Apa, sepertinya Kiara familiar dengan suara itu walaupun sedikit ditekan.
"Ka Bram!" pekiknya.
Si supir tersenyum lebar dibalik kumis brewoknya ada senyuman manis gigi putih dan rapi milik Bram.
"Iya sayang kejutan, apa kamu merindukan kekasih tampan mu ini?"
Ahh, Kiara mendelik kesal. Tadi dia sibuk melihat Bram di ponselnya, sekarang orangnya di sini sedang menculiknya.
"Bram kita mau kemana? Ka, bisa jangan ngebut, aku takut!" teriak Kiara.
"Jangan takut sayang ini belum seberapa, satu kali aku akan ngajak kamu lihat aku balapan di sentul." ujar Bram santai tapi masih ngebut.
Cih, bukannya ini jalan ke rumah kakek.
"Ka, bukankah ini jalan ke rumah kakek?" tanya Kiara penasaran.
"Betul sayang aku lapar." jawab Bram.
"Apa, di rumah kakek mana ada makanan!" ujar Kiara heran.
"Ada sayang makanan yang paling lezat sedunia yaitu kamu." dibalik kumis brewoknya Bram tersenyum mesum.
glek, wajah Kiara merah padam.
Setengah jam mobil sampai di rumah Kakek langsung masuk ke garasi,
gerbang dan garasi terbuka dan tertutup otomatis.
Mesin masih menyala, Bram memundurkan joknya. Setelah itu menepuk pahanya, "Sayang duduk sini." menarik Kiara duduk di pangkuannya.
Ah..mulai deh kumat.
Dengan memutar bola mata jengah Kiara nurut. Karena memakai skirt kembang di bawah lutut, sehingga dengan mudah pahanya terbuka.
Bram mengusap wajah sembab Kiara, kelihatan sekali gadisnya ini menahan kesedihan. Bram gak yakin punya cara lain untuk menghibur gadisnya selain memberikannya sentuhan, yang menandakan cinta dan tubuh Bram adalah milik Kiara.
Mau ngajak date ke Mall gak mungkin, sementara hubungan mereka masih jalan belakang. Hm, Bram membuang napas pelan.
"Sayang cium aku, aku milik mu." Bram dengan suara rendah mengusap manja bibir ranum Kiara dengan jempolnya ia menekan.
Cih modus! "Bram, kenapa kamu pakai kumis brewok?" tanya Kiara mengelus pipi Bram yang penuh bulu palsu.
"Aku lagi nyamar sayang, bisa kamu tolong lepasin." Bram menatap sayang gadis pujaannya.
Kiara mencopot kumis brewok palsu Bram sehingga kelihatan wajahnya yang tampan seperti habis cukuran.
"Cium aku Kiara sayang." suara Bram serak dengan wajah yang udah napsu menatap wajah sembab gadisnya yang tersipu malu.
"Kan kamu bisa cium sendiri." ujar kiara dengan manyun menempelkan bibirnya ke bibir Bram. Cuma menempel, matanya membulat ke atas menahan senyuman.
Bram terkekeh. "Cium yang hot dong sayang." rengek Bram menekan bibir Kiara, menyelipkan lidah menerobos ke dalam mulutnya.
Kiara yang udah kangen mengalungkan lengannya di pundak Bram membalas mengulum dan menyesap isi di dalam mulut kekasihnya.
Bram terhimpit tubuh Kiara manakala ia menjatuhkan sandaran kursinya kebelakang. Bram membiarkan Kiara menikmati dirinya membalas sekadarnya mengimbangi permainan.
Ditambah gerayangan tangan Bram di bagian sensitif tubuhnya, Kiara semakin menggila menciumi Bram sampai ke leher-lehernya. Setelah ngap Kiara menghentikan ciuman mengambil udara baru masuk ke paru-parunya.
Bram mengecup lembut bibir Kiara, menarik sandaran kursi kembali menjadi tegak. Mengangkat T-shirt Kiara lepas dari tubuh gadis itu, membuka pengait Bra melempar sembarangan.
*******
Sementara di rumah besar Wijaya, Alisha dan Dwi di meja makan utama.
Mereka lagi menghitung daftar belanjaan yang akan dibeli dan berapa biaya yang akan dikeluarkan.
Alisha meminta Dwi yang mengurus kateringannya, hari ini lima hari menjelang pernikahan Evita dan Bram.
Karena nikahan Bram bertepatan empat puluh hari suami-suami mereka maka setelah akad nikah di mansion besar Sibolon, Alisha akan mengundang pengajian pada malam harinya. Tahlilan untuk arwah sekalian doa bersama syukuran atas pernikahan Bram.
Ponsel Alisha berbunyi tanda masuk pesan dari intel.
Intel : "Nyonya, Tuan Muda tidak berada di gedung WJ meeting dipimpin sekretaris Yudi.
