Setelah hari itu, Zana sudah membulatkan hatinya untuk menerima perasaan Kenzo. Karena, memang dia juga tidak bisa membohongi perasaannya. Dulu, dia sudah berjanji pada Mama nya kalau dia tidak akan menyiksa dirinya dengan terus menyembunyikan perasaannya.
Satu syarat dari Zana untuk Kenzo, kalau mereka tidak berhubungan terlalu dekat di sekolah, karena dia belum siap kalau teman-teman nya akan memandang aneh padanya. Juga dia ingin merahasiakan hubungannya sementara pada kedua orang tuanya, karena dia belum siap dengan berbagai macam pertanyaan. Zana tidak tau kalau Putri dan Tristan sudah tau hubungan mereka dari Kenzo.
Putri yang mendengar hubungan keduanya merasa menang dari suaminya. Dia dan Sarah sudah merencanakan hari pertunangan mereka berdua. Rangga dan Tristan yang awalnya menolak untuk rencana para istri pasrah mengikutinya, karena memang lelaki tidak akan pernah menang melawan wanita.
"Pagi Bi, Zana ada," sapa Kenzo pada asisten rumah tangga Zana.
"Pagi Den Kenzo, ada di dalam masuk aja Den," Kenzo langsung masuk ke dalam rumah.
"Pagi Mah, Pah," sapa Kenzo sambil mencium tangan keduanya.
"Pagi bener bang, tumben?" tanya Tristan pada calon menantunya.
"Soalnya kemaren Kenzo kesiangan di omelin sama Ratu Zana Pa," ucapnya membuat kedua orang tuanya tertawa.
"Pagi banget sih!" kata Zana yang baru bergabung di ruang makan.
"Siang dikit salah, kepagian salah, emang ga ada bener nya Aku di mata kamu," ucapnya, Zana hanya tersenyum dan duduk di meja makan.
"Jangan jutek gitu donk kak, Kenzo butuh perjuangan loh bangun pagi," ucap Putri sambil menata makanan di atas meja makan.
"Kya nih Mah, Kenzo selalu kena marah, untung CINTA jadi Kenzo sabar deh." katanya mengadu, Zana menginjak kaki Kenzo agar dia berhenti berbicara seperti itu di depan kedua orang tuanya, karena yang Zana tau kalau keduanya belum tau hubungan mereka.
"Aw, sakit Zana." ucap Kenzo membuat Tristan dan Putri menatap keduanya.
"Kenapa sih kak? ya ga apa-apa donk kalau Kenzo cinta sama pacar sendiri," ucap Putri berhasil membuat Zana kaget dan langsung menatap sinis pada Kenzo. Sedangkan dia hanya tersenyum tanpa dosa.
"Mama sama Papa udah tau kalau Zana dan Kenzo pacaran?" tanyanya dengan nada pelan.
"Iya, emang kenapa? Ga ada yang salah kok sama hubungan kalian," lanjut Putri.
"Kalian ga marah?" pertanyaan Zana mengundang tawa semuanya.
"Kenapa harus marah? Mama sama Papa mendukung kalian kok, iya kan Pah?" tanya Putri, Putri menyuruh suaminya menjawab pertanyaan nya dengan memainkan matanya.
"Iya sayang, ga ada salahnya kok kalian menjalin hubungan," Zana mendengarnya lega tapi, itu tidak membuatnya memaafkan Kenzo yang tidak bisa menjaga rahasia.
"Apaaaa?? Bang Kenzo sama kak Zana pacaran?" teriak Rei yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka.
"Iya, adik ipar," jawab Kenzo bercanda.
"Apaan sih bilang adik ipar segala, bikin Aku merinding tau dengernya. Ya udah Mah, Pah, Zana berangkat dulu ya, Rei kakak duluan ya," pamit Zana dan di ikuti Kenzo. Rei masih berdiri di tempatnya kaget dengan apa yang terjadi.
"Rei, udah kagetnya? Mending sarapan dulu trus berangkat sama Papa" ucap Putri.
"Mah, Pah, kalian ga masalah sama hubungan Kak Zana mereka kan...?"
"Umur ga masalah sayang, asal hati mereka yang siap," timpal Putri. Tristan hanya diam melanjutkan sarapannya, karena apapun yang keluar dari mulutnya kalau tidak sependapat dengan Putri akan menjadi salah.
**♥️♥️**
"Sayang, peluk donk!" ucap Kenzo sambil menarik tangan Zana.
