" Eemmhh ... enak juga ya rujak nya. " Gumam Adis sambil mengunyah rujak dalam mulut nya.
" Iya nih, mungkin karena udah lama juga ga ngerujak kali. Jadi rasanya nikmat bngt. " Sahut Sinta yang baru saja memasukan bengkoang dengan sambal dalam mulut nya.
" Ehh ... tapi kok rasanya aneh gini sih, kayak ada rasa terasi nya. " Protes Amel saat merasakan ada yang aneh dalam rujak nya.
" Salah sendiri pas aku tanya dikasih terasi apa ga pada ga tau, ya udah deh aku masukin aja sedikit terasi di sambalnya. " Sahut Anita membela diri sambil mengambil mangga dan mencolek kan nya ke dalam sambal lalu memasuk kan nya ke dalam mulut.
" Yang penting kan rasa nya tetep enak, protes mulu tinggal makan aja napa sih mel. " Timpal Adis.
" Rujak nya emang enak sih, tp lama - lama kok jadi pedes gini ya. huh hah huh hah ... " Sahut Sinta kepedesan sambil menuang es syrup dari teko ke dalam gelas nya kemudian meneguk nya sampai habis.
" Iya deh , emang enak kok. Ini aku aja dah habis banyak. Tadi kan aku cuma nanya doang, pada sensi amat. Huh hah ... " Jawab Amel yang juga kepedesan.
Mereka ber empat masih asyik memakan rujak nya, bahkan keringat mereka yang bercucuran tidak dipedulikan nya dan hanya sesekali mereka seka dengan tissue.
" Selamat siang anak - anak ... Asyik banget kayak nya. Lagi pada ngapain nih ? " Sapa seorang wanita paruh baya yang tetap cantik diusia nya.
" Siang tante ... " Sahut Anita, Adis dan Sinta bersamaan.
" Lagi makan rujak tante, silahkan tante kalo mau ikut nyobain. " Imbuh Anita kemudian.
" Wah ... kebetulan, tante suka sekali rujak. sebentar ya, tante taruh belanjaan dulu. " Jawab Rani yang tidak lain adalah mama Amel sambil berjalan menuju dapur.
Tidak lama kemudian Rani kembali dan menghampiri Amel dan teman - teman nya yang berada di ruang tengah.
" Mama dari mana sih, lama banget. " Tanya Amel pada sang mama.
" Mama kan tadi udah bilang ke kamu mau belanja mel. " Jawab tante Rani sambil memperbaiki kunciran rambut nya yang terlepas kemudian duduk disebelah Amel.
" Ya elah mah ... Masak cuma belanja depan kompleks situ doang sampe dua jam lebih sih mah, kayak belanja di luar kota aja. " Protes Amel.
" Kakak kayak ga tau mama aja, belanja nya sih emang sebentar ... Ngrumpi nya yang lama. " Sahut Riyan yang baru keluar dari kamar nya setelah mandi dan berganti baju karena badan nya gatal - gatal semua.
" Hush ... nih anak kecil ikut nyaut aja. Mama tuh ga ngrumpi. Orang mama cuma dengerin curhatan ibu - ibu komplek doang kok. " Jawab Rani membela diri.
" Emang ibu - ibu itu pada curhat soal apa sih mah. " Tanya Amel lagi.
" Ya macem - macem mel. Ada yang curhat tentang anak nya yang susah diatur, ada yang curhat tentang suami nya yang selingkuh dengan sekretaris nya, ada juga yang curhat tentang suami nya yang digoda janda genit diujung gang, pokok nya macem - macem deh. " Jawab Rani lagi.
" Astaghfirullaahal'adziim mah ... itu sih sama aja ngerumpi alias ghibah mah. " Sahut Amel.
Sedangkan Anita, Adis dan Sinta hanya diam saja, tidak mau ikut campur dengan perdebatan antara ibu dan anak itu.
" Yang penting kan mama ga ikutan mel, cuma dengerin doang kok. Udah ah, malah ngajak ngobrol. Orang mama mau nyobain rujak malah di interogasi. " Gerutu Rani sambil mengambil mangga dan mencolek kan nya dalam sambal lalu memakan nya.
Amel pun kemudian diam.
" Emmhh ... Kok kayak ada rasa terasi nya ya. " Gumam Rani kemudian.
" Maaf tante, tadi Anita kasih terasi sedikit di sambal nya. he he ... " Sahut Anita sambil nyengir.
