Brosur

SELAMAT MEMBACA.

"Lanjut, kita pilih slogannya!." Sambung Eza.

"Gue ada cadangan slogan lain. Gimana diganti jadi satukan jiwa satukan raga osis SMA Bangsa siap mengabdi bangsa. gimana bagus gak." sambung Eza.

"Keren lu bro ". Ucap Andra. Slogan yang dibuat Eza setidaknya lebih baik dari slogan yang dibuat Andra.. Apalagi slogan yang dibuat Dion, ribet enggak jelas kayak hidupnya yang masih enggak jelas. Jam dinding di ruang OSIS telah menunjukkan pukul dua belas siang dan ternyata Pak Ridwan adalah orang yang sangat tepat waktu.

Tepat pukul 12:00 WIB, Pak Ridwan masuk ruang OSIS.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh . Silakan formulir tadi dikumpulkan, tidak boleh ada yang tidak diisi!" ucap Pak Ridwan dengan tegas .

Andra, Rini, Sila dan Rizki segera menyetorkan formulir yang harus mereka isi. "Sekarang kalian boleh pulang. Besok kalian boleh mulai berkampanye di sekolah. Siapkan mental dan juga perlengkapan kampanye seperlunya, jangan sampai membawa alat yang terlalu berlebihan," sambung Pak Ridwan.

"Siap, Pak!" Jawab semuanya serentak. Pak Ridwan keluar dari ruang OSIS dan ikuti para peserta rapat. Setelah selesai membantu Andra membuat visi misi dan slogan, Eza dan Dion pamit pulang duluan. Rutinitas Eza sepulang sekolah adalah les bahasa Jepang dan les piano. Beda jauh dengan Andra , setiap pulang sekolah dia langsung nyebur ke empang dan berenang Ama ikan paus sambil nungguin pesawat ngelempar koper yang berisikan kan uang.

Andra berjalan menuju parkiran sekolah. Suasana parkiran tampak sepi, karena kebanyakan siswa masih berada di kelas masing - masing pelajaran. Mimpi indah bagi Andra karna ia bisa pulang lebih cepat dari murid yang lain .

"Tunggu!."Teriak seorang wanita bersuara cepreng kayak knalpot Motor Otok Otok . Andra sudah tahu betul siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Si Pau . Andra membalikkan badannya, menoleh ke belakang menirukan adegan yang sering dilakukan oleh film FTV .

"Ada apakah gerangan memanggil hamba?" ucap Andra.

"Andra, mau kah gerangan menolong bidadari surga ini ?" Balas Rini yang mulai tertular virus lebay dari Andra.

"Maaf, hamba tidak bisa membantu bidadari yang turun dari genteng kesruduk banteng ea..." ucap Andra.

"Enak ajah ! Kamu enggak tahu apah, kalau aku pemenang majalah Sayang Se Kota Tegal!". Ucap Rini dengan bangga.

"Terus? ucap Andra "Aku peduli? Enggak juga tuh ". Sambung Andra.

Plak ...! Sebuah pukulan mendarat keras dihelm milik Andra. " Awww ... sakit tahu, Pau, dikira kepalaku batok kelapa apa?". Ucap Andra sembari membuka helmnya lalu mengusap usap kepala nya . Padahal pukulan cewek kaya Rini gak mungkin keras kayak pukulan atlet tinju ataupun atlet silat yang lagi naik ke pucuk Monas.

"Gimana? Sakit?."tanya Rini.

"Sakitlah! Pake nanya lagi!." ketus Andra.

"Sakit, kan? Sama, hati aku juga sakit pas kamu bilang gitu!". Ucap Rini.

"Dasar, Miss Lebay. Ya udah, kamu butuh bantuan apa?". Tanya Andra.

"Enggak butuh bye...!." ketus Rini, yang mulai meninggalkan Andra begitu saja di parkiran sekolah. Rini masih marah karena ucapan Andra yang tidak dikontrol. Namun Rini juga terlalu lebay dengan ucapan Andra, yang jelas selalu salah sama kayak hidupnya. Karena enggak enak hati, akhirnya Andra menyusul Rini ke taman. Meski awalnya malas, tapi Andra selalu ingat bantuan yang diberikan Rini kepadanya.

"Kalau kamu ngambek, itu pipi makin ngembang. Kayak bakpau spesial pake telor kerbau". Gumam Andra seraya duduk di samping Rini.

