MD#17

Sedangkan Allice dan Austin yang duduk dipaling belakang diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Nih anak gila kali ya, bisa bisanya jadi nerd." Batin Allice yang sudah mengetahui siapa Austin yang duduk disebelahnya.

"Makasih ya." Ucap Austin membuka suara.

"Hmmm." Dehem Allice. "Ngapain lu?" tanya Allice datar.

"Hah dia tahu, masa baru masuk udah kebongkar, jangan dong." Batin Austin takut.

Allice yang mendengar suara batin Austin membiarkannya tanpa ingin bertanya, ia langsung menelungsupkan kepalanya bertumpu kedua tangannya.

Austin yang melihat Allice sebenarnya ingin mengikuti, namun sekarang ia sedang menyamar menjadi nerd.

"Aduh ngantuk banget gw, ini kalo bukan karna Austin nyuruh nyamar jadi nerd, kaga bakalan mau gw." Batin Ryan mengantuk.

"Kenapa lu? bosen? main aja sama gw, mabar kalo nggak nih gw bawa cemilan." Ucap Azza.

"Iya, makasih." Ucap Ryan.

"Santai aja, jangan canggung gitu, panggil aja lu, gw, biar akrab." Ucap Azza.

"Ok."

"Itu yang duduk disebelah Austin tidur?" tanya Ryan.

"Udah itu biarin aja, jangan diganggu, ntar macan nya keluar." Ucap Azza. "Nih makan aja." Imbuhnya menyodorkan camilan.

Saat jam istirahat, Allice terbangun dari tidurnya.

"Udah bangun, ayo kekantin." Ajak Adel.

"Lu duluan." Ucap Allice.

"Yaudah."

"Za, ayok." Ajaknya pada Azza.

"Kalian nggak mau kekantin?" Tanya Adel menunjuk Austin dkk.

"Kita boleh ikut?" tanya Gilbert.

"Yang nggak ngebolehin siapa?" tanya Adel. "Udah ayok lama lu." Imbuh Adel langsung menarik tangan Gilbert membawanya kekantin.

"Lu juga." Ucap Azza menarik tangan Ryan mengikuti Adel dan Gilbert.

Kini tinggalah Allice dan Austin.

"Makasih ya lu udah bantuin gw, nggak bocorin kalo gw pura pura." Ucap Austin.

"Hmm." Dehem Allice.

"Gw jadi nerd karena itu karena nggak mau diganggu sama cewe cewe cabe yang mau ngincer ketampanan dan kekayaan gw doang." Tutur Austin.

"Pede juga nih bocah." Batin Allice

"Oh." Ucap Allice singkat hendak pergi.

"Mau kemana lu?" tanya Austin.

"Kantin." Jawab Allice.

"Ikut lah, gw belum tau dimana kantinnya." Ucap Austin langsung mengikuti Allice.

Saat Allice melewati koridor dan melintasi setiap siswa yang sedang berlalu lalang, semua siswa tersebut langsung menunduk takut terhadap Allice.

"Ini kenapa pada nunduk, kaga ada yang mau meledak juga." Gumam Austin pelan. "Oh atau jangan jangan karna ada anak pemilik sekolah ini." Imbuhnya bergumam pelan, yang terus mengikuti Allice dari belakang.

Saat sampai dikantin, Allice langsung duduk dimeja diamana ada Adel, Azza, Gilbert dan Ryan.

"Nih bakso lu, udah gw pesenin." Ucap Adel menyodorkan satu mangkuk bakso untuk Allice.

"Thanks." Ucap Allice langsung memakan baksonya.

"Ini buat lu, Tin." Ucap Gilbert juga memberikan semangkuk bakso kepada Austin.

"Thanks."

Saat Allice dkk juga Austin dkk sedang asik memakan makanannya datanglah tiga ciwi pengacau, penganggu, pembully, siapa lagi kalau bukan trio M (Manda, Melly, Mela).

"Eh lu Nerd, pesenin kita makan sono." Suruh Manda pada Austin dkk.

"Kamu siapa? main suruh suruh aja." Ucap Ryan.

"Iya kalo mau makan ya beli sendiri, orang yang makan kan kamu, masa kita yang harus beli, kan enak diperutmu doang." Imbuh Gilbert.

"Berani lu ya, nerd aja belagu, masuk kesini juga palingan karna beasiswa." Kesal Manda merendahkan Austin dkk.

"Kalo kita murid beasiswa, berarti kita pinter dong, kan orang pintar layak mendapat beasiswa." Ucap Gilbert melawan perkataan Manda.

"Enak kan jadi Nerd." Batin Allice.

"Berani ya lu, sekarang beliin atau nih es teh gw siram ke lu." Ucap Manda mengangkat segelas es teh milik Azza.

"Heh apaan sih lo, es teh gw itu, lu kalo mau makan beli sono, jangan kaya orang susah." Ucap Azza kesal karna es tehnya diambil oleh Manda.

Saat Manda ingin menyiram Azza, Allice langsung mengangkat mangkuk baksonya yang hanya tinggal kuahnya saja yang juga sudah tercampur dengan sambal yang pedas.

Azza, Adel, Ryan, Gilbert dan Austin yang melihat Allice berdiri juga dengan otomatis ikut berdiri.

"Lu pergi atau mati." Ucap Allice dengan nada datar dingin dan mencekam.

"Lu..." Belum Manda menyelesaikan ucapannya, kuah bakso sudah disiramkan kewajah Manda, yang membuat seluruh wajah dan mata menjadi perih.

"Aaaaa perih, panas." Pekik Manda kesakitan.

"Lu bawa tuh temen lu, atau lu berdua kita yang siram." Ancam Adel mengangkat mangkuk baksonya.

"Kita pergi." Ucap Mela langsung membawa Manda bersama dengan Melly.

"Sadis." Gumam Gilbert melihat Allice.

Allice yang sudah tidak nyaman dengan suasana kantin langsung pergi meninggalkan kantin begitu saja.

"Lice, tunggu." Ucap Adel menyusul Allice.

"Kita duluan." Pamit Azza pada Austin dkk.

***************************************

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕

Terpopuler

Comments

Sinta Nurmala

Sinta Nurmala

lanjutt thorr🙂
semangat💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻

2020-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!