Alisha mengepalkan tangan meremas ponselnya sangat kuat. Wajahnya menahan marah yang siap-siap meledak barang siapa yang berani memicunya.
Kemudian ia menoleh ke Dwi yang memandangnya dengan wajah shock.
Seketika Alisha merubah moodnya menjadi ceria. "Hm." gumamnya tersenyum ramah. "Oh ya Dwi, dimana Kiara?"
Dwi yang melihat perubahan di wajah Alisha seketika menjadi lega.
"Ada di rumah saya tinggalin tadi masih tidur mbak, sepertinya ia kesal sama saya." jawab Dwi dengan nada sedih.
"Oh ya, kesal kenapa?" tanya Alisha.
"Dua minggu lagi perusahaan akan menugaskannya ke cabang Kota Kembang karena saya tidak memberinya izin makanya dia marah."
Seketika wajah Alisha berbinar.
Hah! Setengah mati aku memikirkan cara menjauhkannya dari Bram, eh ternyata anak itu pergi sendiri.
Batin Alisha tertawa.
"Benarkah, kenapa kamu gak memberi izin memang mau pergi berapa lama?" tanya Alisha menyembunyikan raut senangnya.
"Cuma enam bulan sih mbak." jawab Dwi.
"Oh gitu ya, sebentar ya Wi." Alisha permisi pada Dwi pergi ke kamarnya dan membuat panggilan pada intel.
Alisha : "Bagaimana kalian tidak tau keberadaannya!" bentak Alisha pada intel.
Intel : "Maaf Nyonya, CCTV menunjukkan bahwa Tuan Muda tidak pernah meninggalkan gedung WJ. Kita juga standby di lobby dan di parkiran tidak melihat kalau Tuan muda keluar dari gedung." jawab intel beralasan.
Alisha : "Sebaiknya kalian kerja lebih profesional atau kalian gak akan dapat bayaran." geram Alisha mengancam intel-intelnya.
Intel : "Baik Nyonya, kami akan menemukan Tuan Muda segera."
Dengan kesal Alisha menutup panggilan dan kembali menjumpai Dwi yang menunggunya di ruang makan utama.
Alisha tersenyum pada Dwi. "Jadi gimana, Kamu benar gak mau kasih izin Kiara pergi?"
"Saya berat mbak melepasnya, sejak diadopsi saya belum pernah berpisah dengan anak itu. Pergi liburan sekolah pun dulu saya ikut menemani." ujar Dwi.
Alisha berpikir-pikir.
Kalau Kiara berangkat takutnya Bram nekat mendatangi Kiara ke Kota Kembang dan itu sangat berbahaya.
Alisha khawatir Raharja juga memasang intel untuk ngawasin putranya.
Atau membiarkan Kiara tetap dekat dengan Bram. Di rumah ini atau di kantornya mungkin jadi sekretarisnya, sehingga Raharja atau Evita tidak curiga dengan hubungan mereka. Ah, Alisha jadi pusing.
"Kenapa Mbak?" tanya Dwi yang melihat Alisha seperti orang gila dengan mimik wajah yang berubah-ubah.
"Anu Dwi, saya pusing dengan tingkah si Bram."
glek. Dwi menelan salivanya.
Apa Alisha mengetahui hubungan Kiara dan Bram?
"Memangnya kenapa Mbak?" tanya Dwi penasaran.
"Sebenarnya Bram tidak menyetujui pernikahan ini. Sehingga dia tidak berusaha mendekati Evita, maksudnya biar lebih akrab gitu." curhat Alisha.
"Yang penting nikahkan dulu mbak, nanti lama-lama juga akrab bahkan nempel bisa jadi bucin." jawab Dwi polos.
"Ha ha ha." mau gak mau Alisha tertawa juga mendengar kata bucin keluar dari mulut seusia Dwi, boleh juga usul si Dwi ini.
Hm, ternyata si Dwi gak seburuk yang kukira. Sepertinya dia juga tidak tahu menahu hubungan Bram dengan Kiara.
Batin Alisha. "Kalau Kiara gak berangkat, kemungkinan Kiara akan dipecat Wi, kamu gapapa?" tanyanya.
"Si Kiara saya suruh kuliah Mbak mau apa lagi yang penting jangan pergi." tegas Dwi.
"Oh iya, kenapa aku lupa ha ha ha." Alisha tertawa hambar.
*****tbc
hi readers, thanks ya sudah nyimak. Jangan lupa tekan jempolnya, like, koment, vote dan share juga ya. Semoga jadi berkah bagi anda semua.
Love you All. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Syavira Vira
hi hiiiiii
2020-11-22
2
Anggina AMS
wah.. segitiga bermuda.. 😃😃🙈🙈
2020-11-12
10
Queen Studio's
Segitiga bermuda itu apa ya😅
2020-11-10
4