MD#9

Disaat yang bersamaan datanglah Aldo, Disa, Nindi dan Zidan.

"Alamat penampungan ini." Gumam Alvaro pelan yang masih dapat didengar oleh Austin yang Memang duduk disebelahnya, Alvaro yang menyadari Austin mendengarnya langsung menepuk paha Austin pelan.

"Lah." Batin Austin melihat pahanya yang ditepuk oleh Alvaro, namun ia langsung mengacuhkannya tanpa menyingkirkan tangan Alvaro yang masih tetap berada dipaha Austin.

"Hai." Sapa Nindi melambaikan tangannya pada Alvaro dkk yang sedang duduk memandang mereka berempat yang baru saja masuk.

"Sini duduk lu." Suruh Oca, yang langsung diangguki Aldo, Zidan, Disa dan Nindi.

"Mana anak lu? kaga ikut?" tanya Vera yang tak melihat Gilbert dan Ryan.

"Kaga ikut, kesian kecapean baru turun dari bandara." Jawab Disa.

"Oooooo."

"Pada ngobrolin apa?" tanya Aldo.

"Nggak ada, cuman ngomongin keusilan kita aja waktu SMA." Jawab Dinda.

"Nasib nasib." Batin Austin meronta yang sudah mulai bosan dengan nostalgia para orang tua.

"Ini kalo ada Sisil lebih seru kayaknya." Celetuk Vera.

"Iya, sayang dia udah ninggalin kita duluan." Imbuh Nindi.

"Mana itu sahabat gw yang paling the best, kangen gw sama sikap dinginnya, datarnya, meskipun datar dingin tapi penuh perhatian." Imbuh Disa yang membuat semuanya langsung menunduk sedih.

Sedangkan Austin yang sama sekali tidak mengerti hanya diam tanpa ingin ikut berkomentar, karna ia menyadari raut wajah para orang tua yang sedang bersedih.

"Hush, udah lah yang lalu biar berlalu, lagian udah ada penerusnya yang sama persis." Ucap Alvaro.

"Iya, sifat dingin, datar, ditambah kejamnya juga mewarisi." Imbuh Devano.

"Lah anak lu pada mana? kaga pada kesini? mansion aja sebelahan, masa iya kaga kesini?" tanya Zidan yang belum pernah melihat anak anak dari sahabatnya ini.

Saat Zidan bertanya muncullah Gabriel dengan membawa satu tas berisi dokumen kantor.

"Wah ada apa nih Om, nyariin, kangen ya Om?" tanya Gabriel dengan percaya diri tingginya.

"Wah wah anak sape nih, udah gede aja nih, adek lu mana?" tanya Zidan.

"Anak orang lah, masa iya anak kocheng, adek gw? biasalah warrr." Jawab Gabriel ikut bergabung.

"Nah ini sape nih, kaga pernah liat gw, orang mana nih." Tunjuk Gabriel pada Austin.

"Anak gw itu." Jawab Alvian.

"Oooo." Angguk nya.

"Ngomong napa lu, jangan diem diem bae, udah cukup satu es balom disini, kaga usah ada lagi." Ucap Gabriel menatap Austin yang juga menatap Gabriel dengan wajah datarnya.

"Sok akrab banget nih orang, anak sapa dah." Batin Austin yang belum tahu identitas dari Gabriel.

"Austin." Ucap Austin menyebutkan namanya bermaksud berkenalan dengan Gabriel.

"Oh Austin, cocok lu ama adek gw." Ucap Gabriel. "Oh iya, kenalin gw Gabriella Faraqueen, anaknya Papa Alvaro tercinta." Lanjut Gabriel memperkenalkan diri.

"Oh." Jawab Austin mengerti.

"Buset oh aja." Kaget Gabriel dengan jawaban tak terkira dari Austin.

Dalam waktu bersamaan terdengar mobil dari depan yang baru masuk didepan mansion. Siapa lagi kalau bukan Allice dkk.

"Wah ini nih yang ditunggu datang." Ucap Gabriel yang mendengar suara mobil Allice.

"Awas lu ati ati, siapin mental lu kuat kuat, habis ini ada bidadari turun dari mobil, ya meskipun kadar kecantikannya beda tipis ama gw." Lanjut Gabriel berbicara pada Austin yang hanya diacuhkan oleh Austin.

"Kacang mahal deh keknya, besok gw kaga jadi beli dah." Celetuk Dinda bertujuan mengejek Gabriel.

"Tannnnnn." Gabriel mempelototi Dinda tajam.

"Pisss deh pisss, kaga berani gw."

***************************************

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***