Masih di rumah Kakek di Mountain Villa.
Kiara membuka matanya, wajah Bram tersenyum sedang memandangi wajah nya. "Ka, sudah sore ayo kita pulang nanti ibu nyariin. Besok aku kerja pagi sayang, jangan bilang Ka Bram mau nginap lagi." Kiara mengusap wajah tampan kekasih hatinya.
"Sayang, aku masih rindu." ujar Bram manja semakin memeluk Kiara.
"Hei, dewa mesum ayo pulang, aku juga mau ambil mobil ke rumah besar."
Mendengar itu Bram teringat kemudian bangun membuat panggilan melalui ponsel Kiara. Mengetik nomor Yudi yang sudah dia hapal mati.
Yudi : "Hallo Bos, jam berapa mau dijemput?"
Bram : "Dalam tiga jam harus sampai di sini."
Yudi : "Kenapa begitu Bos, saya bisa sampai di sana dalam setengah jam."
Bram : "Kamu ini, tiga jam ya tiga jam!Bagaimana intel?"
Yudi : "Aman Bos, orang-orang kita berhasil mengelabui juga anjing-anjingnya Raharja mereka kehilangan jejak dan mendapatkan hukuman dari Tuannya, ha ha ha."
Bram : "Sudahlah Yudi, kau telah membuang waktuku." Bram langsung menutup panggilan.
Di ujung sambungan yang telah terputus.."Cih dasar!" Yudi melempar ponselnya ke bangku penumpang di sebelahnya. Ia sudah dalam perjalan menuju Mountain Villa, terpaksa mencari tempat tongkrongan dulu.
Ahh, masih banyak waktu menuju Villa.
Kemudian Yudi memutar Mobilnya ke area peristirahatan yang ada di dekat daerah Mountain Villa.
******
Bram dan Kiara di dalam bathtub lagi berendam. "Sayang ayo bergegas mandinya."
Pujuk Kiara karena melihat Bram yang enggan mau pulang dengan bibirnya yang sibuk mengecup-ngecup pundak dan leher Kiara.
"Sayang, celup sekali lagi." ujarnya serak.
"Sayang udah gak sempat, ayo kita berkemas pulang." Kiara memujuk kekasihnya lagi.
"Sayang, celup atau nginap!" Si omes gak mau ngalah kalau sudah kepingin maka harus dapat.
"Ahh, ya sudah gercep ya!" ujar Kiara pasrah.
"Terima kasih sayang, I love you." si omes menyeringai.
******
Kiara terkejut bagaimana bisa mobilnya sudah di garasi rumah kakek lalu ia melirik Bram.
"Hm, begini sayang kamu pulang dengan mobilmu, aku pulang dengan mobil yang satunya." ujar Bram pada Kiara yang kebingungan.
Apa dia gak tau yang membuat bingung adalah kunci mobil masih di dalam tasku. Bagaimana mereka bisa membukanya dan membawanya kemari. dalam hati Kiara.
"Sayang jangan khawatir, kamu aman sepanjang jalan." yakin Bram karena ia sudah memerintahkan pengawalan tak kasat mata untuk mengikuti Kiara.
Kalian itu lebih menakutkan, dalam hati Kiara.
"Tapi sayang kamu harus langsung pulang ya, jangan kemana-mana oke!" ujarnya mengusap rambut basah kekasihnya.
Kemudian Bram melirik Yudi agar membawa mobil yang tadi dipakai bersama Kiara untuk mundur keluar dari garasi duluan.
"Sayang, jumpa lagi." Kiara masuk ke mobil. Men-stater mobilnya berjalan perlahan meninggalkan Bram yang masih di dalam garasi.
Bertemu di pintu gerbang, Kiara tersenyum membunyikan klakson telotet om pada Yudi. Yudi pun tersenyum membalas sapaan klakson Kiara.
Bram yang keluar dari garasi menyaksikan kemesraan di depannya seketika melotot pada sekretarisnya.
Yudi hanya cengengesan menanggapi kecemburuan bos kecilnya. Yah, Yudi lebih tua dari Bram lima belas tahun, makanya Bram menganggap Yudi sudah seperti kakaknya. Bram telah mengetahui keloyalitasan Yudi selama bekerja dengan Papanya dan Om Burhan sebelumnya.
Saat Alisha dan Dwi pergi ke pasar Yudi memerintahkan anak buahnya mengambil mobil Kiara di rumah besar, bagaimanapun caranya terserah.
Selesai meeting Yudi bergegas dengan mobil Kiara menuju Villa untuk melaksanakan perintah selanjutnya yaitu menjemput bos omesnya yang lagi bersama kekasihnya.
Di dalam mobil Bram dan Yudi diam tak bicara, saat sudah separoh jalan barulah kemudian Bram bersuara. "Yudi, carikan aku wali nikah rahasia."
"Baiklah Bos laksanakan, mau kapan?" Yudi melirik ke bos kecilnya.
