Energi Surya

Bertepatan dengan tahun baru 1 Januari 2046, terjadi perubahan stuktur organisasi di Perusahaan Musi Corporation, dimana divisi pertambangan berubah namanya menjadi divisi energi.

Divisi Pertambangan Musi Corporation mulai dirintis sekitar 15 tahun yang lalu. Pendirian divisi ini bermula dari pembelian lahan 100 hektar di daerah Muara Enim Sumatera Selatan.

Pada awalnya lahan tersebut akan ditanami pohon karet, namun setelah dilakukan penelitian ternyata lahan tersebut banyak mengandung batu bara.

Pimpinan divisi pertambangan dari sejak berdiri hingga sekarang adalah Rasyid Abdullah, yang merupakan salah seorang paman dari Ustadz Hanafi.

Pada saat sekarang, divisi pertambangan sudah banyak mengelola lahan-lahan tambang terutama batu bara dan gas alam.

Sekitar 5 tahun terakhir, fokus divisi pertambangan lebih banyak mengarah kepada energi surya melalui anak perusahaannya, PT. Surya Energi.

PT. Surya Energi berhasil mengembangkan teknologi energi surya (matahari) untuk kepentingan masyarakat umum.

Posisi Indonesia yang berada di daerah tropis, membuat sumber utama energi surya yakni sinar matahari sangat melimpah..

Perusahaan ini kemudian membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di daerah-daerah, dengan investor beberapa pengusaha dari Brunei Darussalam.

PLTS menyerap pancaran sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik energi surya. Dari PLTS, energi surya ini di distribusikan ke stasiun stasiun energi.

Masyarakat yang membutuhkan energi surya tinggal membelinya di stasiun stasiun ini, untuk kemudian disalurkan ke power bank battery yang mereka miliki.

Komplek-komplek apartemen yang dibangun Musi Corporation semua mengandalkan pemakaian energi surya.

Di setiap komplek apartemen biasanya dibangun PLTS mini yang bisa memenuhi semua kebutuhan listrik para penghuninya.

Di masa kini, energi surya hampir menyentuh semua kebutuhan masyarakat. Kendaraan seperti Fly Car, Mobil, Motor, Kapal Penumpang hingga Pesawat Terbang sudah beralih menggunakan energi tenaga surya.

Demikian juga keperluan rumah tangga seperti bahan bakar buat memasak, penerangan rumah, mesin cuci, AC dan Kulkas, sudah menggunakan energi surya.

Dengan adanya kemajuan penerapan teknologi energi surya inilah, yang menjadi salah satu alasan perubahan nama divisi dalam Perusahaan Musi Corporation.

Dan berkat berkembangnya energi surya ini, Indonesia dalam 3 tahun terakhir ini, sudah di kategorikan sebagai negara yang mandiri di bidang energi.

Pada struktur organisasinya yang baru, pimpinan divisi energi tetap diamanatkan kepada Rasyid Abdullah, sementara sebagai komisaris utama di pegang oleh Tuan Pangiran Abdul Jalil.

Tuan Pangiran Abdul Jalil adalah pengusaha asal Brunei Darussalam sekaligus investor utama PT. Surya Energi. Dia merupakan pemimpin Mahkota Group, salah satu jaringan bisnis terbesar di Asia.

Di jajaran dewan komisaris divisi energi, Musi Corporation diwakili oleh Ustadz Hanafi, sedangkan dari pihak investor ditunjuk Putri Dayang Mariam yang merupakan anak dari Tuan Pangiran Abdul Jalil.

Tuan Pangiran Abdul Jalil berdasarkan informasi terakhir termasuk 5 besar pengusaha terkaya di Benua Asia. Bisnis miliknya tersebar di banyak negara, termasuk di Indonesia.

Khusus di Indonesia, ketelibatan Tuan Pangiran Abdul Jalil dalam kepemilikan PT. Surya Energi merupakan investasi terbesarnya.

Di luar itu, investasi Tuan Pangiran Abdul Jalil juga tertanam di beberapa perkebunan sawit yang dikelola oleh divisi pertanian Musi Corporation.

*******

Putri Dayang Mariam

Sebagai anak sulung dari Tuan Pangiran Abdul Jalil, Putri Dayang Mariam sedari kecil sudah dilatih orang tuanya untuk bisa memahami liku-liku dunia bisnis.

Setelah menamatkan pendidikan tinggi di Inggris, Putri Dayang Mariam telah diberi kepercayaan mengelola beberapa perusahaan milik keluarganya.

Dengan modal pendidikannya di daratan eropa, Putri Dayang Mariam tidak lagi terlalu kaku bergaul dengan komunitas bisnis internasional.

