"Uhuk-uhuk." Kiara terbatuk-batuk. Ia mengibaskan tangannya menghalau asap yang terbang ke wajahnya.
Sebaiknya aku pergi, lama-lama di sini bisa mati muda. Mana asap, mana jantung berdebar.
Dalam hati Kiara. Sekilas Ia melirik Bram yang sedang tertawa di atas penderitaannya.
'Oh, dasar gila.' desis Kiara pelan.
Gak perduli dengan kekesalan gadis itu, kembali Bram membuang asapnya ke arah Kiara. Ia terkekeh tanpa dosa.
Hm, dasar brengsek!
Umpat Kiara dalam hati. Matanya membulat menatap geram pada keisengan Bram, dengan kesal ia berdiri.
Saat Kiara hendak melangkah pergi, dengan cepat Bram menangkap jemarinya.
"Ups, mau kemana di sini saja dulu temani aku." paksa Bram membawa Kiara kembali duduk.
Dengan memutar bola mata malas Kiara duduk, segera menarik jemarinya dari genggaman Bram. Lembut jemari Bram tubuhnya rasa kesetrum, Kiara merasa jantungnya mau lompat keluar.
Untuk mengalihkan perhatiannya, Kiara memainkan game di ponselnya. Setidaknya ia tidak harus melihat wajah tampan Bram yang sempurna.
Kiara berusaha relaks meredakan debaran di jantungnya yang ternyata susah diajak kompromi masih saja berdebar gak karuan.
Bram masih merokok, namun kali ini ia membuang asapnya ke arah lain. Ia memandang Kiara yang masih mengacuhkannya.
Sepertinya gadis ini sedang nervous bukan sombong, kenapa pada gadis ini aku kepikiran ingin berbuat nakal.
Bram menyeringai, mencoba menjernihkan pikiran kotor dari otaknya.
"Siapa nama kamu gadis manis?"
Tanya Bram berbisik di telinga Kiara. Bahkan bibirnya sedikit menyentuh daun sensitif itu.
Kiara bergidik, tercium aroma hangat napas Bram.
Apa ada rokok bau permen mint?
Dalam hati Kiara menoleh.Tatapannya terkunci seperti terhipnotis, wajah Bram sangat dekat, cup. Bram mengecup bibir atas Kiara dan menyesapnya.
Yes finally berhasil, siapa suruh melongo sambil buka mulut.
Sorak Bram dalam hati karena misinya berhasil, sementara bibirnya ia biarkan menempel menunggu reaksi Kiara.
Kiara tergamang, sesaat ia mematung. seketika Ia menarik bibirnya dan mendorong tubuh Bram saat kesadarannya mulai pulih.
Sialan.
Umpat Kiara dalam hati, jantungnya semakin berdebar gak karuan.
Bram terkekeh melihat gadis yang dikecupnya gelagapan.
Kiara melihat Bram tertawa senang, bahkan bahunya naik turun menahan tawa saking gembiranya.
Dengan kesal Kiara mencubit bibir yang menciumnya itu.
"Dasar brengsek!" akhirnya umpatan keluar juga dari mulutnya.
Mengumpat adalah sesuatu yang selalu dijaganya jangan sampai terceplos. Tapi apa boleh buat saat ini ia sangat emosi.
"Aduh!" Bram meringis menyentuh bibirnya yang perih, ia membuang puntungnya dan tak lupa menginjaknya.
Kiara berdiri dengan kesal, tapi sebelum ia sempat kabur Bram kembali menangkap tangannya.
"Aaaah lepaskan!" Kiara menarik-narik tangannya minta dilepaskan.
"Hei, kamu belum menyebutkan namamu."
Bram belum mau melepaskan Kiara, ia telah jatuh hati pada gadis ini.
Secepat itukah, dalam hati Bram.
"Gak mau, lepaskan Ka Bram!"
Kiara berusaha melepaskan genggaman Bram, ada rasa panas di pergelangan tangannya.
Genggaman Bram sangat erat, ia belum berniat melepaskan Kiara. "Wah, kamu panggil aku apa tadi?" goda Bram.
"Ka Bram." lanjutnya meniru suara Kiara yang kesal-kesal manja.
"Apa kamu berharap jadi kekasihku, ha!" Bram semakin jail.
Ia menarik Kiara agar duduk kembali di sebelahnya tapi bokong empuk itu malah terjatuh di pangkuannya. Seketika pikiran nakalnya bereaksi.
Kiara yang hilang keseimbangan karena sentakan Bram dengan reflek ia memeluk di leher Bram dan terduduk di pangkuan pria omes itu.
'Astaga!'
Tubuh Kiara menegang saat satu kecupan lagi mendarat di bawah dagunya. Kali ini lebih kencang, Kiara menelan salivanya.
Aaaah dasar brengsek, kalau bukan si Bram sudah kutampar si mesum ini.
