Galen dan Kenzo sibuk untuk mempersiapkan pencalonan mereka sebagai ketua dan wakil OSIS.
Para gadis yang sangat excited melihat keduanya mencalonkan diri. Siapa tidak mengenal keduanya yang menjadi cowok nomer satu di sekolah sejak mereka masih di bangku SMP.
"Mulai deh tebar pesona." kesal Zana melihat pacarnya disebrang sedang asik ngobrol dengan siswa perempuan. Yang pastinya bukan Kenzo yang menghampiri mereka, tapi merekalah yang selalu menghampiri Kenzo dan Galen. Walaupun para gadis itu tau kalau Kenzo sudah memiliki Zana, tapi mereka pantang menyerah untuk mendekati idola mereka.
"Bukan tebar pesona Zan, emang cowok lo aja yang kecakepan, jadi banyak cewek yang naksir deh," kata Keysa yang berdiri di sampingnya.
"... dari pada lo berdiri disini kesal, mending sana samperin biar mereka tau Kenzo pacar lo,"
"Males banget, ya mestinya dia sadar diri donk, ga usah layanin cewek-cewek genit." katanya kesal dan langsung menuju ke perpustakaan. Keysa menggelengkan kepalanya dan mengikuti langkahnya.
"Pokoknya kalian dukung kita ya!" ucap Galen pada empat gadis yang ada di depan mereka.
"Pasti donk, kalian berdua kan idola kita." ucap salah satu gadis, Galen dan Kenzo hanya tersenyum dibuatnya.
"Thanks ya, kita pergi dulu." pamit Gian. Kenzo jarang membuka suara di depan gadis-gadis itu, karena dia tau kalau sampai Zana melihatnya akan sangat
marah.
"Lo mau kemana?" tanya Gian.
"Nyamperin bidadari gue lah, kemana lagi?" katanya meninggalkan Galen dan langsung menuju ke kelas Zana.
"Nyari Zana, ya?" kata salah satu teman kelas Zana.
"Iya kak, ada ga?"
"Tadi dia keluar sama Kekey, ga tau kemana?"
"Oh makasih ya kak" Kenzo mengambil ponselnya dan menelpon Zana tapi tak kunjung di angkat. Dia pun mencarinya ke kantin sesampai di sana, Kenzo pun tidak melihat pacarnya.
Sayang kok diangkat aja sih? katanya sambil menelpon Zana.
Kenzo :"sayang kamu di mana?"
"Zan, ponsel lo dari tadi bunyi tuh," ucap Keysa.
"Biarin aja, pasti Kenzo gue males ketemu, lagi pula gue masih kesel sama dia,"
"Kenapa lagi kalian?" tanya Aji.
"Biasa Ji, cowoknya dikerumunin cewek-cewek." jawab Keysa dan Zana hanya diam membaca buku yang ada tangannya.
"Yank, kok telpon aku ga di angkat sih?" Kenzo baru saja datang. Keysa bergeser tempat duduk untuk Kenzo duduk di samping Zana. Zana hanya diam tidak mendengar apa yang dikatakan Kenzo.
"... yank aku salah apa lagi sih?"
"Ehemm ... mulai deh drama Korea. Ji, pindah yuu! gue ikut terbawa suasana, kalau terus-terusan disini." canda Keysa, dia dan Aji pun berpindah tempat duduk, agar kedua bisa lebih nyaman untuk ngobrol.
"Ngapain ke sini? kenapa ga ngobrol aja terus sama cewek-cewek cantik yang seumuran sama kamu?" ucap Zana, pandangannya masih saja melihat buku. Kenzo menarik nafas dalam, seperti biasa Zana akan sangat marah melihatnya mengobrol dengan wanita lain.
"Cantiknya Kenzo, sayangnya Kenzo lagi cemburu ya? gemesin banget deh. Kamu tau 'kan aku sayang banget sama kamu, masa masih ragu aja sih?"
"Bukan masalah ragu atau ga? tapi masalahnya setia atau ga?"
"Aku setia kok! masa aku nyari yang lain, kalau di depan aku sudah ada yang sempurna." ingin rasanya Zana tersenyum dengan gombalan Kenzo, tapi dia menahan harga dirinya menahan senyumannya.
"Ciiih ... gombal banget. Udah bel, aku mau masuk!" katanya berdiri dan langsung meninggalkan Kenzo yang masih duduk.
"Ampun deh, kalau udah ngambek susah banget sih dirayunya." bisiknya dan mengikuti langkah Zana.
