mentri Kerajaannya untuk mengisi posisi Putra Mahkota.
.
.
Sedangkan disisi Pangeran Jian Heeng, ia pergi kediamannya dengan senyuman bahagia. Impian selama ini akan terwujud, yaitu menjadi Putra Mahkota. Awalnya ia tidak terima kepada Rey Hann yang mengisi Putra Mahkota, menurutnya tidak pantas. Karena Rey Hann tidak memiliki bakat sihir elemen, dan menurutnya tidak pantas untuk mengisi posisi Putra Mahkota.
Pangeran Jian Heeng adalah pelaku sebenarnya yang dimana ia yang menjatuhkan Putra Mahkota Rey Hann, meskipun ia tidak turun tangan. Ia memerintahkan pengawal setianya untuk mencari racun pelumpuh. Setelah aksinya telah dilakukan, ia menyuruh pengawalnya untuk ada menyimpan botol yang berisi racunnya di kediaman Putra Mahkota Rey Hann.
Dan Akhirnya rencananya berjalan sesuai keinginanannya. Ia juga yang mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh Putra Mahkota Rey Hann saat perjalanan menuju tempat pengasingan untuk menjalani hukuman. Bahagianya semakin berlanjut saat mendapat laporan dari pembunuh bayaran, bahwa Putra Mahkota Rey Hann jatuh ke dalam jurang di hutan terlarang.
"Impianku akan segera terwujud." batinya, dengan senyuman liciknya.
.
.
Sedangkan disisi Putra Mahkota Rey Hann Wan, yang tak lain tubuhnya yang telah dirasuki roh Reyhan, sedang bersantai di hutan dekat perbatasan wilayah Kerajaan Wan. Reyhan duduk sambil manatap api unggun dihadapannya. Ia masih bingung memilih pilihannya, datang ke Kerajaan Wan untuk pulang atau tetap melanjutkan petualangnya di dunia/dimensi lain ini.
Tiba-tiba ia merasakan aura mematikan didekatnya. Aura yang ia rasakan aura kegelapan, dan tiba-tiba munculah orang berjubah hitam sambil membawa tongkat dan menunggangi singa besar, berjalan ke arahnya.
"Siapa dia ?" guman Reyhan, dan bingung melihat orang itu berpakaian serba hitam, dan kepalanya tertutup kain jubah hitamnya.
Tiba-tiba, orang itu menyerangnya dengan sihir elemen Api dalam bentuk lava yang keluar dari tongkatnya. Dengan cepat Reyhan menghidar serangan itu. Lalu orang itu kembali menyerangnya dengan semburan Api yang besar. Reyhan tidak bisa mendekati, karena serangan orang itu hebat dan cepat dalam menyerang, dan sihir elemen Apinya cukup diwaspadai.
Terpaksa Reyhan harus menyerangnya dari jarak jauh. Reyhan melepas jubah merahnya dan membuangnya sembarang. Reyhan pun mengeluarkan banyak cahaya portal/ruang kekayaannya. Ada banyak jenis pedang dan jenis tombak yang keluar dari dari setiap cahaya ruang kekayaannya, dan siap untuk menyerang balik.
.
"Kau ingin bertarung denganku ? Maka dengan senang hati akan kulayani." ucap Reyhan tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Elok Fauziah
Cihh
2025-02-11
0
Sak. Lim
itulah goblokkkk naaaaaaif idioooooot akhir dari rencana busuk.u.pencundang
2023-12-31
0
fifid dwi ariani
trus Sehat
2023-10-05
0