Meski masih tergolong muda, jaringan bisnis internasional Putri Dayang Mariam sudah sangat kuat. Rekan bisnisnya berasal dari beragam negara seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, Cina, Inggris, Prancis dan sebagainya.

Bagi Ustadz Hanafi, sosok Tuan Pangiran Abdul Jalil dan Putri Dayang Mariam tidaklah asing. Dia sudah beberapa kali bertemu, diantaranya saat acara pernikahan kedua kakaknya.

Antara Ustadz Hanafi dengan Putri Dayang Mariam hampir seumuran. Ustadz Hanafi hanya lebih tua 2 bulan dari usia Putri Dayang Mariam.

Putri Dayang Mariam juga sempat singgah di Pondok Pesantren Al Mansyur di Surabaya, ketika Ustadz Hanafi masing menjadi tenaga pengajar di sana.

Kedatangan Putri Dayang Mariam pada saat itu adalah dalam rangka menyampaikan bantuan perusahaannya kepada Pondok Pesantren di bawah pimpinan Kiai Ismail tersebut.

Bagi Putri Dayang Mariam, Indonesia merupakan tanah airnya yang kedua. Hal ini dikarenakan, ibundanya yang bernama Putri Dayang Delima berasal dari keluarga bangsawan di Ternate Maluku.

Oleh karenanya, setelah menyampaikan bantuan ke Pondok Pesantren Al Mansyur Surabaya, Putri Dayang Mariam ditemani ibunya langsung berangkat ke Ternate.

*******

Trah Sunan Giri

Apabila kita selusuri lebih jauh, sebetulnya secara garis silsilah Kesultanan Brunei Darussalam masih ada kekerabatan dengan keluarga besar Trah Sunan Giri.

Hubungan kekerabatan ini telah di teliti oleh Hubungan kekerabatan Kesultanan Brunei ahli sejarah Brunei, Prof. Dr. Haji Awang bin Mohammad Jamil Al-Sufri, dan pernah disampaikan dalam simposium sejarah di Kampus UGM Yogyakarta tahun 2009.

Di dalam Tarsilah Brunei disebutkan Permaisuri dari Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598-1659), berasal dari keluarga Dinasti Giri Kedaton.

Permaisuri Sultan Brunei tersebut bernama Raden Mas Ayu Siti Aisyah binti Pangeran (Kyai) Tumenggung Manchu Negoro.

Sementara Pangeran (Kyai) Tumenggung Manchu Negoro adalah anak dari Pangeran Manchu Tando. Selanjutnya Pangeran Manchu Tando adalah anak dari Sunan Dalam Ali Zainal Abidin Wirakusuma.

Dan Sunan Dalam Ali Zainal Abidin Wirakusuma merupakan salah seorang anak dari Maulana Muhammad Ainul Yaqin atau yang dikenal dengan nama Sunan Giri.

Pernikahan Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598-1659) dengan Raden Mas Ayu Siti Aisyah, memiliki putra bernama Sultan Muhyiddin.

Selanjutnya Sultan Muhyiddin memiliki putra bernama Pengiran Digadong Pengiran Muda Shah Mubin. Pengiran Digadong Pengiran Muda Shah Mubin memiliki putra bernama Sultan Muhammad Alauddin.

Kemudian Sultan Muhammad Alauddin memiliki putra bernama Sultan Omar Ali Saifuddin I. Dan dari Sultan Omar Ali Saifuddin I inilah yang menurunkan Sultan Sultan Brunei hingga sekarang.

Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, dalam salah satu kisahnya, keluarga besar Ustadz Hanafi berasal dari kerabat Kesultanan Palembang Darussalam yakni keturunan Pangeran Seda ing Rejek.

Pangeran Seda ing Rejek sendiri merupakan putra daripada Pangeran Seda ing Pasarean. Dan Pangeran Seda ing Pasarean adalah putra dari Pangeran Manconegara.

Dimana Pangeran Manconegara merupakan zuriat dari keluarga besar Giri Kedaton, yang berawal dari Maulana Muhammad Ainul Yaqin atau lebih dikenal dengan nama Sunan Giri.

Dari data silsilah ini, baik keluarga besar Kesultanan Palembang Darussalam maupun Kesultanan Brunei Darussalam sama-sama memiliki hubungan kekerabatan dengan Sunan Giri.

Terpopuler

Comments

Flora

Flora

Hai Thor aku hadir dengan salam hangat
Semoga kunjunganku membawa semangat
boom 3 like untukmu sudah mendarat
Di karyamu yang makin hebat

salam dari yuppy
"Diikuti makhluk ghaib"

2020-11-26

1

RN

RN

lanjut kak

2020-11-11

1

May

May

Hadi kembali di ust Hanafi smmgat pak ust .

aku selalu like mendukung mu akak
feedback keceritaku ☺️

2020-10-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!