"Kamu kira pipi aku martabak telor apa , trus mana ada telur kerbau dasar dodol cap kaki tiga." Ucap Rin. Entah kenapa saat melihat pipinya yang chubby, Andra selalu ingin mencubitnya, tapi dia tidak enak hati. Dengan refleks, Rini menoleh ke arah Andra yang sedari tadi menggambarkan wajahnya, membuat Andra kaget dan segera memalingkan mukanya dari hadapan Rini.

"Kamu dari tadi lihatin aku terus. Naksir, ya?" Tuduh Rini. Andra langsung berpura pura memainkan hp nya dan bolak balik ke menu dan membuka WhatsApp yang tidak ada chat masuk ke ponsel nya .

"Dih pede banget kamu". balas Andra. Rini mengerucutkan bibirnya yang udah kaya menara Eiffel .

"Terus kenapa kamu ke sini?." Tanya Rini

"Katanya minta bantuan." jawab Andra.

"Katanya kamu enggak mau . ucap Rini dan Andar beranjak dari tempat duduknya dan menoleh ke arah Rini.

"Gini yah Rin , kamu kan udah bantu aku bikin pidato. Ya walaupun gagal, tapi aku bukan kacang yang lupa sama ijonya," ucap Andra.

"Lah kok lupa ama ijo?” ucap Rini yang mengerutkan alisnya.

Gini kalau temenan sama anak SMA yang enggak pernah masuk Paus . kacau dan selalu membuat kesal. Gumam Rini.

"Perasaan, lupa sama kulitnya, deh!". Ucap Rini.

"Udah lah gak usah dibahas , enggak penting juga. Tadi kamu mau minta bantuan apa?".Tanya Andra.

​​"Gini, aku mau minta bantuan kamu buat nganter aku ke percetakan". Jawab Rini.

"Aku juga mau dong. Eh, emang temen kamu pada ke mana?." tanya Andra.

"Sibuk nyalon ama nge mall Susah emang kalau tim suksesnya banci salon semua." jawab Rini.

"Yah, namanya juga cabe - cabean. Wajar saja, sih." sahut Andra.

"Jadi, kamu bilang temenku cabe - cabean?". Tanya Rini.

"Iya .... enggak seekstrem itu , sih ....." jawab Andra agak hati - hati.

"Eh tapi mereka emang gitu sih . Au ah gelap kamu jadi nganterin aku enggak?." Tanya Rini.

"Ayo…!." Ucap Andra dan mereka pergi ke parkiran untuk mengambil motor nya setelah itup pun mereka pergi menuju percetakan AMANAH WALI . Karna mulai besok, sekolah akan gaduh dengan orasi dan kampanye yang dilakukan oleh calon ketua OSIS. Menebar opini kek pejabat negeri ini yang slalu mengobral janji janji manisnya. Masa kampanye adalah masa yang sangat ditunggu calon ketua OSIS.

Tak terasa Rini dan Andra sampai di tempat tujuan, Rini memberi kan file yang akan dicetak oleh pegawai percetakan.

"Ini brosurnya mau dicetak berapa lembar, Mba?". Tanya pegawai percetakan.

"Seribu saja, deh!" Jawab Rini.

"Eh, gila… banyak bener!" Timpal Andra.

"Yah, ini sebagai tanda kalau aku emang serius. Kita jangan sia - siakan kepercayaan guru - guru kepada kita ". Jawab Rini.

"Aku juga mau cetak, ah .... " sahut Andra.

"Ya udah, sekalian saja di sini,“ ucap Rini.

"Tapi, bisa enggak, ya?". Ucap Andra sambil berfikir.

"Bisalah, emang kamu mau cetak brosur berapa? Terus mana tulisannya?." Tanya Rini lagi.

"Nanti saja, deh. Ini tinggal difotokopi saja, kok". Jawab Andra.

"Emangnya udah ada? Coba mana, lihat? ". Ucap Rini penasaran.

Andra memberikan secarik kertas brosur yang dia temukan tadi di jalan.

"Andra, ini brosur jual beli rumah! Ngapain mau kamu fotokopi!" ucap Rini kesal karena menemukan brosur itu isinya iklan jual beli rumah .

ANGGAP SAJA BROSUR NYA KAYA GITU WKWK.

bersambung........

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN BERI PENILAIAN YAH ...

PAPAY LOVE YOU ALL

Terpopuler

Comments

™Aldo

™Aldo

hai dek semangat Abang disini😗

2020-11-08

1

Maxila

Maxila

lanjut komandan 😍

2020-11-08

1

🔸

🔸

plak sakit kan , sama kayak hati aku 😂😂
next part jan lupa smangat 🤗

2020-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!