Yayasan Amal Musi Corporation

Musi Corporation selain merupakan perusahaan papan atas di Indonesia, juga dikenal memiliki Yayasan Amal yang banyak membantu masyarakat dhuafa di Indonesia.

Yayasan Amal Musi Corporation ini dipimpin oleh Bunda Aisyah Ismail yang merupakan ibu dari Ustadz Hanafi.

Yayasan Amal milik Musi Corporation memang dikenal banyak melakukan aktivitas kemanusian.

Pada saat terjadi bencana alam di suatu daerah, Yayasan Amal pimpinan Bunda Aisyah ini selalu berada di posisi terdepan dalam memberikan bantuan.

Sumber utama dana Yayasan berasal dari infaq, zakat dan sedekah dari karyawan Musi Corporation pada semua tingkatan.

Selain itu, pendapatan Yayasan diperoleh dari hasil sewa beberapa bangunan komersial yang mereka miliki.

Bangunan komersial ini merupakan wakaf dari Tuan Malik Abdullah selaku komisaris utama Musi Corporation, yakni terdiri dari ratusan ruko yang berada di Jabodetabek, Surabaya, Semarang, Medan dan Palembang.

Kegiatan sosial Yayasan tidak hanya saat terjadi bencana alam saja, mereka juga memiliki program-program yang bersifat reguler.

Pada setiap hari Senin, Rabu dan Jum'at, pihak yayasan membagikan sekitar 50.000 nasi bungkus kepada kaum dhuafa.

Nasi bungkus ini biasanya dibagikan sekitar pukul 9 pagi hingga menjelang kumandang adzan shalat jum'at atau shalat dzuhur.

Kaum dhuafa yang menerima bantuan sebelumnya sudah didata terlebih dahulu, dan mereka tinggal mengambil nasi bungkus di tenda-tenda dapur umum yang didirikan.

Setiap bulan Yayasan juga mengadakan acara pasar murah dan berobat gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

Sama seperti pembagian nasi bungkus, kaum dhuafa penerima bantuan sudah di data sebelumnya. Mereka yang telah diklarifikasi, akan diberi kartu penerima bantuan.

Sementara tiap 6 bulan sekali, Yayasan Amal Musi Corporation mengadakan acara nikah dan khitanan massal secara gratis.

Yayasan Amal Musi Corporation juga ada program bea siswa bagi keluarga yang tidak mampu. Bea siswa diberikan dari jenjang pendidikan dasar hingga sampai tingkat perguruan tinggi.

*******

Program Pesantren Manula

Dalam kesehariannya selain sibuk mengurusi Yayasan Amal Perusahaan, Bunda Aisyah Ismail juga berprofesi sebagai dosen perguruan tinggi di Jakarta.

Dikarenakan kesibukannya inilah, kemudian Bunda Aisyah Ismail menarik salah seorang keponakannya bernama Nadia sebagai staf di Yayasan Amal.

Nadia merupakan putri dari Kiai Abdullah Ismail, paman dari Ustadz Hanafi yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Mansyur di Surabaya.

Ketika Ustadz Hanafi masih berada di Surabaya, Nadia sepupunya ini banyak membantunya mengurusi bisnis properti yang dia miliki.

Dalam urusan properti, memang merupakan bidang yang digeluti oleh Nadia. Hal ini dikarenakan Nadia adalah alumni Teknik Sipil Universitas Airlangga Surabaya.

Pada awalnya Nadia akan ditarik menjadi staf divisi properti Musi Corporation, namun kemudian rencana tersebut berubah dikarenakan permintaan Bunda Aisyah Ismail.

Menurut Bunda Aisyah sebaiknya Nadia beradaptasi dahulu dengan suasana perusahaan, dan sekaligus juga membantu pekerjaannya di Yayasan Amal Perusahaan.

Di Yayasan, Nadia ditempatkan di bagian perencanaan program kegiatan. Salah satu usulannya yang cukup menarik adalah pendirian pesantren bagi manula.

Dalam programnya itu, manula (manusia usia lanjut) yang berusia 70 tahun ke atas, akan memperoleh pendidikan keagamaan secara gratis. Bukan hanya itu, biaya hidupnya selama berada di pondok juga ditanggung pihak Yayasan.

Menurut Nadia, program pesantren manula ini akan mendatangkan banyak manfaat, salah satunya dari pihak manulanya sendiri bisa lebih berkonsentrasi menjalankan ibadah di masa tua.

