Sementara itu di Mansion Sibolon.
Raharja dan istrinya Karen di meja makan bersama Evita. Mereka menikmati makan siang lima hari menjelang pernikahan.
"Sayang kamu yakin mau menikah dengan Bram, bukannya apa...."
"Papa!" Evita memotong Raharja bicara.
"Keputusan Evi sudah bulat jangan dipengaruhi lagi, Evi sudah yakin seratus persen." tegas Evita.
"Sayang, Papa hanya khawatir kamu tidak mendapatkan kasih sayang dari suamimu itu saja." ujar Raharja gak tenang.
"Biarlah Evi mencoba dulu Pa. Setidaknya kalau sudah menikah, kesempatan Evi lebih dekat itu ada alasannya karena dia suami Evi. Batu saja kalau ditetesi air lama-lama juga bisa lembut. Kalau hati Bram sekeras batu, Evi tinggal ambil kampak lalu belah itu dada si Bram biar mati sekalian."
glek.
Karen tertelan makanannya yang belum terkunyah sempurna mendengar penuturan Evita. Ia mengambil gelas, meminum airnya memaksa makanan turun ke lambungnya.
"Uhuk uhuk." Karen terbatuk-batuk.
"Iya sayang, Papa percaya. Mamamu juga dulu begitu, jual mahal sama Papa. Sekarang udah tau rasa, nambah-nambah." ujar Raharja melirik Karen istrinya.
Evita tersenyum malu memandang Mamanya, Papanya sangat vulgar.
Dasar gilak!
Dalam hati Karen, dasar anjiyang! matanya mendelik menatap suaminya.
Raharja tersenyum melirik Karen, ia tau pasti istrinya itu sedang memaki nya.
***
Bram dan Kiara di kamar di rumah kakek, kamar yang penuh kenangan bagi mereka berdua. Kamar yang jadi saksi saat pertama kali mereka menyatu.
Kiara di pelukan Bram dengan mata terpejam, betapa ia merindukan gadis ini semalaman.
Sebenarnya Bram mengikuti saat Kiara pulang kerja diantar seorang pria.
Tapi setelah diselidiki nya siapa pria itu, Bram merasa gak perlu mengusik nya. Yang penting gadis ini sudah jadi miliknya.
Kiara membuka matanya, mendapati wajah Bram sedang mengamati nya. Sangat dekat sehingga dengan mudah ia meraih bibirnya dan mengulum nya mesra.
Kriuk kriuk. Perut Kiara berbunyi.
Bram menghentikan cumbuan nya.
"Sayang, tunggu disini!" ia turun dari kasur bergegas keluar kamar dengan tubuh polosnya. Kiara tersenyum geli memandang kelakuan Bram yang gak tau malu.
Sesaat Bram keluar tiba-tiba terdengar bunyi air dari kamar mandi, Kiara terlonjak kaget. Paranoid.
Ia menajamkan pendengarannya.
Suara air dan orang berkumur.
Aaaaaaaaaaaaa!!!!!!
Seketika ia melompat dari kasur. Baru sampai di tangga atas, Bram juga udah di anak tangga bawah berlari kecil dengan tangan penuh plastik belanjaan dan pakaian mereka yang tertinggal di mobil.
"Sayang, kenapa kamu keluar?" Bram melotot memandang tubuh polos Kiara.
Dengan wajah pucat, Kiara berlari menuruni anak tangga dan melompat ke tubuh Bram.
Bram menjatuhkan plastik belanjanya menangkap Kiara.
"Kamu ini penakut sekali."
"Kalau gini aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menerkam kamu lagi." ujar nya setengah mati.
"Ayo sayang kita ke kamar." Bram hendak menurunkan Kiara dari gendongannya, tapi Kiara menggeleng memeluk nya semakin erat.
"Sayang, gak ada hantu di sini jangan takut. Kita ke kamar katanya kamu lapar ayo kita makan, hm." pujuk Bram.
Tanpa sengaja Kiara melirik bingkai besar dengan replek menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Bram.
Bram makin frustasi dengan kehangatan napas Kiara di lehernya.
"Atau aku akan memakan mu sekarang disini!" ancam Bram akhirnya.
Mendengar itu Kiara turun dari gendongan Bram, bibirnya mengerucut
Dasar omes!
Bram mengutip lagi plastik belanjanya dan pakaian mereka, membawa naik dengan Kiara yang tak lepas bergelayut di lengannya.
Mereka berdua menaiki tangga menuju kamar seperti manusia purba yang belum mengenal peradaban.
********
Alisha dan Dwi pergi ke pasar setelah merinci bahan-bahan apa yang bisa disiapkan lebih awal.
Kali ini Alisha yang nyetir gak bawa supir, katanya Ia ingin belajar mandiri. Sebenarnya semasa remaja Alisha biasa pergi ke pasar, becek-becek di pasar juga ia sudah biasa dulu.
Tapi setelah menikah, suaminya melarangnya melakukan pekerjaan rumah tangga. Statusnya adalah Nyonya besar jadi tinggal perintah ART saja.
Tiba-tiba hati Alisha merasa sakit mengingat suaminya yang tiba-tiba lebih dahulu pergi meninggalkannya. Ia membawa mobil ke pinggir dan berhenti di sisi jalan.
Dwi yang merasa khawatir menepuk pelan punggung Alisha yang memegangi dadanya
"Mbak kenapa, apa perlu ke rumah sakit?" tanya Dwi khawatir.