"Sayang, nanti pulang aku tunggu ya!" Kata Kenzo tanpa menghiraukannya Zana masuk ke dalam kelasnya.
Selama pelajaran Zana hanya mencoret-coret bukunya. Entah kenapa hari ini dia sangat malas untuk belajar.
"Zan, lo kenapa?" bisik Keysa heran dengan sahabatnya itu, karena biasanya Zana selalu bersemangat dalam belajar.
".... dramanya masih lanjut?" Zana hanya diam cemberut sambil menopang wajahnya dengan tangannya.
Bel pulang berbunyi, Zana hanya diam tidak membereskan bukunya. Aji dan Keysa heran melihatnya, karena semenjak pacaran dengan Kenzo banyak perubahan yang terjadi padanya. Zana selalu saja sensitif setelah melihat Kenzo bersama cewek terlebih lagi cewek itu di bawah umurnya dengannya. Mungkin Zana merasa dia tersaingi, atau entah apa itu yang jelas hanya Zana yang mengetahuinya.
"Zan, lo ga akan pulang?" tanya Aji sedangkan Keysa membantu Zana merapihkan bukunya.
"Kalian duluan aja." katanya yang masih duduk menelungkupkan wajahnya di atas meja. Aji dan Keysa tidak mungkin meninggalkannya dalam kondisi seperti ini, mereka pun duduk kembali menunggu Kenzo datang menjemputnya.
Kenzo dari tadi menunggu Zana di gerbang sekolah. Entah kenapa hari ini dia ingin menunggu Zana di gerbang sekolah, padahal biasanya dia selalu nunggu Zana di depan kelas.
Dret dret
kak Kekey :" Kenzo, kapan lo jemput Zana ke kelas? ni anak ga tau kenapa? ga mau pulang, kayanya dia mau nginep di kelas deh. Buruan ke sini, kalau ga kata Aji, dia akan merebutnya dari lo." canda Keysa dalam pesan singkat yang dia kirim.
"Shit ...." Kenzo yang membacanya berlari dengan cepat menuju kelas Zana.
"Udah lo kirim?" tanya Aji, Keysa mengangkat jempolnya.
Dengan ngos-ngosan, Kenzo akhirnya sampai dan segera memasuki kelas. Keysa dan Aji yang melihatnya tertawa, mereka berhasil mengerjai Kenzo.
"Buru-buru amat sih abang Kenzo? tapi kalau telat dikit Zana gue ambil." canda Aji, Zana mengangkat wajahnya dan menatap sinis pada sahabatnya.
"Wooow ... ampun-ampun gue cuma bercanda." Aji mengangkat kedua tangan menyerah dengan tatapan sinis Zana.
"Ya udah, kita berdua pulang yaa, jagain Zana ya, Ken!" kata Keysa keluar sambil mendorong punggung Aji.
Zana mengambil tasnya dan langsung keluar dari kelas, Kenzo menyusul dan menggenggam tangannya.
"Ga usah pegang-pegang, nanti di lihat sama cewek-cewek yang ngejar-ngejar lo." katanya sambil menarik tangannya. Kenzo tersenyum dan langsung merangkulnya.
"Aku ga peduli, kalau perlu aku cium kamu di depan mereka." ucap Kenzo membuat Zana menghentikan langkahnya.
"Sumpah gue merinding, coba aja kalau berani!" Zana mengepalkan tangannya di depan wajah Kenzo dan berjalan dengan cepat meninggalkannya.
"Sayaaaaang tungguin!! kalo cepet-cepet gue jadi benar-benar pengen cium kamu." canda Kenzo, Zana semakin mempercepat langkahnya.
Sesampai di parkiran Kenzo seperti biasa memakaikan Helm pada Zana. Kenzo menatap terus wajah Zana sambil tersenyum.
"Ngapain senyum-senyum gitu? buat aku takut tau,"
"Kamu kenapa ga mau dicium sama aku?" goda Kenzo.
"KEN!!!!" teriak Zana dengan wajah yang sangat marah.
"Ampun sayang! aku cuma bercanda. Habisnya kamu segitunya ga mau di cium hahahaha." Kenzo tertawa dengan puas mengerjai kekasihnya itu.
.
.
.
.
~Bersambung~
DON'T FORGET LIKE, COMMENT AND VOTE YAA 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Kanaya Aya
Sumpah Kenzo aku padamu 😘😘😘😘😘😘
2020-03-22
2
Meli Yuliati
auto senyum sendiri😊😊
2020-02-27
3
MaRiA Resi
Ihhhhh
2020-02-18
2