HAPPY READING
Sepulang sekolah Andra dan Dion menyempatkan dulu mampir ke perpustakaan sekolah, sejarah baru dua manusia sengklek masuk ke perpustakaan SMA Bangsa.
Andra mencari buku cara berpidato yang baik dan benar, agar pidatonya nanti terdengar bagus dan mempunyai arti.
Mereka berjalan menuju perpus yang jaraknya tidak jauh dari kantin sekolah, setelah masuk ke dalam perpus mereka nampak bingung dengan keadaan perpustakaan yang sepi dari biasanya. Ya namanya juga udah jam pulang, kebanyakan murid memilih untuk pulang ketimbang nongkrong di dalam perpus.
Andra dan Dion berjalan menggelilingi perpus sembari mencari buku yang di butuhkan.
"Lu cari buku apaan sih?". tanya Dion menatap Andra tajam.
Setelah beberapa kali berkeliling perpus Andra tak kunjung mendapatkan buku yang di inginkannya, entah setan dari negri mana yang masuk ke dalam tubuh Andra yang membuatnya menjadi pecinta buku bukan lagi pecinta kaum rebahan.
"Gua mau cari buku cara berpidato yang baik dan benar. " jawab Andra yang masih sibuk mencari buku di rak.
"Alaah sok-sokan lu, biasanya ke perpus cuman buat numpang bocan ( bobo ciang)." Cibir Dion.
"Gue kan calon ketua OSIS, harus bisa pidato kayak yang lain dong." Sahut Andra.
"Akhirnya dapet juga" sambung Andra yang akhirnya berhasil menemukan buku yang dicarinya. Andra mengambilnya lalu berjalan menuju penjaga perpus "Ini aja satu Bang" ujar Andra ke pejaga perpus.
"Ini buku hanya di pinjam 3 hari, jaga bukunya jangan sampe rusak apalagi hilang." ucap penjaga perpus dengan jelas .
"lya, Bang. Saya akan jaga sepenuh hati dan segenap jiwa ragaku," sahut Andra sok puitis yang membuat para pendengarnya pusing 7 keliling.
"Dasar jomblo lebay," cibir Dion.
Setelah dicap stempel perpus, Andra diberi waktu 3 hari untuk meminjam buku. Mereka pun segera keluar menuju parkiran. Andra memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya dibanding harus nongkrong nggak jelas. Dia harus mulai berlatih membuat pidato untuk hari Kamis. Karena hari ini adalah hari Selasa otomatis 2 hari lagi pidatonya harus sudah siap untuk dibacakannya. Jangan bayangkan hasil pidato yang dibuat Andra mungkin akan terdengar aneh, sangat tidak berisi dan tidak bermakna.
"Lu ikut ke rumah gue ya, gue butuh komentator" sahut Andra sembari berjalan menuju gerbang sekolah.
"Lu, mau tanding bola ? pake segala komentaror?." tanya Dion bingung.
"Eh, Pe'a maksud gua lu tar komen pidato gua bagus apa kagak ." jawab Andra sembari memonyor kepala Dion.
"Ouh, gua kira lu mau main bola dirumah lu."
"Dasar, minus. Lu mau kagak ? kalau gak mau ya udah."
"Mau, tapi ada imbalannya nggak?"tanya Dion yang menaikan aliasnya.
"Nggak ada! Lu mah temen kagak ada akhlak". Ketus Andra.
"Ok kalau gitu gue nggak mau." ucap Dion sembari melipatkan tangannya di dada. kayak orang yang menolak untuk di ajak salaman sama orang yang baru beres berak.
"Kalau lu nggak mau ikut, gue cabutin bulu kaki lu." ancam Andra.
Karena ucapan Andra, seketika Dion memegang kakinya sambil membayangkan betapa kejamnya kau atas diriku wkwk.
"Gila ngancemnya gitu banget, oke gue mau." ucap Dion dengan nada pasrah.
"Yaudah, kita pulang." ucap Andra.
Andra dan Dion berjalan bersama layaknya Kaka adek.
*****
Sesampainya di rumah, Andra langsung masuk ke dalam kamarnya, kemudian melempar tasnya ke sembarang arah.
"Gue nggak dikasih minum atau makanan nih? Lu mah kalau ada tamu dianggurin mulu." ucap Dion yang langsung duduk di meja belajar Andra.
"Lu mau nyemil apa, kayu apa genteng?" tawar Andra.
"Gue nggak napsu makan kek gituan, dikira gue master Limbad apa," ketus Dion.
Andra hanya tertawa menanggapi Dion yang selalu dibuat kesal olehnya.
"Nih minumnya," Bu Zahra yang datang membawa dua gelas air sirup dan beberapa cemilan kecil , yang membuat Dion riang dan bahagia dunia akhirat.
