Happy Reading... 😊
😥 😥 😥
Sesampainya di kamar Shofia langsung duduk di kasurnya. Teman-teman nya segera mengerubunginya.
"Ada apa Shof?"tanya Fatimah penasaran karena Shofia hanya diam.
"Surat dari kak Hadi...hiks" Shofia kini tidak bisa lagi menahan tangisnya. Mendengar kalimat itu mereka sudah faham apa yang terjadi dengan teman mereka.
Teman-teman nya segera memberinya pelukan untuk menyalurkan kekuatan. Itulah yang dia butuhkan. Lama mereka berpelukan saling menguatkan. Hingga hanya isak tangis yang terdengar... 😥
"Ma-afin a-ku Shof..."kata Salwa terbata di sela isak tangisnya. Shofia masih menangis.
"Maafin aku juga Shofia. Aku lupa membuangnya Shof."Nur merasa bersalah. Dialah yang terakhir kemarin menyimpan suray tersebut. Mereka masih terus menangis .Namun mulai melepaskan pelukan mereka.
"Aku udah menjelaskan semua pada mereka. Tapi mereka nggak mau ndangar.. hiks. Aku nggak nyangka akan berada di titik terendah seperti ini. Aku malu hiks hiks" teman-teman nya semakin terisak mendengar penjelasan Shofia.
"Aku bisa apa? Aku kan nggak bosa ngelarang buat orang suka sama aku? Tapi aku kan nggak menggoda mereka? Aku juga nggak berdandan berlebihan kan selama ini? aku salah apa coba?" tangisnya semakin pilu.
"Selama ini aku nggak pernah nanggepin perasaan mereka. Aku nggak pernah bales bahkan baca surat mereka... apa salahku sekarang?"lanjutnya.
"Shof gimana kalau kami coba bicara sama pengurus? Kami akan jadi saksi untuk kamu..." Salwa memberi usulnya.
"Nggak usah. Aku udah nerima semuanya kok. Mungkin ini bisa lebih menguatkan mentalku ke depannya. Dengan ini semoga bisa membersihkan jiwaku." kata Shofia sambil menyeka air matanya.
"Sudah kita tidak boleh menangis. Ini cuma hukuman ringan. Aku hanya disuruh membersihkan satu bilik toilet saja kok." lanjut Shofia. Dia tidak boleh terus menerus larut dalam kesedihan Dia harus bangkit dan mencabut duri yang menyakiti hatinya sebelum dia dikalahkan oleh emosi yang bisa membuatnya membenci Allah SWT.
Semua temannya kini ikut tersenyum memberi semangat pada temannya itu. Dia benar hanya dengan cobaan kecil seperti ini mereka tidak boleh sampai berburuk sangka kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Mereka kembali berpelukan sambil berteriak "SEMANGAT!!!" kalimat itu terbukti membangkitkan semangat dan mengalorkan kekuatan di antara mereka.
Setelah kejadian itu mereka segera membaringkan tubuh mereka di kasur mereka masing-masing dan segera berenang di samudra mimpi.
Shofia segera membuka matanya ketika menyadari semua temannya telah tidur. Dia duduk di tepi kasurnya. Setelah itu dia bangkit dari duduknya dan keluar kamar menuju lantai tiga asrama blok B.
Sampai di lantai tiga dia duduk di sebuah bangku. Suasana di sana sudah sepi tak ada siapa-siapa. Hanya ada jemuran santriwati yang digantung pada tali yang membentang di lantai paling atas asrama tersebut.
Jika dalam keadaan biasa mungkin Shofia akan takut jika berada dalam kondisi seperti ini. Tapi untuk keadaannya yang sekarang memang kondisi seperti inilah yang dia butuhkan.
Dalam situasi seperti ini Shofia akan lebih bebas meluapkan perasaannya. Dia tidak ingin teman-temannya melihat sisi ssi lemahnya.
🐈🐈🐈
Shofia:"Berani ha bo'ong sama aku? Apa katanya aku nggak dihukum. Ini apak cobak?!"
Author:"Maaph Shof bukannya aku mau bo'ong.... tapi emang kamu perlu dikasih warna dikit deh di hidupmu yang flat itu."
Shofia:"iya juga! Tapi kan nggak hatus dengan kasih aku hukuman yang nggak aku lakuin dong! "
Author:"Percaya deh adanya pelangi setelah badai."
Shofia:"Yang bener?"
Author:"Iya. Lagian hukumannya kan udah aku ringanin. Kalau bukan kamu udah diarak tuh keliling pondok. Mau?"
Shofia:"Enggak-enggak! Oke aku percayain sama kamu pokoknya! tapi nanti kamu bantuin ya bersihin toiletnya... " (menaik turunkan alis)
Author:"Kalau itu aku nggak janji..." (menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments