Di tahun 2045, pola kehidupan masyarakat perkotaannya sangat jauh berbeda dengan cara kehidupan masyarakat sekitar 25 tahun yang lalu.
Mereka lebih banyak memilih tinggal di komplek apartemen atau gedung-gedung bertingkat. Kalaupun berpergian, mereka akan pergi ke komplek apartemen yang lain.
Di dalam komplek apartemen biasanya sudah ada tempat peribadatan, perpustakaan, tempat belanja sampai klinik kesehatan.
Apartemen di masa itu, dilengkapi pusat energi listrik tenaga surya, fasilitas air bersih, fasilitas wifi yang super cepat hingga pengelolaan sampah yang profesional.
Biasanya komplek apartemen berdiri di atas lahan sekitar 10 hektar dengan ketinggian gedung rata-rata 40 tingkat. Dimana 65% lahan digunakan buat pendirian gedung, sedangkan sisanya 35% merupakan ruang terbuka bagi penghuninya.
Di ruang terbuka biasanya ditanami pepohonan hijau, bahkan ada pengelola komplek apartemen yang membangun sungai atau danau buatan.
Ruang terbuka biasanya dipakai untuk kegiatan olahraga para penghuni komplek aparteman terutama pada pagi hari.
Ustadz Hanafi selama di Jakarta tinggal di Komplek Apartemen Musi Jakarta 5. Komplek Apartemen ini dibangun Musi Corporation khusus untuk staf-stafnya yang bekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Ustadz Hanafi memulai kegiatannya pada pukul 3.00 pagi. Setelah Shalat Tahajud lalu diikuti Shalat Witir, kemudian berlanjut mandi dan berkemas, Ustadz Hanafi meluncur ke masjid yang berada di lantai ke-10.
Usai shalat Subuh berjamaah biasanya akan dilanjutkan dengan kegiatan keislaman, seperti ceramah agama atau berbagai pelatihan terkait peribadatan.
Di masjid apartemen tempatnya tinggal, Ustadz Hanafi mendapat tugas memberi pelajaran terkait dengan ilmu fiqih atau hukum Islam.
Setelah Kegiatan Keislaman, para jemaah akan mendapatkan suguhan sarapan bersama. Di waktu inilah biasanya para penghuni komplek apartemen saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Kegiatan di masjid apartemen berakhir sekitar pukul 6.00 pagi. Ustadz Hanafi langsung kembali ke kamarnya untuk mempersiapkan kegiatannya pada hari itu.
Seusai Shalat Dhuha, Ustadz Hanafi biasanya menjadwalkan pertemuan secara virtual dengan menggunakan teknologi hologram.
Sekitar pukul 8.00 merupakan jadwal pertemuan dengan staff nya yang berasal dari divisi e-commerce, setelah itu pada pukul 9.30 merupakan jadwal pertemuan dengan Tim Penegak Disiplin Perusahaan (TPDP).
Usai pertemuan sekitar pukul 11.00, biasanya Ustadz Hanafi pergi ke kantor pusat Musi Corporation dengan menggunakan mobil pribadinya.
Namun terkadang Ustadz Hanafi harus melakukan peninjauan di lapangan, terutama terkait kasus lahan pada divisi properti. Untuk kegiatan ini, Ustadz Hanafi menggunakan transportasi Fly Car milik Musi Corporation.
Kegiatan makan siang, Shalat Dhuzur sampai Shalat Asar biasanya dilakukan Ustadz Hanafi saat melaksanakan pekerjaannya. Kegiatan pekerjaannya dalam keseharian, biasanya selesai pada pukul 17.00 sore.
Menjelang Maghrib, setelah mandi dan berkemas, Ustadz Hanafi sudah berada di masjid apartemen tempatnya tinggal. Di masjid itu, kegiatannya berakhir hingga pelaksanaan Shalat Isyak.
Setelah pelaksanaan Shalat Isyak, Ustadz Hanafi kembali ke kamarnya. Untuk makan malam, Ustadz Hanafi biasanya memesan makanan secara online.
Lokasi penyedia makan malam juga masih berada dalam komplek apartemen, sehingga pelayanannya bisa lebih cepat.
Akan tetapi terkadang untuk makan malam, Ustadz Hanafi pergi ke restoran yang dikelola manajeman gedung.
Hal itu dia lakukan, apabila ada janji bertemu dengan seseorang bisa merupakan staffnya atau bisa juga berasal dari kerabatnya.
Seusai makan malam, pada sekitar pukul 21.00 biasanya Ustadz Hanafi sudah tidur. Sebelum tidur, Ustadz Hanafi membiasakan untuk membaca Al Qur'an.
*******
Hafsah anak Menteng
Tidak biasanya, Nadia adik sepupu Ustadz Hanafi minta waktu untuk bertemu. Melalui telepon Nadia mengatakan mau berkonsuntasi terkait dengan Pesantren Manula yang sedang dia kerjakan.
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, Nadia merupakan staff Yayasan Amal Musi Corporation, yang langsung dipimpin oleh ibu Ustadz Hanafi yakni Bunda Aisyah Ismail.
Meski di rasa aneh, Ustadz Hanafi menyetujui untuk bertemu. Dijadwalkan pertemuan seusai Shalat Isyak di resto "Z n Z" yang lokasinya berada di Komplek Apartemen Musi Jakarta 5.
Selama ini, kalau Nadia ingin berkonsultasi terkait pekerjaan selalu dilakukan melalui hubungan telepon, memang agak terasa janggal kalau adik sepupu Ustadz Hanafi ini sampai mau bertemu langsung.
Setelah Shalat Isyak berjamaah di Masjid, buru-buru Ustadz Hanafi pergi menuju resto "Z n Z". Sesampai di sana tamu Ustadz Hanafi ternyata sudah menunggu.
Nadia ternyata tidak sendiri, disebelahnya ada seorang gadis cantik. Kedua tamunya ini memakai jilbab berwarna hijau, ciri pakaian seragam Yayasan Amal Musi Corporation.
Gadis yang bersama Nadia bernama Hafsah, dia merupakan rekan kerja Nadia di Yayasan Amal Musi Corporation. Kedua tamunya ini seumuran, bedanya kalau Nadia alumni Unair sedangkan Hafsah alumni Universitas Indonesia (UI).
"Sudah lama nunggu" kata Ustadz Hanafi memulai pembicaraan.
"Belum lama juga bang... Tadi selesai shalat Isyak di Musallah Resto, kami langsung ke sini" jawab Nadia.
Setelah Ustadz Hanafi duduk, dia mempersilahkan kedua tamunya buat memesan makanan.
"Nanti saya traktir" kata Ustadz Hanafi sambil tersenyum.
Setelah memesan makanan, Nadia memperkenalkan Hafsah kepada Ustafz Hanafi. Ternyata Hafsah adalah cucu Haji Yusuf Betawi.
Haji Yusuf Betawi merupakan penduduk asli jakarta yang dikenal banyak memiliki tanah di daerah-daerah strategis. Bahkan lahan tempat berdirinya Komplek Apartemen Musi Jakarta 5, dahulunya milik kakeknya Hafsah.
Hafsah tinggal di daerah Menteng, di rumah warisan kakeknya. Ayah Hafsah bernama Ibrahim adalah anak satu-satunya Haji Yusuf Betawi. Sedangkan ibunya bernama Ratna Siregar, berasal dari Sumatera Utara.
Setelah makanan tersaji, merekapun makan malam bersama. Usai makan malam, Nadia mulai menyampaikan beberapa masalahnya.
"Begini bang... Saya dan Hafsah diminta bude Aisyah membuka cabang Pesantren Manula di Palembang" kata Nadia.
"Abang Nafi, kan sering ke Palembang, jadi saya mau tahu daerah yang cocok dibangun pesantren di wilayah mana?" tanya Nadia.
"Kalau boleh usul, sebaiknya pesantren di bangun di wilayah pinggiran Kota Palembang" jawab Ustadz Hanafi.
"Karena Pesantren ini untuk orang-orang yang sudah sepuh, jadi perlu daerah yang tidak terlalu padat. Khusus Palembang, saya usulkan daerah sekitar Banyuasin atau Indralaya" ujar Ustadz Hanafi menambahkan.
Setelah diam sesaat. Ustadz Hanafi berkata.
"Nanti kalau diperlukan, abang bisa bantu mencarikan lokasi tanahnya"
"wah... kalau begitu terima kasih banget bang... " kata Nadia sambil tersenyum bahagia.
Kemudian pembicaraan berlanjut ke hal-hal lain seperti khabar keluarga dan tentunya informasi terkait Hafsah, teman kerja Nadia.
Ibunya Hafsah yakni Ratna Siregar ternyata adalah sahabat akrab Bunda Aisyah Ismail. Keduanya sama-sama menjadi dosen di Universitas yang sama.
Obrolan berakhir hingga menjelang pukul 21.00 kedua tamu Ustadz Hanafi mohon pamit. Keduanya pulang diantar oleh mobil pribadi milik Hafsah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
RN
like
2020-11-11
1
🌸 S U C I A G N I A 🌸
Jangan lupa mampir di ceritaku juga yaa thor 😊😊
2020-10-20
1
Nita Ve
Semangat nulisnya thor🤗 Sukses selalu karya²nya🤗
Salam sesama author🌹
Mampir di karya terbaruku yuk
*Unlimited (Sequel Infinity) - genre romance
2020-10-15
1