MD#18

Austin dkk yang masih berada dikantin membicarakan Allice dkk.

"Sumpah Tin, yang duduk disebelah lu itu udah kaya malaikat maut." Ucap Ryan.

"Malaikat maut palak mu." Ucap Gilbert.

"Tapi kenapa dia itu kayak ditakutin seluruh sekolah sih." Ucap Ryan bingung.

"Loh, mereka nggak tahu kalau ini sekolah punya Allice, atau jangan jangan yang tahu cuman beberapa aja, tapi tadi kok dikoridor pada nunduk." Barin Austin berpikir.

"Atau karana dia yang ngeberantas pembully disini, kaya tadi." Batinnya lagi.

"Tin, lu kenapa?" tanya Gilbert yang melihat Austin melamun.

"Kaga, ayo buru masuk, bentar lagi masuk." Ajak Austin langsung berjalan duluan.

"Tumben rajin ya dia." Celetuk Ryan.

"Heh lu gila apa ya, sekarang kita nerd." Ucap Gilbert menyentil dahi Ryan.

"Lah iya, lupa gw."

Saat sampai dikelas Austin dkk tidak melihat keberadaan Allice dkk juga Manda dkk, mereka bertiga juga langsung duduk dibangku masing masing.

"Mereka kemana?" tanya Ryan pada Gilbert yang duduknya dibelakang Gilbert.

"Nggka tahu juga gw, bolos mungkin." Jawab Gilbert.

"Mereka kemana? masa iya marah sama gw." Batin Austin.

Saat itu juga datanglah guru yang bergiliran mengajar dikelas.

"Loh ini kok sedikit siswanya, Allice, Azza, Adel kemana?" tanya Guru pada para siswa dikelas dengan menunjuk bangku Allice dkk yang kosong.

"Manda, Melly sama Mela juga kemana? kok pada kosong semua?" tanyanya lagi menunjuk bangku Manda dkk.

"Manda dkk tadi saya lihat mereka di UKS, Bu." Jawab salah satu siswa.

"Allice dkk?"

"Nggak tahu, Bu."

"Kalian bertiga yang duduk disampingnya, tau?" tanya guru pada Austin dkk.

"Kurang tahu, Bu." Jawab Ryan.

"Sudah kalau begitu, kita mulai saja materinya, pemanasan adalah bla bla bla...." Ucap Guru mulai menerangkan pelajaran.

Sementara disisi lain.

"Itu guru pasti dikelas nyariin kita." Ucap Azza.

"Ya iya lah, kita kan murid kesayangan." Jawab Adel percaya diri.

"So pasti."

"Bosen gw." Ucap Adel.

"Mabar aja gimana?" tanya Azza.

"Boleh juga, among us aja." Usul Adel.

"Ok, ntar gw invite yang dirumah." Ucap Azza.

"Lice, lu ikutan kaga?" tanya Adel. Namun tak ada jawaban dari Allice.

"Lice?" Panggil Adel yang juga masih tak ada jawaban dari Allice.

Adel yang tidak dijawab sebanyak dua kali langsung menoleh kearah dimana ada Allice, ia melihat Allice yang tidur begitu nyenyak dengan beralas matras saja.

"Buset nih anak, nggak dimana mana tidur mulu kerjaannya." Ucap Adel.

"Udah biarin aja, nih mulai nih." Ucap Azza memulai gamenya.

Sementara dibawah alam mimpi Allice.

Ia sedang berada ditaman yang indah dengan satu pohon yang rindang ditengah tengahnya, dibawah pohon tersebut berdiri sesosok orang yang membelakanginya, ia menghampiri orang tersebut.

Saat ia dengan orang tersebut hanya berjarak beberapa meter saja, orang tersebut langsung membuka suara tanpa berbalik menghadap Allice.

"Jangan tertipu dengan orang yang tiba tiba saja datang dengan menjanjikan kebahagiaan, orang itu bukanlah orang yang baik, dia akan mempermainkan keluarga mu." Ucapnya.

"Maksudnya apa?" tanya Allice.

"Berhati hati lah anak muda." Ucap sosok tersebut langsung pergi menghilang bak diterpa angin ****** beliung.

Dialam sadar, Allice langsung membuka matanya dan langsung duduk mengagetkan Azza dan Adel yang sedang asik bermain game.

"Kenapa lu? bangun bangun ngagetin orang." Ucap Adel.

"Nggak."

"Siapa orang tadi, dan siapa yang akan datang, untuk apa berhati hati." Batin Allice bingung dan berpikir.

"Tau lah." Batinnya lagi.

"Ikut." Ucap Allice.

"Ok, nih kodenya." Ucap Azza.

Jadilah mereka bertiga bermain game hingga jam pulang sekolah.

***************************************

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***