Sementara bagi pihak keluarga yang ingin merawat kedua orang tuanya, juga diperkenankan untuk mendampingi. Namun tentunya biaya hidup sehari-hari tidak ikut ditanggung oleh pihak Yayasan.

Program Pesantren Manula ini nantinya akan bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al Mansyur sebagai penyedia tenaga pengajar, dan beberapa lembaga kesehatan sebagai tenaga perawatnya.

*******

Pro dan Kontra

Ketika program Pesantren Manula ini mulai jalan, banyak pihak memberi apresiasi berupa dukungan moril sampai bantuan pendanaan.

Pada tahap awal, Pesantren Manula hanya menerima 500 orang, yang sebagian besar hidup sendiri karena pasangan hidupnya sudah meninggal dunia.

Mereka ditempatkan di sebuah rumah yang lokasinya tidak jauh dari masjid dan klinik kesehatan.

Kegiatan mereka sudah mulai bergeliat sejak menjelang waktu subuh. Selepas shalat subuh, para sesepuh ini mendapatkan makan pagi kemudian dilanjutkan belajar ilmu tentang agama.

Kegiatan di masjid terus berlangsung sampai menjelang makan siang. Setelah makan siang dan shalat dzuhur, para sesepuh ini diperkenankan untuk beristirahat.

Kegiatan kembali berlangsung di masjid saat menjelang Shalat Maghrib untuk makan malam bersama, dan baru berakhir seusai melaksanakan Shalat Isyak.

Setelah Shalat Isyak, para sesepuh ini kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan akan kembali lagi ke masjid menjelang Shalat Subuh keesokan harinya.

Program Pesantren Manula ini kemudian menjadi pembicaraan di masyarakat umum, setelah beberapa media massa meliput dan memberitakannya.

Pembicaraan tentang Pesantren Manula ini juga sampai viral di dunia maya. Meski banyak pihak yang mendukung kehadirannya, namun ada juga sebagian orang yang tidak menyetujuinya.

Menurut mereka yang kontra, keberadaan pesantren manula bisa membuka peluang seseorang untuk lari dari tanggung jawab, yaitu merawat kedua orang tua yang sudah sepuh.

Mereka juga mengatakan, sangat rugi apabila seseorang sampai melupakan kedua orang tuanya. Hal tersebut dikarenakan, merawat orang tua merupakan pintu mendapatkan surga.

Kemudian mereka mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, yang berbunyi:

"Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya."

Menurut mereka makna kata ‘paling baik’ menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik dan berbakti kepada orang tua.

Selain itu, ada beberapa keutamaan lain yang di dapat apabila seorang anak senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Diantaranya adalah memperoleh keberkahan hidup dan kemudahan rezeki.

Menanggapi pihak-pihak yang kontra ini, Nadia mencoba memberi penjelasan, melalui media sosial miliknya.

Nadia menulis:

"Perkenalkan saya Nadia Putri, pencetus ide Program Pesantren buat Manula."

"Merawat orang tua di masa tuanya memang sangat banyak keutamaannya. Dan sangat rugi apabila kita tidak meraihnya."

"Namun tidak sedikit juga orang yang melepaskan kesempatan itu. Mereka ini seperti kacang lupa akan kulitnya, terlalu sibuk dengam urusan dunia hingga lupa merawat orang tuanya yang sudah sepuh."

"Untuk kasus seperti inilah, Pesantren Manula dihadirkan. Mereka yang sudah sepuh akan mendapatkan perawatan, serta yang tidak kalah pentingnya, mereka bisa berkonsentrasi menjalankan ibadah di masa tuanya."

"Selain itu, banyak di kalangan orang tua yang tidak mau merepotkan anak-anaknya. Pada kasus ini, para orang tua bisa bergabung dengan Pesantren Manula dan mereka bisa memiliki sahabat untuk belajar memperdalam agama."

Demikian tanggapan Nadia lewat media sosial miliknya. Dia berharap penjelasannya ini bisa dipahami oleh mereka yang menolak keberadaan Pesantren Manula.

Terpopuler

Comments

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

LIKE

2020-10-12

2

R Ni

R Ni

lanjut

2020-10-12

2

Shio Kelinci 🐰

Shio Kelinci 🐰

aku datang

2020-10-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!