"Gapapa Dwi, aku hanya rindu suamiku." ujarnya terisak.
Alisha masih berpikir keras tentang cara bagaimana memisahkan Bram dan Kiara.
Kalau Dwi gak ngizinin Kiara pergi, apakah Kiara masih nekat juga.
Tapi kenapa Kiara pingin pergi, apa dia rela berpisah dari Bram.
Apakah Bram juga ngizinin Kiara pergi, apa yang mereka rencanakan, ah.
Dada Alisha semakin sesak.
Dalam hati Dwi juga teringat Burhan, kemudian menarik napas dalam.
Hm, kenapa jadi begini.
****
Sesampai di kamar, Kiara terus mendorong Bram ke kamar mandi.
"Bram lihatlah ke dalam, tadi airnya hidup sendiri." ujar Kiara takut-takut.
Walau Bram tak mendengar apa-apa, ia masuk ke kamar mandi dan membuka pintunya lebar-lebar. Air mengalir sangat halus, Bram mengunci keran sehingga kuat.
Kemudian Bram menghampiri Kiara yang duduk di tepi ranjang.
"Kamu ini penakut sekali." dengan gemas Bram memeluk Kiara menyedot bibirnya kemudian berbisik di telinganya. "Sayang, gimana ini kepingin lagi."
Mendengar itu Kiara beringsut menarik selimut. "Boleh aku makan dulu biar ada tenaga." ujar nya cuek sambil membuka plastik yang penuh jajanan.
Bram memicit pelipisnya. Kepalanya pusing, kepala bawahnya lebih nyut-nyutan.
"Sayang sebentar saja, secelup boleh ya." rengek Bram memohon belas kasihan.
Kiara yang melihat mimik frustasi Bram kemudian berujar. "Tadi aku sudah bekerja keras di mobil terus kamu hajar lagi sampai pingsan di kasur, sayang biarkan aku makan dulu ya." Kiara langsung memakan keripik kentang yang sudah dibuka nya.
Bagaimanapun ditahan nya tubuh Bram semakin gelisah, ingin segera memasuki Kiara. Ia gak mau putus harapan kemudian mencari akal.
"Sayang, biar aku yang kerja kamu terlentang saja makan keripik kentang, oke."
Seketika Bram menidurkan Kiara, mencelupkan dirinya. Ternyata tak cukup secelup, butuh ratusan celup barulah lega, ahh.
Bram memandangi wajah Kiara yang tertidur dengan mulut terbuka.
Wajahnya sangat polos dan cantik natural. Biarlah ia tidur dulu. gumam hati Bram.
** Flashback on **
Dua tahun lamanya Bram merindukan Kiara. Sejak pertemuan pertama kali saat ulang tahun Alisha Mamanya, Bram gak bisa menghilangkan wajah Kiara dari pikirannya.
Saat kembali ke Amrik otaknya ambyar gak konsen belajar, pikirannya hanya Kiara dan Kiara.
Bahkan putri seorang aktor india yang cantik jelita, gadis pujaan sejuta mahasiswa di kampusnya menyatakan perasaan padanya, ditolak nya.
Yang mendapat tatapan heran dari teman-temannya. "Yo yo what's up bro?" begitu teman-temannya gak habis pikir. Padahal sebelumnya ia ingin sekali mengencani gadis itu.
Bram jadi gak betah di Amrik dan pingin pindah studi di Jakarta. Tapi Tuan Pramudya menolaknya jangan pulang sebelum meraih gelar Doktor.
Setiap Bram pulang saat libur lebaran, ia gak pernah bisa bertemu Kiara. Bram malu mau bertanya pada Om Burhan. Dimana Kiara tak seorang pun yang menyinggung namanya.
Akhirnya Bram pulang ke Amrik dengan kecewa.Tapi ia tau Kiara nya gak kemana-mana, akan bersabar menyelesaikan studinya dulu seperti keinginan Papanya.
Sampai gak lama kemudian ia mendapat kabar yang sangat mengejutkan, Papanya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian.
Bram melihat Kiara di lokasi pemakaman orang tua mereka, ingin segera berlari memeluk Kiara saat itu juga.
Bram menangis sedih dan bahagia bersamaan, tangis antara suka dan duka. Duka kehilangan Papanya tertutupi oleh rasa suka citanya melihat Kiara yang dirindukannya.
Saat tahlilan hati Bram sangat gelisah memikirkan cara bagaimana mendekati Kiara, mengingat gadis itu sangat susah didekati.
Pucuk dicinta ulam tiba, kalau jodoh gak kemana. Saat ia menghisap rokoknya berangan-angan tentang Kiara, tak terduga gadis itu lewat di depan batang hidungnya. Sekarang disinilah ia bersama Kiara, Bram berjanji gak akan melepaskan nya.
** flashback off.***
*****
Hi readers, thanks. Dukung author dengan like, koment, vote dan hadiah juga ya.
Rate juga lima bintangnya, klik favorit biar terus terupdate ya guys. Semoga jadi berkah bagi anda semua. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Leni Denaya
itu c kiara mau2 nya aja di masukin terus lubang nya...udh tau itu laki mao nikah ntar km nyesel baru tau rasa
2021-07-09
1
Rosemary
Bram Bram😑
2021-04-18
1
Hesty Kowaas
ih geli pasangan bebas sdh tahu cowoknya sdh mau nikah masa mau berhubungan badan.
2021-03-16
1