"Kamu mondar-mandir polos gitu, lihat ini!" ujar Bram menurunkan boxernya tak tau mau ngomong apalagi.
Kiara menelan salivanya. Itu, ah gak kuat, "masukkan lagi!" bentaknya membuang muka, ingin kabur ke kamar mandi tapi Bram menangkap tangannya.
"Ya sudah ini mau masuk, kamu kenapa kabur?" Bram tersenyum mesum.
Kiara menatap jengah menangkap maksud perkataan Bram. "Maksudnya masuk boxer, bukan masuk ..." ucapnya pelan tak mampu melanjutkan.
Bram cengengesan memakai boxernya lagi lalu memeluk Kiara. "Sayang, aku ingin kita menyatu lagi."
gleg. Kiara menelan salivanya
*****
Kiara di meja makan ini sudah siang dan ia sangat lapar. Bram membuatnya makanan. Seperti chef profesional Bram sangat mahir menggunakan alat dapur. Lengkap dengan apron dan tutup kepala. "Ini scrambled egg dan gridlecake untuk Nyonya Bramasta Wijaya yang cantiknya tiada tara."
Kiara tertawa lucu. Ia memakai kaos longgar Bram berwarna putih tentu saja tembus pandang di tubuh Kiara yang tidak pakai dalaman. Memang itu maunya Bram setelah perdebatan panjang, Kiara mengalah.
Ditambah rambut yang basah setengah kering makin menambah keseksiannya, si omes Bram semakin gemas pada kekasihnya.
I love you Kiara.
Bram ini enak sekali ternyata kamu pintar memasak?" Kiara menyendok pancake ke dalam mulutnya.
"Tentu saja, selain kuliah Akademi aku juga kursus memasak bersertifikat." jelas Bram membanggakan dirinya sendiri. Bram lagi memblender buah-buahan.
"Karena tadi kita sudah olah raga panas, aku membuat makanan yang banyak untukmu sayang, makanlah." Bram meletakkan smoothies Banana Berrynya di depan Kiara.
"Thanks Chef Bram." ucap Kiara melahap masakan Bram jadi tambah enak karena sangat lapar.
"Tiap hari apa yang kamu makan, kenapa tubuhmu kecil gini?" tanya Bram mengusap remah-remah di bibir Kiara dengan sayang.
"Lontong sayur padang, nasi pecal, sate dan semua masakan Ibu Dwi aku makan kalau lagi lapar, hehe." jawab Kiara mengunyah telur orak arik ala Amrik Bram.
"Aku masih masa pertumbuhan, kan masih delapan belas tahun." ujar Kiara memakan lagi sisa pancakenya.
Bram tertawa geli otak omesnya bereaksi. "Aku akan memberi makan dua mulut kamu sebanyak sepuluh kali sehari biar kamu makin cepat lagi tumbuhnya."
"Aaaaaa." rengek Kiara manja, "dasar omes! "
Bram langsung menjilat Bibir yang belepotan tepung gula itu mengangkat Kiara kepangkuannya, menaikkan kaos yang dipakai Kiara hingga ke atas dada dalam hati ia berkata,
A**ku suka minum susu kalsium setiap satu kali sehari tapi aku ingin ini berkali-kali.
*****
Aaah!!
Alisha terkesiap, ia menutup mulut dengan tangannya menandakan betapa ia sangat terkejut.
Bram menggandeng Kiara masuk ke Apartemennya terlihat di depan layar ponselnya.
"Saya sebagai Mamanya belum pernah masuk ke sana, bagaimana si Kiara bisa mendapat prioritas itu." kesal Alisha matanya berkaca-kaca.
Hatinya sedih mengingat Kiara yang sudah dianggapnya seperti putrinya sendiri, ternyata berani bermain di belakangnya.
Bagaimanapun kebahagiaan Bram adalah yang utama bagi Alisha.
Yang Alisha kesal adalah, karena Bram tidak pernah mengatakan apa-apa tentang hubungannya dengan Kiara.
Pernikahan Bram dengan Evita sudah diatur dan gak boleh batal hanya karena gadis rubah itu, apa maunya si Bram ini?
Setelah Tuan Pramudya meninggal penentuan calon Direktur Utama selanjutnya menjadi terpecah. Antara Bram sebagai putra tunggal vs Rafael kakak laki-laki Rahel dari pihak pemegang saham.
Dari segi usia Rafael lebih dewasa dan pengalaman juga lebih matang, sementara Bram yang masih kuliah dan minim pengalaman membuat beberapa dari pemegang saham tidak yakin Bram mampu memimpin perusahaan. Mereka mengharap agar Rafael saja yang memimpin sampai Bram benar-benar siap.
Akan tetapi beberapa dari mereka membelot dan berpihak pada keluarga Sena terang-terangan. Sena adalah nama besar keluarga Rafael. Mereka menarik saham membuat Group WJ hampir bangkrut terancam akuisisi.
Evita datang pada Alisha membawa angin segar, ia akan menutup semua saham yang hilang cukup hanya senang menjadi istri Bram dan tidak akan ikut campur masalah perusahaan.
Pada mamanya Bram sudah menolak menjadi Direktur utama. Ia berjanji akan memenuhi semua kebutuhan Mamanya dengan caranya sendiri.Tapi Alisha menjadi histeris, ia gak rela perusahaan yang telah dirintis suaminya dialihkan ke group lain. Bagaimanapun Bram harus menggantikan papanya meneruskan perusahaan dan nanti juga akan diteruskan ke putra-putri Bram.
Otak Alisha jadi mumet.
"Apa Dwi tau hubungan Kiara dengan Bram?" dalam hatinya bertanya-tanya.
Semalam Bram bersikeras mau ngantar Dwi dan Kiara pulang. Sekarang apa? Dwi membiarkan Kiara dan Bram berdua bersama. Apa Dwi ingin menusukku dari belakang sedangkan ia tahu Bram akan menikah dengan Evita. Apa ia ingin mengumpan anak gadisnya untuk menjadi kaya.
Alisha berpikir keras.
Bram sudah setuju akan menikahi Evita minggu depan, jangan sampai Bram nekat menghancurkan rencananya. Aku sebaiknya pura-pura tidak tau hubungannya dengan Kiara. Begitu juga dengan Evita jangan sampai tau, tunggu sampai mereka menikah selanjutnya terserah anda.
Begitu Alisha mengambil keputusan.
Berpikir dengan jernih Alisha, ujar Alisha pada diri sendiri.
"Sore ini mereka akan fitting baju masih ada empat jam lagi, sebaiknya aku menghubungi Karen."
Alisha membuat panggilan pada Karen (Mama Evita) calon besannya itu. Katanya Evita baru pulang dari liburan bersama teman-temannya. Yah, Evita memang anak yang manja yang taunya hanya bersenang-senang saja. Sudah lama ia menyukai Bram akhirnya kesampaian juga.
Alisha termenung di depan meja riasnya, ia putuskan bersikap biasa pada Dwi dan Kiara agar ia lebih mudah mengawasi mereka dari dekat.
*****
Kiara lagi tertidur di pelukan Bram saat mamanya mengiriminya chat. Isinya masih sama, 'jangan lupa fitting baju jam 4.00wib sore ini sekalian makan malam keluarga jadi gak boleh gak datang.'
Bram menahan kesal mengepalkan tangannya. Dipandanginya Kiara yang tertidur dengan mulut terbuka, sesungging senyum di bibirnya.
Kuat juga kamu bercinta sayang.
Bram teringat percintaan mereka dari semalam, pagi di sofa lanjut ke kamar mandi, dari ruang makan ke kamar mandi lagi. Belum habis lagi siang mereka sudah bercinta beberapa kali dengan durasi yang terbilang lama.
Setelah penyatuan pertama kali perasaan Bram semakin kuat, ingin menyatukan dengan Kiara muncul setiap saat bahkan sesaat sesudah mereka bercinta. Apa aku hyper?
Bram berpikir-pikir, sebelumnya tidak begitu. Ia tidak perduli pada cewek bertelanjang di pantai saat ia berselancar atau melihat tubuh seksi teman-teman wanitanya saat ia ke pesta teman kuliahnya. Cewek di club jangan ditanya, melihatnya berasa mau muntah.
"Sayang bangun, katanya mau pergi kerja." Bram menggoyang-goyang wajah kecil Kiara.
Atau aku biarkan saja ia tertidur sampai malam biar sekalian dipecat.
hehe, pasti si bawel ini akan teriak seperti tadi pagi...
Hari minggu dan hari merah gak bisa libur, kerja apa itu?
Hanya setelah aku jadi suaminya baru bisa mengatur hidupnya, cih! gadis sombong.
***tbc
Hi readers, thanks ya.
Jangan lupa Like, koment, Vote dan share ya, biar author semangat nulisnya.
Klik favorit biar terus terupdate ya guys. Love you All 🙏😘.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Leni Denaya
mungkin author terinspirasi sgelintir org yg tipis iman ny....kn pergaulan jaman skrg tau sendiri lh... bner g thor?😊😊
2021-07-09
2
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
like
2021-04-27
1
Yuliani
kiara bucin
kasian
2021-01-27
1