Tubuh Kiara oleng hampir jatuh jika tidak ada sebuah tangan menahannya.
"aaaaaa! " Kiara
"Aduh!" Bram
Bram ambruk dan Kiara terbawa jatuh bersamaan menimpa tubuhnya. Kiara kaget, dengan cepat ia mengulurkan tangannya menangkup kepala Bram agar tidak membentur lantai.
"Bram! Ka Bram!"
Kiara menggoyang-goyang kepala Bram, wajahnya pucat seputih kapas seperti orang kehilangan kesadaran.
"Ka Bram, uwaaaa!!!!" pekik Kiara panik dan mulai histeris menggoyang-goyang tubuh pria itu.
"Hah!" sahut Bram dengan separoh nyawa.
"Kenapa kamu berisik sekali, orang mati pun bisa bangun mendengar suaramu." ujar Bram dengan suara lemah.
Kiara merasa bokongnya tersiram air hangat, ia menoleh kebelakang.
"Maaf." ucap Bram dengan wajah imut, "sudah gak tahan mau pipis, ah." lanjutnya tersenyum lega.
"Dasar brengsek!" teriak Kiara.
Kiara bangun dari atas tubuh Bram, menuju shower ia mandi menggosok pantatnya yang tersiram air kencing.
Masih berbaring terlentang, Bram menelan salivanya. Pemandangan yang sangat erotis, Kiara seperti bidadari mandi turun dari khayangan.
"Sayang, tolong bantu aku berdiri." pinta Bram dan pikirannya kembali nakal.
Kiara mendengus mengulurkan tangannya tapi malah jatuh ke pelukan Bram. Mereka berguling di bawah shower. Pergulatan sengit pun terjadi antara Kiara vs Bram.
Keduanya terhempas tanda akhir dari pertandingan, tersenyum bahagia saling berpelukan.
***Bram POV ***
Bram tertawa geli saat bangun disuguhkan dengan pemandangan dari kamar mandi yang pintunya terbuka lebar. Kiara sedang duduk di atas kloset tanpa sehelai benang.
Dasar penakut, lihat si jelek itu senyum-senyum sendiri hihi.
Ah imutnya ia saat pup.
Wajah meringis itu, oh so cute.
Apa ia eek batu, oh bukan.
itu pasti sakit akibat perbuatanku.
Maafkan aku sayang, aku udah nyakitin kamu, Bram bermonolog.
Lalu ia bangun ke kamar mandi ingin membantu Kiara membersihkan diri tapi ia malah terkejut dengan reaksi Kiara yang berlebihan.
Apa karena lelah atau baru bangun, Bram merasa hilang keseimbangan saat menahan tubuh Kiara yang hampir jatuh. Ia pun ikut terjerembab dan hampir geger otak jika Kiara tidak cepat menahan kepalanya agar tidak membentur lantai.
Beruntung Kiara tidak menolak keinginannya bercinta lagi setidaknya dengan bercinta ia bisa mengembalikan semangatnya yang hilang.
Bram menyesali pikirannya yang ingin meninggalkan dunia ini asalkan selalu bersama Kiara. Sehabis bercinta dipeluknya Kiara dan dihujaninya dengan kecupan-kecupan sayang, berjanji kedepannya untuk hidup lebih baik lagi untuk Mama, Kiara dan dirinya.
* Bram off*
Setelah pergumulan di kamar mandi Bram dan Kiara sarapan makan sisa pizza semalam yang tertimpuk selimut di lantai beralas karpet. Jadi masih layak dikonsumsi, kata Kiara berdosa membuang-buang makanan.
Mau tidak mau Bram telan juga itu pizza dingin, beruntung semalam mereka memesan beberapa air mineral dan soft drink jadi tidak perlu minum air keran.
Habis sarapan di bawah selimut mereka berpelukan belum berpakaian karena memang gak ada baju ganti selain baju yang dipakai kemarin.
Bram menggantungnya biar tidak kusut, katanya. Kiara tau bahwa itu hanya modus si Bram saja agar kekasih mesumnya itu mudah menjelajahi tubuhnya.
"Sayang, kita nginap satu malam lagi ya." kata Bram mengusap kening Kiara sayang.
"Oh tidak mau!" Kiara menggeleng spontan.
"Aku masih kangen." Bram memohon.
"Bram kita ke tempat lain saja ya, aku sport jantung disini bisa mati muda." tolak Kiara tegas.
"Dasar penakut." Bram menjepit hidung Kiara dengan menekuk jari telunjuk dan tengahnya. Kiara meringis kesal.