"Enggak usah, Mah. Dion lagi puasa," sahut Andra membuat Bu Zahra kebingungan.
"Loh rajin amat? Ini kan hari Selasa bukan Senin atau Kamis". Tanya Bu Zahra kebingungan.
"Dion kan anak rajin Mah. Dia puasa Senin-Kamis ama Selasa- Rabu," jawab Andra yang membuat Dion kebakaran jenggot.
"Enggak Tante, ya kali saya serajin itu." sahut Dion yang membela diri dari tuduhan Andra.
"Husss kamu ya Dra. Kalau gitu nih diminum dulu, Mamah mau kebawah lagi mau nerusin masak, kalian silakan lanjutin ngobrolnya." ucap Bu Zahra setelah mengantarkan minuman lalu kembali ke alamnya.
"Gila lu, sama temen sirik amat lu. " ucap Dion yang menoyor Andra yang tak henti tertawa. Dengan lahapnya Dion memakan satu-persatu cemilan yang disedikan Bu Zahra.
Setelah menghabiskan cemilan yang disediakan Ibunya Andra, Dion pun akhirnya kekenyangan dan hanya bisa berbaring lemas di kasur Andra.
"Lu mau bantuin gue , apa cuma mau numpang makan sih? Enak banget udah makan langsung tidur lagi." cibir Andra.
Dion mencoba bangkit dari kasur dan perlahan merubah posisinya menjadi duduk.
"Oke coba gue liat buku yang lu pinjem tadi." ucap Dion lalu mengambil buku yang dipinjam Andra yang berada di atas meja.
"Oke, Dra. Pertama yang harus dilakukan pidato adalah pembukaan," ucap Dion yang mulai membacakan tahap pertama yang ada di dalam buku.
Andra berdiri menghadap ke arah kaca di lemari bajunya.
"Oke gue coba ya. Pembukaan, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala Bangsa, dan oleh sebab itu..." ucap Andra.
"Woy itu Pembukaan UUD 45, ogeb". Ucap Dion yang mengacak-acak rambutnya frustasi, sebelum Andra menyelesaikan pembukaannya yang ngawur Dion sudah memotongnya.
"Gue aneh deh, sama Pak Nurdin kenapa dia milih calon ketua OSIS sengklek kayak elu yah " sahut Dion yang mengerutkan alisnya heran.
"Gue juga aneh, kenapa tiba tiba Pak Nurdin milih gue , gue rasa Pak Nurdin kebanyakan makan ODADING deh." ucap Andra sembari menggaruk kepalanya bingung.
"Ouh, udah cepet mulai! Pembukaan itu kayak salam, selamat pagi, selamat sore terus ucapan terima kasih gitu!. " ucap Dion dengan ketus yang sudah naik pitam mengajarkan Andra berpidato.
"Slow, man. Oke gue coba ya." ucap Andra yang menarik napas panjang.
"Asalamualaikum wr.wb selamat pagi semuanya, semoga hari ini cerah dan tidak mendung, apalagi gerimis yang selalu membawa kenangan bersama mantan," ucap Andra yang mencoba membuat pembukaan pidatonya yang nggak beda jauh dengan curhat seorang jomblo. Pacaran aja belum pernah udah sok-sokan baper masalah mantan.
"Arghh.... tadi udah bener, kenapa di belakangnya malah curhat," ujar Dion mendengus kesal. "Kalau lu mau curhat jangan disela sela pidato donk, curhat ajah ke Ustad Danu. Kalau Gini caranya, bisa bisa gue bisa mati kutu." sambung Dion yang menahan emosinya.
"Jangan mati dulu. Kalau lu mau mati entar aja , setelah pidato gue jadi. " jawab Andra seenak jidatnya.
"Dih, gue heran kenapa sih gue di takdirin punya temen gila kayak lu?. " tanya Dion.
"Gue juga gak tau dan gak paham. Gue aja aneh kenapa bisa temenan sama alien kayak lu," jawab Andra yang tak mau kalah.
"Gini deh, biar cepet gue yang bikin kata-katanya lu entar tinggal baca aja, gimana?".
Ucap Dion.
"Bayar nggak nih? Entar lu malah kasih tarif 7000 per kata lagi,". Ucap Andra.
"Enggak lah! Gue cuman minta satu aja, tolong mintain nomer Whatsapp sama nama akun Instagramnya Rini gimana?" . Dion mengajukan tawarannya sembari menaik turunkan alisnya.
*BERSAMBUNG.....
JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN.
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA YABG LAEN.
JANGAN LUPA LIKE, VOTE, KOMENT, DAN BERI PENILAIAN
LOVE YOU ALL
PAPAY.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
sambungan dukungan boomlike
2020-10-23
0
Lex Chan
Temen ada maunya Dion plus gak ada akhlak
2020-10-14
2
™Aldo
aye aye😝😗
2020-10-14
3