Kiara buru-buru turun dari pangkuan Bram, sebelum kabur ia mencubit di dada Bram.
Ciuuuuut, rasakan ini Tuan muda mesum, dalam hati Kiara cabut lari.
"Aduh, kukunya tajam sekali." Bram meringis, saat hendak menangkap Kiara gadis itu telah melesat jauh.
Kali ini Kiara berhasil lolos sebelum masuk gedung ia menoleh ke arah Bram, di sana Bram tersenyum sambil melambaikan tangannya, cih!
Bram menyulut lagi rokoknya, ia sudah ingat kalau Kiara anak adopsi Om Burhan dan Bibi Dwi.
Dimata Bram Kiara sangat cantik. Wajah yang kecil, hidungnya kecil mancung dan lancip, bibir mungil dan berisi.
Masih terasa bagaimana hangat dan empuknya bibir itu. Otak Bram kembali mesum.
Ah, Kiara, desisnya sambil meraba resletingnya, ouwh, ****!
Bram membuang sisa rokoknya dan tak lupa menginjaknya. Ia pun pergi mencari toilet.
******
Acara pesta sudah hampir selesai, tamu undangan juga sudah banyak yang pada pulang.
Bram menghampiri orang tuanya. Nyonya Alisha mencium pipi putra kesayangannya itu dan Tuan besar Pramudya menepuk tengkuk Bram dengan penuh kasih sayang.
"Oh, come on Papa." sergah Bram merasa kesal pada Papanya.
Aku kan jadi malu. Apalagi di depannya ada Kiara dan kedua orang tuanya.
Om Burhan dan Bibi Dwi hanya tersenyum dengan kemanjaan Bram.
Cih! Kiara melengos saat pria itu berkedip padanya, menggodanya dengan tatapan mesumnya. Di bibir pria itu ada luka bekas cubitannya, wajah Kiara bersemu merah.Ia menggigit bibir bawahnya, teringat tadi saat bibir itu menyesap bibirnya.
Oh tidak lupakan, dalam hati Kiara.
Saat Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya, ia terlihat Bram sedang menertawainya. Dengan senyum menyeringai Bram mengejek Kiara.
Kiara mengalihkan konsentrasinya pada orang tuanya yang masih asik mengobrol. Merasa jengah ditatap Bram, Kiara berharap punya ilmu menghilang.
Bim salabim huft, kok gak ngilang sih ah, kesal hati Kiara. Ia merasa frustasi.
Bram menatap lurus ke manik Kiara. Bibirnya tak lepas dari senyuman, jadi keasikan sendiri baginya melihat Kiara yang salah tingkah.
Walau sebenarnya jantungnya juga berdebar gak karuan. Dadanya bergemuruh, gadis di depannya ini sangat menggoda imannya yang setipis kulit ari itu.
Otak mesum Bram menyusun rencana, bahwa gadis ini harus jatuh ke pelukannya.
As soon as posible, you will be mine, janji dalam hati Bram.
******
Seorang gadis berpenampilan sangat anggun datang menghampiri.
"Rahel." Nyonya Alisha menyambutnya dengan manis
"Tante selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan selalu sehat wal-afiat, amin." ucap Rahel memberikan pipinya. Mereka cipika cipiki.
"Muach muach! Makasih sayang" jawab Nyonya Alisha tersenyum dan mengusap pipi Rahel.
"Om, apa kabar." sapa Rahel pada Tuan Besar Pramudya.
Yang dijawab, "baik", oleh Tuan Besar.
"Kamu tambah cantik sayang, jadi menantu tante mau ya." ujar Nyonya Alisha sambil melirik pada Bram.
"Mau Tante yes." jawab Rahel berbinar ceria, ia tersenyum memamerkan gigi kelincinya pada Bram.
Semua tertawa dengan tingkah Rahel. Bram dan Kiara tesenyum datar sambil berpandangan.
Cih, senyum apa itu dalam hati Kiara.
Rahel yang ramah juga bersalaman dengan Ayah Burhan dan ibu Dwi. Juga pada Kiara yang tersenyum dipaksa menyambut uluran tangan Rahel.
Saat Bram bersalaman dengan Rahel.
"SAH." ujar Nyonya Alisha menggoda Bram.
Ck. "Mama come on." Bram merengut, semua tertawa kecuali Kiara tentunya.
*****tbc
hi , readers. Dukung dengan Like dan Votenya ya. klik ❤️ favorit biar terus terupdate ya guys. Thanks 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Leni Denaya
seneng dehh klo baca kegini jd senyum2 sendiri...
beda klo lgi bca novel yg konflik nya berat ujung2 nya suka sakit kepala😂😂😂 beneran aku thor😁
2021-07-09
1
coco
like mendarat.
jangan lupa mampir di dear star
2021-06-23
1
ARSY ALFAZZA
mantap 👍🏻
2021-05-03
1