"Sayang ini kamar masa kecilku dulu, jangan takut kan ada aku sayangku, gorgeous !" ujar Bram dengan gigi rapat sambil meremas apa yang bisa diremas.
"Auw, Bram ahh! " Kiara menepis tangan Bram dari tubuhnya.
***Kemudian Bram bercerita.**
Kakek dari mendiang Papanya berdarah tiongkok dan neneknya orang Belanda.
Mengingat Papanya, hati Bram terasa sakit.
Secepat itu ia pergi
Saat Papanya berusia tujuh tahun, nenek yang sakit sakitan kembali ke Belanda meninggalkan kakek dan Papa dan tak lama nenek pun meninggal di sana.
Saat Papa usia sembilan belas
tahun kakek menikah lagi dengan sekretarisnya tapi ia juga meninggal saat melahirkan. Kakek kembali berduka, dua kali ia ditinggal istri tercinta. Kakek merawat om kecil sendirian dan menyerahkan perusahaannya diurus Papa.
Kamar ini pertama kamar Papa, diberikan pada adik tiri kecilnya Om Indraguna Wijaya. Saat Om Kecil lima tahun, ia terkena demam tinggi dan akhirnya meninggal juga. Kakek semakin sedih dan jadi pemurung.
Sebulan meninggalnya om kecil, papa menikah dengan mama yang berdarah Pakistan dan Papa ikut mama menjadi muallaf.
Saat Bram lahir kakek jadi bersemangat lagi mencurahkan kasih sayangnya pada Bram kecil. Kakek memberinya kamar ini setiap akhir pekan Bram akan tidur disini.
Saat usia tiga tahun Bram kecil menjadi betah di rumah kakek tidak ingin pulang ke ibu kota. Saat usia lima tahun Papa ingin Bram sekolah di Ibu kota tapi Bram menolaknya.
Bram kecil mempunyai teman, ia memanggilnya Dani. Dani sering main ke rumah kakek atau gantian Bram yang main ke rumah Dani yang jauhnya satu blok dari rumah kakek.
Dani lebih tua dari Bram enam tahun. Saat Bram enam tahun, Dani pergi meninggalkan Bram. Bram kecil menangis histeris sampai kejang-kejang dan demamnya sangat tinggi. Takut kejadian seperti adik tirinya, papa membawa Bram kecil ke ibu kota.
Setelah sembuh Bram gak mau lagi ke rumah kakek karena tidak ada Dani. Hanya setahun sekali Bram ke rumah kakek saat Imlek itupun gak nginap.
Kakek kembali bersedih dan menyendiri, untuk bertemu Bram, kakek yang akan ke ibu kota. Akhirnya ia meninggal dunia dalam kesendirian.
Sehingga kini villa ini tidak ada yang menempati. Sebulan sekali keluarga Bram menyewa beberapa tenaga kebersihan melakukan housekeeping.
*** begitu Bram mengakhiri ceritanya.**
"Aku akan merenovasi rumah ini, rumah kita." ujar Bram mempererat pelukannya dan mematuk bibir Kiara.
"Iya sayang jam berapa kita cek out dari sini, aku kerja shif malam nanti mulai jam empat sore pulang jam sepuluh malam."
Bram mendengus "Inikan sabtu weekend libur saja, lagian ini masih sakit sayang, tidak usah pergi kerja ya." mohon Bram meremas segitiga bermuda kiara.
"Ahh tidak bisa Bram, di Depstore weekend dan hari libur makin ramai pengunjung tidak bisa asal bolos." jelas Kiara.
"Kamu yakin bisa kerja, aku masih mau menghajarmu sampai gempor biar tidak bisa jalan sekalian."
"Ha ha ha kamu kok tau gempor sih Bram, kan kamu lama tinggal di Amrik?"
"Aku ada teman putra pejabat dari sumatra setiap habis pulang kencan ia bilang rasa mau gempor dihajar pacarnya."
Bram tersenyum mengingat kenakalan temannya itu, pantes saja ternyata. Dalam hati Bram menyesal kenapa tidak dari dulu saja.
*****tbc
hi , readers thanks ya. dukung dengan like dan votenya ya guys. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
aku mampir
salam dari dokter tampan dan putri mafia
2021-04-18
1
Conny Radiansyah
kalo Kiara nanti hamil, gimana tu...
2021-04-12
1
Niiee
itu knpa waktu s bram ngebahas kayra lagi eek aku ktawa ngakak ampe terpingkel🤣🤣🤣🥰🥰 sakit perut wooooy
2021-04-10
2