Hari demi hari berganti. Shofia dan Ziana semakin dekat. Mereka sudah seperti kakak beradik yang saling menyayangi. Shofia bahkan merasa lebih bebas mengungkapkan jati dirinya jika bersama Ziana.
"Mbak yang ini gimana cara ngerjainnya?" tanya Ziana sambil membawa buku matematika nya menuju tempat belajar kelas Shofia. Setelah mengkaji kitab kuning rutinitas Santriwati adalah belajat bersama. mereka akan berkumpul di mushola dan dibagi beberapa kelompok sesuai kelasnya.
Setelah melihat soalnya, Shofia segera menjelaskan secara detail. menurut Ziana penjelasan dari Shofia bahkan lebih mudah dipahaminya dibanding penjelasan dari guru aslinya.
Ziana merasa kagum pada Shofia. Di matanya Ziana, Shofia adalah sosok yang sempurna. Cantik, baik, pengertian, dan juga pintar. Walaupun minatnya pada sekolah pondok tidak besar, tapi dia selalu berusaha dengan belajar sungguh-sungguh sehingga memahami apa yang diajarkan oleh ustadz dan ustadzahnya.
Dulu penampilan Ziana seperti santi pada umumnya. Juga sedikit suka merias diri. Tap semenjak mengenal Shofia penampilannya agak berubah. Gayanya merias diri sekarang sudah sama dengan Shofia yang hanya memakai bedak bayi dan juga celak.
Namun semakin lama bersama Shofia dia juga semakin penasaran dengan sisi lain yang sepertinya belum dibuka oleh Shofia. Ziana selalu merasa bahwa Shofia masih belum menampakkan sisi dirinya yang sesungguhnya.
Suatu sore di ladang Ziana dan Shofia sedang duduk di gubuk kecil. Ziana sengaja mengajak Shofia kesana untuk curhat.
"Mbak pernah jatuh cinta?" pertanyaan Ziana membuat Shofia sedikit terkesiap. Dia menoleh penuh arti memperhatikan gadis di sampingnya tersebut.
"Memang kenapa kamu tiba-tiba bertanya kayak gitu?" bukannya menjawab Shofia malah memberi pertanyaan.
"Aish mbak. Jawab dulu dong pertanyaanku. Malah dibalas pertanyaan sih." Sungut Ziana.
"Eeemmm" Shofia mengetuk-ngetuk pelan dagunya dengan telunjuknya.
"Mbak... "Ziana tidak sabaran.
"Pernah!" jawabnya pelan. Dia jadi teringat pada Jo. Cinta monyetnya.
"Siapa mbak?" Ziana penasaran siapa sosok pria yang telah merebut hati Shofia yang terkenal dingin.
"Tadi katanya mau curhat. Kok sekarang jadi kepo sih." Shofia masih belum siap mengungkapkan masa lalunya.
"Heemm ya sudahlah." akhirnya niat Ziana mengorek masalalu Shofia gagal.
"Mbak kemarin aku ketemu sama santri putra yang ganteng banget mbak. Itukah cinta mbak?" pertanyaan Ziana membuat Shofia menyunggingkan senyumnya.
"Memang siapa yang sudah kamu lihat?"
"Kang Zahir kak." jawaban Ziana hanya dijawab oh-ria oleh Shofia.
"kok cuma oh sih mbak?"
"Begini ya Zi. Rasa cinta itu adalah rasa yang hal yang paling menyulitkan bagiku selama ini. Aku benar-benar tidak faham termasuk jenis apa perasaanmu itu pada kang Zahir." Shofia benar-benar lemah mengerti cinta. Bahkan dia baru sadar rasa cintanya pada Jo setelah sosok yang dicintainya itu pergi.
"Katanya mbak pernah jatuh cinta... "
"Aku yakin kamu tidak akan mau merasakan cinta seperti yang pernah aku rasakan."
"Kenapa?"
"Yah... Aku baru menyadari aku telah jatuh cinta setelah dia pergi meninggalkanku. Padahal sudah hampir dua tahun kami selalu bersama. Dan mungkin selama satu tahun saling mencintai. Tapi aku begitu egois dulu sehingga aku lebih memilih menjauh Darinya."
Kini bayangan dimana Jo mengungkapkan cinta pada Shofia menari di fikiran Shofia. Hari itu adalah titik balik hubungan persahabatan keduanya.
Semua hubungam hancur seketika. Persahabatan yang biasanya membuat iri siapa yang melihat dalam sekejab berakhir. Shofia menghindari Jo. Jo yang awalnya seseorang yang berkepribadian hangat menjadi begitu dingin.
Bahkan Band yang terbentuk sempat terguncang karena dua personel intinya bermasalah.
Jo bahkan berada dalam fase terpuruknya saat itu. Dia kelihatan sangat frustasi. Hingga memilih melupakan masalahnya dengan merokok dan berganti pacar hanya untuk membuat Shofia cemburu.
"Shof lihatlah pacarku cantik bukan? Dia bahkan lebih cantik dari kamu!" kata Jo ketika dia berjalan di depan Shofia sambil menggandeng Sundari saat acara jalan santai penutupan PERSAMI yang dilakukan di SMP mereka. Tapi Shofia tersenyum, namun hatinya merasa sakit.
Itulah terakhir kali Shofia melihat Jo menggandeng seorang gadis sebelum kepindahan Jo dari sekolah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments