Persaingan dalam Canda

Tiga hari sebelum kedatangan Putri Aziza, Ustadz Hanafi menghubungi bagian personalia Musi Corporation, untuk minta data-data karyawan yang memiliki kemampuan berbahasa Arab.

Tidak sampai 2 jam, ada sekitar 26 nama masuk dalam mailbox komputer Ustadz Hanafi. Seperti yng sudah diprediksi sebelumnya, dari ke-26 nama tersebut, terdapat 2 sosok yang selama ini cukup dikenal Ustadz Hanafi.

Yang pertama adalah Hafsah binti Haji Ibrahim, yang merupakan Staf Yayasan Musi Corporation. Sosok yang ikut membantu Ustadz Hanafi mencari Gedung Perkantoran buat PT. Agro Utama.

Yang kedua adalah Halimah binti Ustadz Harun berasal dari divisi Transportasi Musi Corporation dan aktif dalam kegiatan pengajian Masjid AHM 19 dikenal dengan panggilan Ustadzah Halimah.

Hafsah sendiri merupakan putri dari sahabat Bunda Aisyah yang tidak lain ibu Ustadz Hanafi, sedangkan Ustadzah Halimah adalah sepupu dari Sandra istri Abang Musa, yang merupakan abang dari Ustadz Hanafi.

Ustadz Hanafi kemudian mengajukan usulan nama keduanya ke pihak personalia Musi Corporation, dengan tujuan agar keduanya mendapat surat tugas khusus menemani investor dari Tunisia selama satu pekan.

Tidak menunggu lama, hanya sekitar 1 jam surat tugas khusus keluar. Dan selama beberapa hari ke depan, baik Hafsah maupun Halimah bertugas di bawah koordinasi Ustadz Hanafi.

Ketika Putri Aziza telah tiba di bandara, Ustadz Hanafi menugaskan kedua staff barunya ini untuk melakukan penjemputan. Dari bandara kemudian mereka menuju kantor pusat Musi Corporation dengan menggunakan fasilitas Fly Car perusahaan.

Sesampai di kantor pusat Musi Corporation, mereka langsung menuju lantai ke 9. Di sana telah disediakan khusus kamar apartemen buat tamu perusahaan.

Setelah meletakkan barang di kamar apartemen, mereka kemudian menuju lantai 7 yakni ke bagian personalia.

Selain untuk melapor telah tiba di Indonesia sekaligus juga menyusun jadwal kegiatan selama menjadi tamu perusahaan.

Selanjutnya mereka bertiga keluar dari kantor pusat, rupanya Hafsah mengajak Putri Aziza dan Ustadzah Halimah mampir ke salah satu cabang resto miliknya.

Ustadz Hanafi terus memantau keberadaan Putri Aziza melalui laporan kedua stafnya tersebut. Pertemuannya dengan Putri Aziza dijadwalkan pada esok lusa, sementara pada hari ini dan besok lebih banyak terkait dengan kegiatan penelitian.

Melalui informasi Ustadzah Halimah, mereka bertiga juga telah melakukan pertemuan melalui komunikasi hologram dengan Putri Dayang Mariam. Pertemuan tersebut terjadi di "Warung Hafsah anak Betawi", tidak lama setelah makan siang.

Dari laporan Ustadzah Halimah, setelah dari resto milik Hafsa, Putri Aziza menuju kementrian Pertanian, lalu setelahnya ke Perpustakaan Nasional dan Musium PPM (Pertanian Perkebunan Maritim).

Sementara jadwal untuk besok, mereka akan meninjau beberapa lahan pertanian yang berada di Jawa Barat dan Banten. Dijadwalkan juga mengunjungi pabrik pengolahan pangan milik Musi Corporation.

Namun tentunya, tidak semua kegiatan yang mereka lakukan dilaporkan secara mendetail, terutama saat pertemuan dengan Putri Dayang Mariam melalui media Hologram.

"Wah, sepertinya Miss Hafsah lagi berseri-seri, maklum baru ketemu sama Sang Pangeran sepekan lalu" canda Putri Dayang Mariam dalam pertemuan itu.

Mendapat sindiran seperti itu, Putri Hafsah hanya bisa terseyum kecut. Rupanya Putri Dayang Mariam selalu memantau segala gosip yang terkait pemberitaan dirinya dan Ustadz Hanafi.

Terlebih lagi setelah munculnya gosip di media massa yang memberitakan tidak lama lagi bakal ada "penikahan bermotif ekonomi" antara dirinya dengan Ustadz Hanafi.

Dan gara-gara gosip ini, Putri Dayang Mariam sampai dipanggil ayahnya secara khusus, menanyakan kebenaran isu-isu yang berkembang di media massa.

Tentu saja, Putri Dayang Mariam membantah isu tersebut. Dia katakan kepada ayahnya bahwa semua berita itu hanya hoax dan tidak mendasar sama sekali.

"Kalau saya sih, tidak se-istimewa teman sebelah putri, kalau Ustadzah kita ini bisa ketemu tiap hari di Masjid" jawab Hafsah menanggapi candaan Putri Dayang Mariam, sekaligus menyindir Ustadzah Halimah yang ada disebelahnya.

Mendengar jawaban Hafsah, semua yang hadir tertawa geli. Ustadzah Halimah yang kena "sasaran tembak" jadi salah tingkah.

"Kalau sekilas sihh... memang ketemu tiap hari, tapi kita nggak bisa langsung ngobrol karena Masjid tempat ibadah..." jawab Ustadzah Halimah memberi penjelasan.

"Ya... maklum saja laah... saya cuma staff biasa bukan anggota dewan komisaris" ujar Ustadzah Halimah balik menyindir Putri Dayang Mariam.

Putri Dayang Mariam yang mendapat serangan balik seperti itu, jadi serba salah sendiri. Dia hanya bisa tertawa lepas mendengar sindiran Ustadzah Halimah.

Putri Aziza hanya mendengarkan saja, candaan dan sindiran dari sahabat sahabatnya ini.

Terkait adanya gosip kedekatan Putri Dayang Mariam dengan Ustadz Hanafi juga pernah dia baca dan dengar dari berbagai media massa di Indoensia.

Bahkan pernah Putri Aziza minta konfirmasi langsung kepada sahabatnya Putri Dayang Mariam. Dan tentunya, Putri Dayang Mariam membantah keras berita itu.

*******

Sejarah Beras dan Sundaland

Ketertarikan Putri Aziza untuk mempelajari industri pertanian di Indonesia bukan tanpa alasan. Di tahun 2045, Indonesia telah menjadi lumbung pangan dunia berkat kemajuan teknologi pertanian yang dimilikinya.

Revolusi membangun agro industri secara besar-besaran terjadi sekitar 10 tahun yang lalu dan melibatkan semua masyarakat Indonesia dari segala lapisan.

Dan hasilnya baru nampak setelah berlangsung sekitar 8 tahun kemudian, dimana Indonesia kembali mencapai swasembada pangan.

Tidak lama setelah itu, Indonesia didaulat sebagai salah satu negara "Lumbung Pangan Dunia". Dan keberadaan PT. Agro Utama yang mengolah sekitar 700 ribu hektar lahan pertanian, merupakan upaya untuk bisa mempertahankannya.

Keterkaitan negara-negara asia tenggara dengan pertanian, terutama tanaman padi (beras) berdasarkan penelitian ilmiah sudah berlangsung ribuan tahun.

Berdasarkan temuan arkeologis, salah seorang arkeolog Thailand berhasil menemukan butiran beras, yang telah berumur 9.000 tahun.

Penemuan ini bersamaan juga dengan ditemukannya artefak berupa tembikar yang berada di Gua Sakai, Thailand.

Hasil temuan ini jauh lebih tua dari temuan arkeologi di China, terkait dengan budaya penanaman padi, yang diperkirakan baru mulai bekembang di tepi sungai Yangtze pada sekitar 7.000 tahun silam.

Sementara di wilayah India, masyarakat daerah tersebut mulai menanam padi pada sekitar 5.000 tahun silam.

Dengan mengacu data tersebut Stephen Oppenheimer, seorang peneliti dari Universitas Oxford, Inggris berpendapat budidaya tanam padi datang dari Asia Tenggara dan menyebar ke China dan India.

Menurut Oppenheimer penyebaran budaya penanaman padi ini, terkait dengan peristiwa kenaikan air laut pada akhir Zaman Es.

Saat itu, daratan antara Sumatera dan Malaysia, yang dikenal dengan nama Sundaland, berubah menjadi lautan. Pada saat ini kawasan itu dikenal sebagai Selat Malaka.

Hal ini berakibat masyarakat Sundaland, mengungsi ke berbagai arah, dari sinilah budaya tanam padi menyebar ke seluruh dunia.

Penyebaran budidaya Padi ini, sekaligus menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat asia tenggara (bangsa Austronesia), adalah leluhur bagi bangsa-bangsa di asia timur seperti China, Korea dan Jepang.

Terpopuler

Comments

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Semangatt

2020-12-02

0

Umi Yan

Umi Yan

Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊

Salam dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏

2020-10-23

1

Sila Raya

Sila Raya

lanjutt thor 💪💪👍

2020-10-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!