" Ga apa - apa sayang, yang penting masih enak kok. " Hibur Rani pada Anita.
" Makan lagi tante, masih banyak nih. " Tawar Adis pada Rani.
" Pasti dong sayang ... " Jawab Rani.
Anita, Sinta dan Amel sudah berhenti makan beberapa waktu lalu. Mereka bertiga duduk dilantai dengan punggung bersandar disofa. Mereka bertiga kompak mengusap perut mereka bersamaan.
Yah ... perut dan mulut mereka memang terasa panas sedari tadi karena kepedesan. Bahkan es syrup satu teko pun masih belum bisa menghilang kan rasa pedas nya.
Sedangkan Adis dan Rani masih kuat memakan rujak nya sampai habis tak bersisa.
Setelah rujak nya habis, Adis dan Rani ikut duduk dilantai dan bersandar disofa. Perut mereka terasa penuh karena minum air dingin tiga botol besar utk menghilangkan rasa pedas mereka.
" Hah ... perutku penuh banget karena kebanyakan minum. " Gerutu Adis sambil mengusap - usap perut nya.
" Tante juga sama, begitu udah makan ga bisa berhenti. padahal udah kepedesan banget. Habis enak banget sih, apalagi mangga muda nya. Seger banget. Emang kalian beli dimana sih mangga mudanya, setahu tante dipasar jarang ada yang jual deh. " Tanya Rani pada Amel dan ketiga teman nya.
" Di pasar memang ga ada yang jual tante. Mangga muda itu Amel yang dapetin, ga tau tuh beli dimana. " Jawab Anita.
" Beli mangga dimana kamu mel, jangan bilang kamu nyolong dari rumah pak Mamat lho ya " Selidik sang mama asal bicara.
" Kok mama tau sih? uups ..... " Ucap Amel yang kemudian menutup mulut nya dengan telapak tangan nya, karena sudah keceplosan bicara.
" Jadi bener kamu nyolong mel? " Tanya sang mama penuh selidik karena tebakan nya yang asal ternyata benar.
Sedangkan Anita, Adis dan Sinta yang mendengar serentak menegak kan posisi mereka dan dengan tegang menunggu jawaban Amel.
" I - ya ... " Ucap Amel sambil mengangguk lesu karena merasa bersalah.
" Aammmeeeeeeell ....... " Teriak Anita, Adis dan Sinta bersamaan.
Sedangkan Amel yang disebut namanya hanya diam sambil menutup kedua telinga nya.
Riyan yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka pun merasa terancam dan angkat bicara. Takut kalo - kalo sang kakak mengkambing hitam kan nya
" Maaf mah ... Tadi Riyan yang manjat pohon dan ngambil buah mangga dari rumah pak Mamat. Tapi itu semua bukan keinginan Riyan kok mah. Kakak yang nyuruh dan maksa Riyan. " Adu Riyan membela diri karena tidak mau di salahkan.
" Huuu ... dasar tukang ngadu. " Cibir Amel pada sang Adik.
" Ameell ...... " Panggil Rani dengan tatapan meng intimidasi.
Amel yang dipanggil pun menoleh, menatap kearah sang mama kemudian menunduk.
Dia sudah menyiapkan diri untuk mendengarkan omelan dan ceramah dari sang mama.
" Betul kamu nyolong mel? " Tanya sang mama lagi memastikan.
" Iya mah ." Jawab Amel lagi membenarkan.
" Berapa ... " Tanya Rani lagi.
" Du ... du - a mah ... " Jawab Amel ragu - ragu.
" Kenapa cuma dua, pantas langsung habis. Harus nya tuh kamu nyolong nya lima. Jadi sisa nya bisa mama bikin manisan mangga. " Omel sang mama.
Sedangkan teman - teman Amel yang mendengar hanya menggaruk kepala mereka yang tidak gatal sama sekali sambil saling melempar pandangan satu sama lain karena kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Wanda Harahap
😁😁😁😀😀
Mama Amel sama aja
2021-12-24
0
silviaanugrah
hai thor, aku mampir bawa 10 like utk karyamuu.
semangat up dan smg ceritanya sukses ya.
aku tunggu feedback nya di storyku ya. 😍
2021-01-27
0
Kak jas
aku mampir lagi membawah 10 like nanti aku mampir lagi
lastri kembang desa
2021-01-26
0