🐥Banyak orang tak malu melakukan kesalahan, namun disaat kesalahan itu terbongkar, mereka baru menyesal.🐥
Malam jum'at ini akan menjadi malam bersejarah kelam bagi Shofia. Setelah selesai acara rutin Al-barzanji dia harus mengakui kesalahan yang tidak dilakukannya.
Sebelum berangkat ke aula dia memantabkan hatinya agar dapat ikhlas menerima hukuman dan rasa malu yang akan ditimbulkan. Teman-teman nya berulang kali memberi kata-kata yang dapat membangkitkan semangatnya. Dia beruntung dikelilingi teman-teman yang selalu mengerti dirinya.
Sepanjang acara Shofia tidak menampakkan wajah sedihnya. Dia semangat dan ceria seperti biasa. Selain teman sekamarnya, Tidak ada yang menyadari bahwa dirinya akan ikut dalam acara takziran yang akan dilaksanakan malam ini.
Berita tentang adanya takziran besar-besaran malam ini memang sudah tersebar. Bahkan nama-nama santri yang akan maju membaca surat pernyataan malam ini sudah dapat diprediksi. Karena memang kebanyakan mereka memang melakukan kesalahan yang dimaksud oleh pengurus.
Malam ini, santriwati akan mendapatkan kejutan. Dimana Shofia juga akan masuk dalam daftar santri yang mendapat takziran.
Secara bergantian, satu persatu santri maju membaca surat pernyataan bahwa dirinya sanggup untuk tidak mengulangi kesalahan. Dan jika mereka melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya, mereka siap menerima sanksi yang lebih berat.
Santriwati maju sesuai urutan mulai dari kesalahan yang ringan seperti tidak melakukan Sholat Tahajjud dua kali dalam satu minggu dan juga keluar lingkungan pondok tanpa izin.
Setelah santri yang membaca kesalahan ringan, kini giliran untuk santri yang digolongkan dalam pelanggar kesalahan sedang. Shofia termasuk dalam kelompok inj karena memang tidak ada bukti yang menguatkan adanya surat-menyurat antara dirinya dan Hadi.
Shofia mengambil nafas pelan kemudian menghembuskannya secara perlahan untuk menghilangkan groginya sebelum dirinya berdiri maju menuju mimbar tempat dia akan mebaca suray pernyataannya. Banyak santri yang syok mendengar nama Shofia disebut. Itu karena pembawaan Shofia yang begitu tenang.
"Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: nama Shofia Lathifatunnisa dengan ini saya menyatakan tidak akan mengulangi perbuatan saya yang melanggar aturan pondok pasal 3 ayat 1 tentang surat-menyurat dengan selain mahrom saya.
dengan ini saya juga menerima hukuman saya berupa; membersihkan toilet Blok B nomer 7. Terima kasih. Wassalaamu'alaikum Wr. Wb." Ucap Shofia dengan sedikit gemetar setelah berada di atas mimbar.
Bagi Shofia bukan masalah hukumannya yang memberatkannya, melainkan rasa malu dan harga dirinya yang terluka. Pasalnya peraturan yang dilanggar termasuk larangan keras dari pondok.
Benar saja, setelah para santri mendengar kesalahan Shofia, mereka mulai mempergunjingkan Shofia.
"Aku nggak nyangka Shofia kayak gitu." kata si A
"Ketahuan kan aslinya gimana sekarang. Luarnya aja kelihatan polos." kata si B
"Di depan kita aja nolak-nolak didekati kak Hadi, eh tak taunya dia gercep juga." kata si C
"Itu tuh ulah kecentilan. Som cari muka di depan santri putra." kata di D.
Itu baru sebagian. Masih banyak yang lain yang membuat telinga Shofia dan teman-teman nya panas mendengarkannya.
Memang seperti itulah sifat manusia. Suka mencari-cari kesalahan orang lain.Seperti dirinyalah yang paling sempurna tanpa ada cela. Padahal dirinya belum tentu lebih baik dibandingkan dengan Orang yang mereka pergunjingkan.
Setelah turun dari mimbar Shofia langsung bergabung dengan teman-temannya. Tangan mereka sali g bertautan mengalirkan energi positif yang menguatkan.
Manusia itu tempatnya khilaf. Mereka seringkali melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak. Jadi lebih baik kita introspeksi diri kita terlebih dahulu sebelum kita mendektekan hasil penilaian kita terhadap orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments