Ngerujak ...

** Ke esokan hari nya sepulang sekolah **

Anita , Amel , Adis dan Sinta sudah berkumpul dirumah Amel.

Papa Amel seorang dokter spesialis anak disebuah rumah sakit swasta dikota nya. Sedangkan mama nya hanya ibu rumah tangga biasa. Meski tidak sekaya keluarga Adis, tapi keluarga Amel juga bisa dibilang cukup berada.

Meski begitu Orangtua Amel terutama mama nya selalu mengajarkan kesederhana an pada anak - anak nya. Kalo Amel sih biasa menyebut mama nya " pelit " he he ...

Amel memiliki seorang adik laki - laki yang masih duduk di bangku kelas 6 SD yang bernama Riyan.

" Eh guys ... kalo bikin sambal rujak dikasih terasi ga sih? " tanya Anita yang sedang menguleg sambal.

" Kalo pake terasi berarti nama nya sambal terasi dong. " Sahut Adis.

" Aku juga ga tahu nit ... Ga pernah bikin sambal rujak, paling sambal tomat, coba deh tanya Amel. " Balas Sinta.

Sinta dan Adis kebagian tugas mengupas buah nya, sedang kan Amel memotong - motong nya dan Anita yang membuat sambal nya.

Amel yang asyik memotong buah diteras samping rumah nya tidak mendengar kan obrolan teman - teman nya.

" Eh mel ... kamu lagi motong buah apa lagi ujian sih, tegang banget. " Protes Anita sambil berjalan mendekati Amel.

" Aku kan lagi pegang pisau nit, jadi harus hati - hati. Jangan sampai jari - jemari Amel yang putih dan lentik ini tergores pisau dan berdarah. Iihh ... Bayangin nya aja ngeri. " Jawab Amel.

" Ya elah mel ... Ini kan rujak potong, bukan rujak cacah. Kenapa motong nya kecil - kecil gini sih. " Protes Anita lagi.

" Yang penting kan masih bisa dimakan, protes mulu. " Sahut Amel.

" Eh ... tapi kayak nya ada yang kurang deh. " Imbuh Amel lagi merasa ada sesuatu yang kurang.

" Apaan mel ... " Timpal Adis.

" Apaan ya ... hhmmm ... Oh iya, kok ga ada buah mangga muda nya sih. ga sedep ah ... " Sahut Amel setelah mengingat apa yang kurang.

" Di pasar tadi kan ga ada mangga muda mel, ada nya yang matang dan manis. terus mau cari ke mana coba. " Timpal Anita.

" Lagian ini juga udah cukup kok. Ada bengkoang, mentimun, pepaya dan nanas. " Imbuh Sinta.

" Tetep aja ... Rujak tanpa mangga muda belum lengkap namanya. " Jawab Amel.

" Oh iya, tenang aja guys ... aku ada ide. Aku tinggal sebentar ya, pokok nya tau beres deh. " Imbuh Amel kemudian setelah memikir kan sebuah ide brilliant sambil ber jalan keruang tengah menghampiri adik nya yang sedang asyik main game.

Di halaman depan rumah pak Mamat yang tak lain adalah tetangga Amel yang terkenal sangat pelit, terlihat seorang anak laki - laki yang sedang memanjat pohon mangga kemudian duduk disalah satu ranting nya yang terlihat kokoh.

Sedang kan seorang gadis, yang katanya cantik jelita sedang berdiri menunggu di bawahnya.

" Kak ... beneran nih ... kata papa nyolong kan dosa. " Tanya Riyan.

" Iisshh nih anak ... Siapa juga yang nyolong, orang kita cuman minta dua buah mangga aja kok. " Jawab si gadis, yang tak lain bernama Amel.

" Kalo minta kan ngomong sama yang punya kak. " Protes sang Adik.

" Pak Mamat ... minta mangga muda nya ya, dua aja kok. " Tanya Amel dengan setengah berbisik, yang sama sekali tidak terdengar oleh sang pemilik rumah yang saat ini sedang berada di dalam.

" Iya ... ambil aja mel. Jangan kan dua, lima juga boleh. " Imbuh Amel menjawab pertanyaan nya sendiri yang tadi dia ajukan pada pak Mamat.

" Tuh kan boleh ... buruan deh, tinggal petik doang lama banget. " Gerutu Amel.

" Iisshh ... Memang nya aku anak kecil apa, dibodohin kayak gitu. " Gumam Ryan.

Meskipun kesal, Riyan pun tetap menjalankan perintah sang kakak. Diraih nya buah mangga yang letak nya tidak jauh dari tempat nya duduk. Dilihat nya mangga itu terlihat sudah besar dan mengkal. Riyan pun memetik nya lalu melempar nya kebawah untuk ditangkap oleh sang kakak.

Saat Riyan mencoba meraih mangga kedua yang letak nya agak jauh dari jangkauan nya, dia merasa agak kesulitan. Saat sudah hampir menggapai nya, tiba - tiba saja dia merasakan sesuatu menggeliat di leher nya. Rasa nya geli dan sedikit gatal. Riyan pun menarik tangan nya dan mengambil sesuatu yang mengganggu nya itu.

" Iisshh ... nih ulat, berani sekali menggangguku. " Gerutu Riyan sambil melempar ulat itu kebawah dan kemudian mencoba meraih kembali mangga yang di incar nya tadi.

Amel yang sedari tadi menengadahkan kedua tangan nya keatas, bersiap - siap hendak menerima lemparan mangga yang kedua dari sang adik tiba - tiba merasakan sesuatu yang menggeliat di telapak tangan nya.

" Apaan nih ... " Gumam Amel sambil mendekat kan kedua tangan nya hendak melihat.

Maka terlihat lah seekor ulat yang lucu ber badan gembul dan ber warna hijau sedang menggeliat dan menoleh ke arah nya.

" Aaaaaaaahhhhhhhhh ..... " Teriak Amel dengan kencang nya, kemudian melemparkan ulat nya ke sembarang arah dan ber lari terbirit - birit menuju rumah nya.

Teriakan Amel membangun kan pak Mamat yang sedang tidur siang di dalam rumah nya. Hal itu membuat pak Mamat reflek berteriak kencang.

" Siapa disitu ... " Teriak pak Mamat.

Riyan yang mendengar teriakan pak Mamat pun

langsung bergegas turun karena takut ketahuan.

" Gdbbuuukkkk ... Aduh ... " Gumah Riyan lirih menahan sakit dipantatnya karena terpeleset saat hendak turun.

Dengan segera Riyan mengambil mangga yang ditinggal kan Amel tergeletak di tanah begitu saja, kemudian berlari dengan cepat hingga melupakan sepasang sandal nya yang bertengger dengan manis di bawah pohon.

Saat sampai dirumah, Amel langsung terduduk di lantai mengatur kembali nafasnya yang ter engah - engah karena berlari tadi.

Saat melihat segelas es syrup yang masih penuh yang berwarna merah dan menggoda tergeletak disamping nya begitu saja, dia pun segera menyambar nya dan meneguk nya sampai habis.

" Kebetulan nih, haus banget." Gumam Amel saat hendak meminum nya.

" Glek glek glek ... " Amel meneguk sampai tak bersisa sama sekali.

" Yah ... minuman ku tuh mel, main tenggak aja." Protes Adis saat minuman nya dihabiskan Amel.

" Dari mana sih kamu mel, sampai ter engah - engah gitu. Habis di kejar anjing ya. " Tanya Anita keheranan.

Belum sempat Amel menjawab, terlihat Riyan datang menghampiri mereka yang juga sambil ter engah - engah dan kesakitan dengan dua buah mangga muda di tangan kanan dan kiri nya.

" Nih kak mangga nya ... main tinggalin aja. " Gerutu Riyan sambil menyodorkan mangga nya.

" Makasih ya dek ... " teriak Amel pada sang adik yang sudah berlalu pergi menuju dapur hendak mengambil minum karena kehausan.

Sinta pun tanpa bertanya langsung menyambar mangga dari tangan Amel yang kemudian mengupas, mencuci dan memotong nya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***