"Sebelum pernikahan dengan Evita digelar." ujar Bram menarik napas dalam kemudian memejamkan matanya.
*******
**Diruang rahasia Sibolon company.**
Raharja mengusap wajahnya kasar. Ia salah telah menganggap remeh pada anak bau kencur seperti Bram.
Anak buahnya yang babak belur, meringkuk menahan sakit mengutuk di dalam hati. Menyumpahi si bos yang kejam agar cepat koit.
"Pa, sudahlah! Bram belum jadi suami Evi jadi biar dia puas-puas-in dulu masa lajangnya, oke." Evita merayu Papanya yang emosi.
Belum pernah Evita melihat Raharja semarah ini karena selama ini segala sesuatunya aman terkendali di bawah kekuasaannya. Tapi si Bram anak ingusan itu membuat Raharja merasa seolah pantas mengambil pensiun dini.
Raharja mengamati lagi rekaman CCTV, bagaimana cara Bram keluar dari gedung tanpa diketahui. Kemudian ia melihat ada wajah seseorang yang dikenalnya dengan baik.
"Coba rewind di wajah lelaki brewok." perintahnya.
"Baik Tuan." tenaga IT berhenti scroll di lelaki berwajah brewok.
Kemudian Raharja membuat panggilan.
Lelaki brewok : "hallo Tuan Raharja, apa kabar? Saya senang Tuan menelpon, tapi ada apa gerangan yang membuat orang sepenting Tuan menelpon saya yang hina ini?"
Raharja : "Kapan kamu ke gedung WJ?"
Lelaki brewok : "eng, saya belum ke sana dalam seminggu ini Tuan, kenapa?"
Raharja : "Baiklah tidak apa-apa, selamat bersenang-senang."
Raharja menutup panggilan mengepalkan tinjunya di kepala tenaga IT.
glek. Tenaga IT menelan salivanya.
Untung gak kena tinju.
Di ujung telepon Lelaki brewok bergegas keluar dari sauna meninggalkan dua selir yang lagi menggosok tubuhnya.
"Sayang, aku belum mendapat giliran."
Teriak selir1, Selir2 terkikik mengejek karena merasa beruntung telah mendapatkan jatahnya.
****
Di ruang tengah Alisha mencegat Bram yang baru datang. "Kamu dari mana Bram?" tanya Alisha.
Bram yang sudah tau bakal diinterogasi mamanya pun sudah menyiapkan diri.
"Dari mana lagi ya dari kantor." jawab Bram duduk di sofa dengan santainya sambil melonggarkan dasi seolah-olah lelah karena telah bekerja seharian.
Ia mengganti sepatunya dengan sandal rumah yang telah disiapkan samsir, sopir Alisha.
Sebagai sopir samsir juga merangkap kerja di dalam rumah kalau Alisha gak kemana-mana. Termasuk melayani Tuan Mudanya Bramasta.
"Bram, kamu gak usah kemana-mana ya sayang sampai tanggal menikah. Hanya tinggal lima hari bekerjalah dari rumah oke! Kamu sekarang lagi dipingit."
Mohon Alisha pada Bram mengantisipasi agar Bram tak melakukan sesuatu yang bisa mengancam batalnya pernikahan.
"Mama, kita ini orang modern gak ada istilah kuno itu lagian bukannya yang dipingit itu perempuan. Sudahlah Mom, jangan mengada-ngada klien juga maunya meeting sama Bram. Bagaimana bisa kalau gak keluar?" ujar Bram kemudian berdiri sambil berkacak pinggang pada Mamanya.
Alisha tidak tau lagi mau berkata apa, hanya mengurut dada.
"Bram siap-siap dulu Mom, masih ada satu meeting lagi makan malam dengan klien. Bram harus siap dalam dua jam."
Lanjut Bram beranjak ke kamarnya yang memang berada di lantai bawah dekat taman belakang. Alisha mengikutinya sampai ke kamar.
"Sayang, kamu gak akan ngecewain Mama kan? Pernikahan kamu dengan Evita harus terlaksana Bram, gak boleh enggak!" ujar Alisha hampir meneteskan air mata.
"Itu tergantung sikap Mama. Kalau Mama gak ikut campur urusan pribadi Bram maka Bram akan nurut sama Mama. Sudahlah sana keluar, Bram mau buka baju atau Mama mau lihat Bram telanjang seperti waktu bayi." ujar Bram sambil melorotkan celananya, menggoda Mamanya.
Kemudian tersenyum devil melihat bibir mamanya yang manyun saat keluar dari kamarnya. Senyumnya melebar lalu masuk ke kamar mandinya.
Ahh, Kiara ku sayang. I miss you.
***tbc
hai , readers thanks. Tetap dukung dengan like, koment, vote dan share juga ya. Rate juga lima bintangnya guys. thanks 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Norintan Nazmie Tim's Sha
up
2020-10-28
4
✈전Arynn
lanjut kak semangat like next up
salam hangat dari cygnus dan sincerely ❤️
2020-10-28
4