Sedangkan yang lain kecuali Alvian dkk juga Austin tertawa terbahak bahak melibat betapa cengoh nya wajah Alvian dkk menatap Allice yang sedari tadi berdiri dengan santai dan dengan wajah datar tanpa ekspresi andalannya.
"Anak lu kesurupan apaan Al, kaga ada yang ngajak omong perasaaan." Ucap cengoh Zidan.
"Kesurupan mata lu, liat aja, orang sehat gitu lu bilang kesurupan." Ucap Alvaro tak terima.
"Terus dia kenapa?" tanya Vera yang juga dengan wajah cengoh kagetnya.
"Hahah santai aja kali, muka lu juga kaga usah dijek jelekin gitu, gw tau lu itu udah jelek dari lahir jadi kaga usah ditambah tambahin lagi." Ejek Dinda.
"Eh buset Baedah, gw serius lu malah ngajak ngelawak." Ucap kesal Vera.
"Santai aja, palingan tadi tuh anak ku si Austin ngebatin." Ucap Ale.
"Apa hubungannya?" tanya Alvian masih tak mengerti.
"Itu si Allice bisa denger suara batin krang krang disekitarnya, ya kaya tadi itu." Jawab Ale menjelaskan kelebihan yang dimiliki Allice.
"Ah elah, dari tadi kenapa jelasinnya, hampir gw kira kerasukan tadi." Ucap Nindi bernafas lega.
"Lu aja yang pada snewen." Ucap Oca lalu tertawa.
"Oh iya kenalin, Tante Vera, ini suami tante Alvian dan itu tadi yang ngebatin Austin anak Tante." Ucap Vera memperkenalkan dirinya pada Allice dkk.
"Kalo Om Zidan, ini istri Om namanya Nindi." Ucap Zidan.
"Kalo mereka Disa dan Aldo ipar Om." Lanjutnya menunjuk Aldo dan Disa bergantian.
"Apa hubungannya sama gw." Batin Allice. Namun ia tetap menanggapi dengan mengangguk anggukkan kepalanya.
"Emm Pa, Om, Tan, Allice kekamar dulu." Pamit Allice.
"Kita juga ikut kekamar Allice." Ucap Adel hendak ikut dengan Allice.
"Iya, jangan lupa nanti turun makan malam." Pesan Alvaro, diangguki Allice dkk, mereka bertiga langsung naik kelantai dua masuk kedalam kamar Allice.
"Buset, kaga ngebatin lagi gw, malu banget gw tadi." Batin Austin.
Dikamar Allice, Adel dan Azza langsung duduk disofa hitam milik Allice.
Sedangkan Allice langsung duduk dimeja belajarnya membuka laptop dan mulai menarikan jari jemarinya diatas keyboard.
"Lice, lu nggak cape apa?" tanya Adel yang duduk disamping Azza.
"Iya, tiap hari buka laptop mulu." Imbuh Azza.
Allice yang sedang fokus, sama sekali tidak menjawab bahkan merespon ucapan Azza dan Adel.
"Tau ah, kacang mahal." Ucap Azza.
"Eh iya, btw tadi itu yang namanya Austin itu lumayan ganteng sih." Celetuk Adel.
"Ganteng dari mananya, kentang gitu lu bilang ganteng, burem ya mata lu." Greget Azza.
"Lah masa iya sih, iye kali ya burem." Ucap Adel.
"Udah pada gila." Batin Allice yang mendengar perdebatan Azza dan Adel tentang Austin.
Tiba tiba pintu kamar Allice diketuk oleh Bibi yang memanggil Aallice dkk agar segera bergabung dimeja makan untuk makan.
Tok, tok, tok
"Non, makan malamnya udah siap, sudah ditunggu Tuan." Ucap Bibi didepan pintu.
"Iya Bi, kita turun sekarang." Jawab Adel sedikit berteriak agar dapat didengar oleh Bibi.
"Iya Non, kalo gitu Bibi kebawah duluan." Pamit Bibi lalu pergi meninggalkan kamar Allice.
"Lice, ayo makan, udah ditunggu bokap lu, dibawah." Ucap Azza.
"Hmmm" dehem Allice pertanda iya, ia langsung membuka pintu hendak tutun kebawah, namun tiba tiba hand phonenya berdering, menunjukkan panggilan dari seseorang.
***************************************
~BERSAMBUNG~
LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5
JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE
JANGAN LUPA👆
SEE YOU NEXT EPISODE 😉
BYE~
AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
rina ☹
lanjut thorr....
semangat
2020-10-13
2
Sinta Nurmala
lanjut kak author dan semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
aduhh makin greger thorr😅😅
2020-10-13
1