"... Kamu serius masih marah sama Aku? Mama dan Papa kan udah setuju sama hubungan kita, kenapa kamu harus marah sih?"
"Aku malu Ken," Kenzo memakirkan motornya di depan taman jalan yang tidak jauh dari sekolah mereka, waktu masih lama untuk masuk sekolah karena mereka berangkat terlalu pagi
"Jadi kamu malu punya pacar kaya Aku?" ucap Kenzo tersinggung dengan perkataan Zana. Kenzo turun dari motornya dan duduk di bangku yang ada di taman.
Zana merasa salah dengan kata-katanya, maksudnya bukan malu karena mempunyai pacar kaya Kenzo.
"Ken, jangan marah! Aku ga bermaksud kaya gitu cuma..."
"Cuma apa Zan? Kalau kamu terpaksa menerima aku, mending kita tidak usah memaksakan nya," Zana duduk di samping Kenzo dan memegang tangannya.
"Aku ga terpaksa, cuma memang Aku belum siap kalau sampai orang-orang tau kalau kita pacaran" Kenzo menarik wajah Zana dan menatapnya dengan serius.
"Zan, Aku tidak akan memaksa mu kalau kamu memang belum siap, maafkan Aku sudah bersikap marah seperti ini. Ya udah, sekarang kita lanjut ke sekolah ya takut kesiangan," Kenzo berdiri dan hendak melangkahkan kakinya ke motor sport kesayangannya. Zana dengan cepat memeluk tubuh tingginya dari belakang.
"Aku yang minta maaf Ken, maafin Aku yang selalu melukai hatimu. Aku terlalu kekanak-kanakan dan memang jujur Aku malu karena belum siap orang-orang memandangku aneh," Kenzo melepaskan pelukannya dan berbalik kebelakang menghadap Zana.
"Ya udah, ga usah di pikirkan sekarang kita ke sekolah ya," Kenzo berusaha untuk bersikap dewasa walaupun hatinya sangat ingin marah meluapkan segalanya. Dia memakaikan Helm pada Zana, mata Zana menatap wajah Kenzo merasa bersalah. Zana memang sangat keras kepala makanya Kenzo sudah tau cara menghadapi wanita cantik itu yaitu dengan mengalah, karena dengan begitu Zana akan mudah luluh hatinya.
Sesampai di sekolah Kenzo langsung pamit pada Zana untuk duluan masuk ke dalam, karena dia yang kebetulan bertemu Yuri dan Galen. Kenzo meninggalkan Zana yang masih berdiri di parkiran masuk kedalam sambil merangkul kedua sahabatnya. Dia seperti itu karena dia ingin menepati janjinya agar tidak memperlihatkan hubungan mereka di sekolah. Ada rasa iri dalam hati Zana melihat Kenzo merangkul wanita selain dia, walaupun Zana tau kalau mereka hanya sebatas sahabat.
"Muka lo kusut amat non," sapa Keysa yang melihat Zana menelungkupkan wajahnya di atas meja. Zana hanya diam, dia masih merasa sedih melihat sikap Kenzo yang berubah menjadi cuek. Padahal ini keinginan dia tapi hatinya menolak seperti ini, dia ingin selalu melihat Kenzo yang ceria dan selalu menempel padanya.
"Lo, kenapa sih Zan?" ucap Keysa lagi sambil menepuk bahunya. Zana mengangkat wajahnya, dia tidak bisa menahan rasa sedihnya, air mata mengalir di kedua pipinya membuat Keysa semakin penasaran apa yang terjadi padanya. Diapun langsung memeluk tubuh Zana.
"Keluarin aja kalau itu bisa buat lo tenang, Gue ga akan nanya kenapa, kalau memang lo ga mau cerita sama gue," jelas Keysa, Zana memasukan wajahnya ke leher Keysa membalas pelukannya dan terus menangis.
"Gue merasa bersalah Key," katanya dan Keysa langsung melepaskan pelukannya menatap Zana. Untungnya kelas masih sepi jadi tidak banyak yang tau kalau Zana sedang menangis.
"Jenapa harus merasa bersalah?" Zana hanya diam, entah mulai dari mana dia harus ceritakan pada sahabatnya, karena memang sahabatnya sendiripun belum tau hubungan dia dan Kenzo.
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA NOVEL INI
FOLLOW IG AUTHOR YU : @PenulisMicin😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Dwi Harti
muterr aj hubungan cinta mereka
2020-07-02
0
MaRiA Resi
Zana jujur dong sama kesya
2020-02-18
1
Nur Rini
opo
2020-02-10
1