Sibolon company adalah perusahaan peringkat lima terbesar Asia, tentu saja Evita merupakan tangkapan besar bagi Alisha jadi gak ada jeleknya juga. Bahkan dengan dukungan Sibolon company, popularitas Group WJ terdongkrak dari pada dua puluh besar sekarang jadi peringkat dua belas Asia.
Mendapat kenyataan Bram bermain api dengan Kiara, Alisha menjadi sesak di dalam dada.
Aku akan mencari cara memadamkan api itu jangan sampai membakar hangus semua rencanaku. Janji Alisha pada diri sendiri.
******
Kiara dipanggil ke ruang Manager, ia mengetuk pintunya.
"Masuk!" suara Hendra sang Manager yang sudah sangat dihapal Kiara.
"Silahkan duduk Kiara." ujar Hendra.
Kiara melihat di sofa duduk seorang pria super duper tampan sedang bermain handphone dengan aura kesombongan yang terpancar dari wajahnya.
Jika aku berani duduk di sebelahnya apa mungkin aku akan dilemparnya keluar.
Dalam hati Kiara terkekeh, ia duduk dengan canggung di sofa berhadapan dengan pria tampan. Kiara jadi teringat pada Bram.
Aku juga punya pria tampan tapi seminggu lagi akan jadi milik orang.
Mengingat hal itu hati Kiara sakit seperti ada yang meremas jantungnya.
"Maaf Kiara, kamu harus menunggu." ucap Hendra setelah menandatangani dokumen ia bergabung dan duduk di samping pria tampan.
Kiara tersenyum tipis menunggu dengan berdebar, kira-kira apa yang ingin dibicarakan Manager dengannya.
"Kantor cabang kita di daerah tidak bisa menaikkan penjualan jadi sebelum benar-benar shut down kamu akan diperbantukan di sana sekaligus memberikan pelatihan pada karyawan yang akan dipindahkan ke cabang lainnya." ujar Hendra to the point.
Kiara terperangah, "Pak, bukankah banyak senior yang lebih layak dan lebih pengalaman dari saya." Kiara memberi alasan merasa kaget kenapa tiba-tiba ia harus dipindah kerjakan.
"Kamu juga layak belum setahun kamu sudah terampil bahkan penjualan kamu tujuh puluh persen lebih banyak dibanding senior dalam tiga bulan terakhir. "jelas Hendra, "dan itu juga yang jadi bahan kelayakan kamu." lanjutnya.
"Siapkanlah dirimu, hanya enam bulan di sana gak lama Kiara, saya juga sudah berusaha mempertahankan kamu tapi mereka mau staf sales terbaik dalam tri bulan terakhir bukan dari segi pengalaman atau lamanya kerja." tegas Hendra tanda keputusan sudah final tidak boleh diganggu gugat atau mengundurkan diri itulah maksudnya.
"Ah iya, kamu akan bekerjasama dengan Tuan Bernard." Hendra menepuk pundak pria tampan, "Beliau yang akan jadi Manager di sana." lanjut Hendra.
Kiara terpana menatap tak percaya.
Oh, jadi aku akan bekerja dengan pria tampan ini.
"Hallo." Bernard menegakkan duduknya tersenyum mengulurkan tangan.
"Saya Kiara." Kiara menyambut uluran tangan Bernard.
Wajah tampan yang langka, pahatan wajah yang tegas tapi juga halus. Mata tajam dan dingin tipe Tuan muda arrogant, di balik outfitnya pasti ia memiliki tubuh yang six pack. Dalam hati Kiara memberi penilaian.
"Baiklah Kiara ada yang mau kamu tanyakan?" tanya Hendra.
"Belum ada pak, saya hanya akan minta izin pada Ibu. Kalau dia setuju saya akan berangkat kalau tidak ya tidak berangkat." jawab Kiara tenang.
Hendra dan Bernard saling berpandangan. "Sebaiknya kamu beri pengertian pada ibumu Kiara, ini adalah tugas tanggung jawab kerja. Kalau kamu sukses menaikkan penjualan seperti di sini pasti ada penghargaan, kenaikan gaji dan juga jabatan." terang Hendra.
"Saya usahakan Pak." ujar Kiara lemas. Ini artinya ia akan berjauhan dari Bram, ahh.
"Baiklah Kiara, saya tunggu jawaban kamu besok pagi paling lambat atau saya ke rumah kamu jumpa ibumu."
Etdah. "Pak, Kita jumpa lusa pagi paling cepat besok saya ofday." protes Kiara.
Cepat amat, gak kasi kesempatan berfikir. batin Kiara
"Kamu kan bisa telpon Kiara, kamu ada nomor saya. Kalau kamu gak ada pulsa biar saya yang telpon kamu besok." tegas Hendra dengan nada tinggi sepertinya ia gak mau berdebat lagi.
"Ya sudah, kembalilah ke counter kamu. Sebaiknya saya mendengar kata yes besok pagi oke!" Hendra kembali duduk di kursi kebesarannya dan meminum tandas sisa air putih di gelasnya.
"Baiklah Pak, saya permisi." dengan lemas Kiara berdiri, tak lupa ia tersenyum basa-basi pada Bernard yang memang lagi menatapnya.
Bernard membalas senyuman Kiara sambil menganggukkan kepalanya.
*****
Keluar dari ruang Manager, Kiara berpapasan dengan Zainal staf bagian gudang. "Hi, Rara cantik, kenapa melamun?" sapa Zainal.
"Ah Zai, gak melamun." saut Kiara sambil berjalan.
"Wajahnya senyum dong cantik." Zainal menjejeri langkah Kiara.
"Ehem." suara deheman Hendra tiba-tiba.
Seketika Zainal menunduk hormat.
"Pak." sapanya dengan sopan.
Saat Zainal mau cabut, sebelum jauh Hendra memanggilnya.
"Zainal, kamu keruangan saya." perintah Hendra.
Sebelum berjalan ke kantornya, sekali lagi Hendra melirik Kiara.
"Iya, baik Pak." Zainal mengikuti Hendra dalam hati ia membaca doa selamat. Karena merasa akan mendapat omelan dari Hendra tentang stock yang terlebih hitungan.
Kiara berjalan ke counternya bergabung dengan Laras yang menggantikannya sebentar saat ia dipanggil keruang Manager.
"Beneran Ra, lo yang dikirim ke cabang daerah?" tanya Laras dengan wajah penasaran.
Cepat sekali si kepo ini dapat berita padahal ia belum cerita.
Kiara mengangguk. "Tapi gue diminta rekomendasikan satu orang yang bisa ikut ke cabang bareng gue." ujar Kiara. Ia ingat tadi saat mau keluar Hendra memangilnya lagi menambahkan point itu.
Laras membulatkan matanya.
A**pa gue nawarin diri aja, betapa hampanya hidup qiu tanpa Kiara yang rajin mentraktir.
Laras membayangkan hari-hari buruk yang akan menimpanya di tempat kerja.
Hanya Kiara yang baik hati dan bersikap tenggang rasa pada siapa saja. Ia merasa beruntung menjadi staf bawahan Kiara. Sales Supervisor senior kebanyakan ibu-ibu dan bapak-bapak bawel dan galak yang suka menindas bawahannya.
*******
Jam sebelas malam, Kiara di warung mie aceh bersama Laras. Pulang kerja seperti biasa mereka makan dulu, hunting menu-menu andalan pinggir jalan.
"Ra, bilangin Manager dong gue ikut lo." ujar Laras setelah selesai memesan menu.
"Lo yakin mau ikut ke kantor cabang daerah?"
Laras masang tampang mewek.
"Cuma lo yang baik sama karyawan bawah kayak gue."
"Cih, lebay. Kan kita udah temenan lama."
"Gak karna itu juga." Laras menggeleng, "karyawan lain juga banyak yang senang sama lo. Yang gak suka mereka yang ngiri, secara lo cepat naik jadi leader. Sementara mereka udah lama kerja masih saja jadi bawahan kaya gue." lanjut Laras.
Orang tua lo bakal ngizinin gak?" tanya Kiara memastikan.
"Nah itu dia, bantuin gue merayu si Toyo." mohon Laras menamai Ayahnya sendiri.
"Anak durhaka, ayah sendiri dinamai, entar deh ya gue juga belum ngomong ke ibu mendadak banget soalnya." ujar Kiara dengan nada kesal.
"Janji ya, kalo lo pergi gue diajak."
"Iya." janji Kiara.
"Siip." dengan riang Laras mengacungkan jempolnya.
******tbc
Hai ..readers, thanks ya udah ngikutin. Dukung dengan Like dan votenya ya. Semoga menjadi berkah buat anda semua.
Love you all 🙏😘.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yahh
Bernard ahihihihi
2021-09-14
1
Leni Denaya
semoga kiara g hamil ... wlopun engga sama bram semoga kiara dpt jodoh org kaya biar c alisha bengong mntg2 kiara miskin se enaknya mikir yg buruk2... g suka dehh sm mama nya bram
2021-07-09
1
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lanjut
2021-05-19
1