👨👩👧👧Nikmatilah setiap moment yang kita lewati Bersama keluarga. Suatu saat kenangan itu akan membuat kita tersenyum.👨👩👧👧
Setelah keluar dari ndalem, keluaraga Shofia pun berpamitan pada Shofia untuk kembali pulang.
"Shofia, mulai sekarang kamu tinggal di pondok ini. Taati peraturan pondok, yang nurut sama pengurus, belajarnya yang rajin."kata Khusnul sambil memeluk anaknya tersebut. Sesekali dia menyeka air mata yang jatuh karena sedih harus berpisah dengan anaknya untuk sementara waktu. Tapi dia juga harus ikhlas demi masa depan putrinya.
"Ayah sudah mendaftarkanmu di MA Al-Huda. dan nanti akan ada pengurus yang akan mengajakmu mengambil seragam sekolahmu."kata Mirza setelah melepas pelukannya pada sang putri yang akan ditinggal di pondok.
Hatinya selalu berusaha ditegarkan agar tidak menangis. Lagipula ini semua sudah menjadi kesepakatan bersama. Meski awalnya Shofia menolak untuk mondok, tapi Mirza dan Khusnul selalu meyakinkan agar anaknya mauenerima keputusan kedua orangtuanya. Akhirnya Shofiapun menyetujui untuk mondok.
"Mbak aku pasti bakal kangen banget bertengkar sama mbak." kata Zakia yang langsung dapat cubitan ringan di lengan dari sang kakak. Bukannya marah Zakia malah tersenyum mendapat cubitan itu.
"Pasti mbak juga bakal kangen sama kamu yang selalu ngrepotin mbak"
"Ih mbak mah. Mana ada aku ngerpotin!" Zakia tidak terima dengan perkataan kakaknya.
Diapun cemberut sambil melipat tangan di depan dada. Semuapun tertawa akibat ulah Zakia. Sebagai anak bungsu Zakia memang manja pada semua anggota keluarganya. Terutama sang bunda. Sedangkan Shofia lebih dekat dengan ayahnya.
Shofia memandang haru seluruh keluarganya. Dia sadar ini adalah moment yang akan dia rindukan selama berberapa bulan ke depan. Karena dalam beberapa bulan ke depan dia akan sibuk menimba ilmu di MA Al-Huda pada pagi hari dan juga sekolah pondok pada sore hari.
Pandangan Shofia memutar mengamati bangunan pondok yang akan dia tinggali selama menempuh pendidikannya disini. Dia berharap semoga dia dilancarkan dan betah selama berada disini. Tapi Shofia yakin dia akan betah karena dia orangnnya mudah membaur dengan lingkungan baru.
Setelah adegan mengharukan perpisahan itu keluarga Shofia pulang.
"Let's begin... "katanya dalam hati ketika ada santri senior yang mengajaknya menunjukkan kamarnya.
"Namaku Azizah" kata santri senior yang membawa Shofia.
"Namaku Shofia mbak." jawabnya sambil memandangi wajah Azizah. Usianya 5 tahun di atas Shofia. Wajahnya cantik, jilbab jingga yang membalut wajahnya menambah kesan manis yang membuat mata tak bosan melihatnya.
"Mbah Azizah udah lama mondok disini?" tanya Shofia.
"Eem.. sekitar 8 tahunlah. Aku juga sama kayak kamu waktu mondok. Masih kelas 1 MA. Waktu itu aku kepikiran setelah lulus MA aku akan keluar pondok dan kuliyah diluar. Tapi syukurlah saat aku lulus pondok ini sudah mulai membuka kampus. Jadi aku nggah perlu keluar untuk melanjutkan pendidikanku. Dipondok ini aku merasa mendapat ilmu yang lengkap. Agama dapat umumpun dapat." jawab Azizah panjang lebar menceritakan sedikit pengalamannya.
Ia merasa sama dengan Shofia. Gadis manis di sebelahnya mungkin juga sama seperti dirinya. Dirinya yang dulu mengenal pergaulan sekolah di luar yang bebas. awalnya dia juga menolak karena merasa akan terbatasi pergaulannya.
Tapi lama kelamaan dia memahami pergaulan yang baik bukan tergantung hanya dengan sesuatu yang dianggap keren oleh anak seumurannya, namun yang lebih penting adalah bagaimana membuat pergaulan itu bermanfaat.
Shofia bersyukur bisa mondok disini. Tapi tak dipungkiri dirinya masih merasa belum rela berpisan dengan teman-temannya. Semua temannya melanjutkan pendidikan di sekolah pilihannya masing-masing. Sedangkan dirinya dipaksa harus mondok mengikuti perintah orangtua nya.
Di sekolahnya dulu Shofia dan teman-temannya mendirikan band dengan Shofia sebagai vokalnya. Mereka menyempatkan berlatih setiap minggunya untuk memuaskan hobi mereka.
Saat latihan tidak ada perbedaan antara mereka. Mereka seperti keluarga. Saat ada acara di sekolah band mereka pun ikut unjuk bakat. Bahkan mereka juga punya banyak Fans yang selalu mendukung mereka.
Shofia menghela nafas ketika mengingat saat dia berpamitan pada teman-teman bandnya beberapa hari yang lalu. Awalnya mereka marah karena dengan perginya Shofia band mereka mungkin bubar mengingat suara Shofialah yang telah menyemangati mereka.
Pada akhirnya band mereka "SEJUK Band" yang merupakan singkatan dari nama personelnya Shofia, Edi, Jauhar, Udin dan Kalia untuk sementara vakum.
Lagipula mereka harus fokus pada pendidikan mereka. Mereka tidak bisa seperti waktu SMP yang banyak waktu luangnya. Sekarang mereka akan menjadi siswa SMA yang sibuk. Tapi walaupun sekolah mereka pisah mereka berjanji akan selalu menjalin pertemanan.
*
*
*
Jangan Lupa Like 👍
VOTE 😍
Rate 🌟
Kritik, Saran dan komentarnya ditunggu 😎
Maaf Typo bertebaran 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments