17

Diam-diam Kiara menyilangkan jari tengah dan jari telunjuknya minta maaf pada Dwi di dalam hatinya. Kerena ia belum bisa terus terang tentang hubungannya dengan Bram yang sudah seperti suami istri.

Sebagai ibu yang merawat Kiara dari kecil Dwi tau betul sifat Kiara, belum pernah ia berbohong. Segala sesuatunya selalu curhat padanya.

Sekarang dengan cara Kiara yang tak memandang kepadanya saat bicara dan suara yang agak tinggi, ia merasa ada sesuatu yang dipendam anak ini yang sulit diutarakan.

Ditepisnya jauh prasangka buruknya, ia yakin Kiara bisa jaga diri dan juga Bram anaknya baik bisa dipercaya.

"Iya maksud ibu habis makan langsung pulang, bukan ikut ke Apartemennya." ujar Dwi.

Kiara menghembuskan napas kasar.

"Tadi pagi Ibu nelpon, Bram bicara apa  Bu?"

"Dia minta izin ibu kamu bantuin dia di Apartemennya, dia bilang gak suka orang lain masuk area privasinya."

"Hah, memangnya Ara pembantu! Apa kita bukan orang asing Bu? Terus, Ibu percaya dan setuju lagi!" sentak Kiara.

Ia sengaja menyudutkan Dwi bahwa ini juga salahnya, berharap Ibunya itu tidak berpikir macam-macam tentang hubungannya dengan Bram.

Mendengar itu Dwi tersentak.

"Ya sudah, gak usah pergi lagi ke Apartemen Bram." ujar Dwi lembut tak mau terpancing emosi.

Kiara terdiam pandangannya masih ke depan televisi. Tangannya mencet-mencet tombol remot mencari siaran dengan kasar, tapi tak ada satu pun yang menarik hatinya.

Akhirnya ia kembali ke channel pertama yang ditonton Dwi, kemudian melempar remot ke meja begitu saja sehingga menghasilkan bunyi yang keras. Dwi yang kaget hanya bisa geleng kepala.

"Bu." akhirnya Kiara menatap Dwi.

"Hm, ada apa Nak?" jawab Dwi lembut gak mau memancing emosi putrinya lagi.

"Dua minggu lagi Ara akan dikirim ke kota Kembang selama enam bulan." tegas Kiara.

Dwi menggantung tangannya yang hendak memanggang kue menatap tajam pada putrinya. "Kiara, Ayahmu sudah gak ada Nak, sekarang kamu mau pergi ninggalin ibu, gak! Gak boleh pergi!" tegas Dwi dengan nada sedikit marah memasukkan cetakan kuenya ke dalam oven.

"Bu, kalau Ibu ingin Ara gak berhubungan dengan Bram, inilah caranya Bu."

Ujar Kiara dengan nada rendah penuh tekanan seolah-olah kepergiannya untuk menghindari Bram. Semoga dengan cara ini, Ibunya mengizinkannya pergi ke cabang.

Dwi tertegun menatap putri angkatnya itu. "Ra, sedalam apa perasaan kamu pada nak Bram, seiring waktu akan mengikis perasaan itu. Ibu bilang jangan ada hubungan bukan artinya pergi jauh sampai ninggalin ibu." ujar Dwi, ia mengambil napas matanya berkaca-kaca.

"Cuma enam bulan Bu, gak lama! Kita bisa vidio call kan? Tolong lah Bu, izinkan Ara pergi. Ara ingin menjauh dari Bram sejenak agar bisa melupakannya. Ara gak tau apa nanti bisa tahan saat melihat Bram menikah." rengek Kiara memujuk ibunya sambil menahan air matanya jangan sampai tumpah. Mendengar itu Dwi terdiam serba salah.

Saat Ibunya bilang jangan ada hubungan dekat dengan Bram, hati Kiara terenyuh. Seperti terperosok ke lubang yang dalam. Ibunya saja tidak mendukung hubungannya dengan Bram, apalagi keluarganya Bram.

Walaupun tante Alisha baik, ia pasti punya standart seperti apa calon menantu yang pas buat Bram. Dan ironinya si omes itu akan menikah minggu depan. Kiara bermonolog sendiri.

Setelah menikah apa mungkin Bram masih menginginkanku.Tentu saja dia akan melakukannya dengan istrinya. Kalaupun masih menginginkanku tentu saja statusku jadi selingkuhan, ih amit-amit.

Kiara masuk ke kamarnya meringkuk di kasurnya. Membayangkan tentang masa depannya yang suram.

Siapa yang mau menikahi gadis bukan perawan.  hm, Kiara sekarang dirimu resmi jadi sampah.

Sementara itu di ruang tengah Dwi sedang merutuki dirinya sendiri.

Bagaimana mungkin dia membiarkan dua orang yang saling menyukai tinggal seatap semalaman.

Ah, Dwi tak sanggup membayangkan, berharap yang mereka lakukan masih dalam tahapan yang wajar.

******

Senin, Kiara bangun agak siang.

Semalam setelah memujuk matanya, ia baru bisa terpejam menjelang subuh. Masih ada sesak di dada Kiara, efek sisa nangis semalam.

Hari ini Kiara off. Setelah seminggu kemarin dia sift malam dan akan bekerja kembali besok sift pagi sampai satu minggu ke depan.

Rencananya dia akan ke rumah besar untuk mengambil mobilnya, ingin menghubungi Bram Kiara belum punya nomornya.

Sepertinya si omes itu gak ada niat mau ngasi nomornya ke aku, gumam Kiara.

Kehidupan Kiara walaupun gak kaya, disebut miskin juga tidak. Sebagai orang kepercayaan Tuan Pramudya semasa hidupnya pendapatan Ayah Burhan  terbilang besar bahkan lebih dari cukup.

Ditambah ibunya Dwi sangat pandai menggunakan waktu luangnya.  Membuat masakan dan berbagai kue-kue tradisional sebagai bisnis, menambah income keluarga Kiara terbilang mapan.

Walau belum dibilang sultan namun di dalam rekening peninggalan Ayahnya mencapai hitungan milyar. Ditambah lagi beberapa Asuransi Ayahnya yang sebentar lagi akan cair mencapai angka puluhan M.

Orang tua angkatnya ini pandai berhemat dan menerapkan hidup sederhana, itu juga terbawa pada kehidupan Kiara sehari-hari.

Kiara mendapat pesan chat dari Dwi bahwa ibunya itu sekarang berada di rumah besar Wijaya, sampai hari nikahan Bram.

Kiara menghela napas dalam, di depan teras ia lagi menunggu pesanan taksi onlinenya. Sebenarnya Kiara ingin naik motor biar praktis tapi ke rumah besar motor online tidak diperkenankan masuk ke dalam karena alasan keamanan.

Sambil menunggu Kiara scroll2 akun media sosialnya, iseng-iseng ia mengetik nama Evita. Terlalu banyak nama Evita, Evita yang mana ?

Di beranda tiba-tiba muncul sebuah photo, Bram memakai jas bersama seorang perempuan cantik memakai kebaya. Kiara baru ini melihat Bram memakai jas.

"Ya Tuhan, jadi ini yang namanya Evita." Kiara menepuk-nepuk dadanya seketika matanya berkabut.

Sebuah mobil berhenti di depannya, dikiranya taksi online. Supir turun membukakan pintu mempersilahkannya masuk duduk di depan. Dalam hati Kiara ramah juga ya, gak biasanya supir begini.

Mobil melaju kecepatan sedang tiba-tiba langsung kencang. Kiara yang sedang menatap ponselnya, seketika kaget.

"Pak gak usah ngebut saya gak buru-buru kok." teriaknya ketakutan. Dengan replek menggenggam handle di samping kepalanya.

Ini bukan ke rumah besar, apa aku diculik tapi untuk apa, Minta tebusan kah? Apa dia mengincar uang Asuransi, tapi bagaimana dia tau uangnya sudah cair atau belum?

Gumam Kiara panik.

"Pak, bapak mau menculik saya?"

Si supir bergeming tetap melaju dengan kencang sambil melihat kanan kiri spion, menyalip sana sini.

"Pak, tolong jangan culik saya pak. Saya gak punya uang, keluarga saya miskin." teriak kiara histeris hampir menangis.

"Diamlah Nona saya bukan mau menculik anda, tapi mau membahagiakan anda." ujar supir dengan suara berat.

*******tbc

Hi,readers thanks ya. Jangan lupa Like, koment, vote juga share ya. klik favorit biar terus terupdate ya guys.

Love you all. 🙏😘

Terpopuler

Comments

Rosemary

Rosemary

Malming rebahan sambil baca cerita ini😎👍

2021-04-17

2

Umi Yan

Umi Yan

Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊

2020-10-26

4

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 180
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 197
198 198
199 199
200 Sekilas info
201 Bonus bab 1
202 Bonus bab 2.
203 Bonus bab 3
204 Bonus bab 4
205 Bonus bab 5
206 mohon maaf.
207 Bonus bab 6
208 Bonus bab 7
209 Bonus bab 8
210 Bonus bab. 9
211 Bonus bab 10
212 Bonus bab 11
213 Bonus bab 12
214 Bonus bab 13
215 Bonus Bab 14
Episodes

Updated 215 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
180
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
197
198
198
199
199
200
Sekilas info
201
Bonus bab 1
202
Bonus bab 2.
203
Bonus bab 3
204
Bonus bab 4
205
Bonus bab 5
206
mohon maaf.
207
Bonus bab 6
208
Bonus bab 7
209
Bonus bab 8
210
Bonus bab. 9
211
Bonus bab 10
212
Bonus bab 11
213
Bonus bab 12
214
Bonus bab 13
215
Bonus Bab 14

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!