...Happy reading...
"Hidih, ternyata kamu genit yah kaya banci diperempatan jalan raya". Ejek Andra.
"Andra!" dengus Rini yang memperlambat jalannya .
Setelah berjalan sekitar 3,5 km enggak sejauh itu. Setelah mengelilingi mal, akhirnya Rini dan Andra memutuskan masuk ke sebuah kafe yang tempatnya enak buat nongkrong, yang buka sampe larut malam.
Rini memesan susu coklat, sedangkan Andra sebagai laki-laki ia memesan kopi. Sama-sama canggung, masalah yang terjadi. Bukannya mengobrol, mereka malah asyik dengan ponsel masing-masing. Kalau begini jadinya, bukan ngobrol bareng, tapi ponsel utama bareng. Andra yang masih canggung untuk mengajak selfie, terus mencari ide. Kalau terlalu frontal takutnya Rini malah jadi marah dan bete tapi kalau tidak begitu, mau gimana lagi? .
Krik krik ....
Ponsel Andra berbunyi. Dia segera mengecek ponselnya yang ternyata WhatsApp dari ibunya.
Mamah ku hebat.
Dra jangan lupa foto ,awas aja kamu gak foto!! . Ancam Bu Zahra
Isi pesan dari mamahnya membuat Andra semakin tertekan.
Bisa stres kalau gini caranya. Oke deh, gue buang dulu rasa malu demi uang jajan untuk sebulan ke depan . Batin Andra.
"Pit" panggil Andra.
"lya, ada apa?" jawab Rini yang menoleh ke arah Andra.
"Em..em..em.." ucap Andra terpatah patah dan malah menggaruk kepala karna salah tingkah.
"Apa? Mau pulang? Ayo! ". Sahut Rini.
"Em...sebelum kita pulang, kamu mau enggak bantu kelangsungan hidup aku buat sebulan ke depan?". Tanya Andra yang membuat Rini mengerutkan dahinya.
"Maksudnya? ". Tanya Rini
"Gini nih sebelum aku ke sini, mama aku enggak percaya kalau aku mau jalan sama cewek. Nah, dia minta bukti kalau aku habis nonton sama cewek, bukan sama s
Dion atau pun Ama banci yang ada dijalanan". Jawab jujur Andra jujur .
"Halah Modus" jawab Rini. "Bilang saja kamu terpesona Ama kecantikan ku ". Ucap Rini pede.
"Gila, narsis banget nih cewek. Kalau bukan karna uang jajan sebulan gue gak akan ngelakuin kaya gini. Gerutu Andra.
"Sumpah, beneran!" ucap Andra menyakinkan Rini.
"Ya udah deh iya!" sahut Rini. "Sini dong kamunya, masa iya aku yang ke sana. Siapa yang butuh". Ucap Rini
Oke sabar ,Dra ini demi uang jajan lu.
Gerutu Andra.
Akhirnya, mreka foto Selfi dengan beberapa gaya. Dimulai dari gaya Entok manyun sampai Entok pergi ke Mekah .
Selamat, akhirnya keberlangsungan hidupnya Andra selama satu bulan ke depan terselamatkan.
Setelah selesai foto karna sudah larut malam mereka memutuskan untuk pulang . Andra pun mengantar Rini setelah itu Andra pulang kerumahnya.
****************
Seperti biasa, upacara hari Senin dilaksanakan di lapangan upacara. Namun, ada yang berbeda dengan upacara hari ini. Seperti janji Pak Ridwan, pada hari Senin para Calon Ketua OSIS akan membacakan pidatonya dan waktu kampanye pun dimulai. Peserta berkumpul di lapangan, tapi kandidat keempat harus berkumpul dulu di ruang OSIS untuk berdoa bersama dan menerima seluruh arahan dari Pak Ridwan. Sebelum pergi ke ruang OSIS, Andra sibuk mencari naskah pidato di dalam tasnya. Entah lupa atau ketinggalan, yang jelas naskah pidatonya tidak ada di dalam tas.
"Mana sih, naskah pidatonya? Perasaan gue simpen di sini." gerutu Andra
Pak Ridwan dan ketiga calon OSIS sudah menunggu Andra.
"Dra, kamu kenapa?"ucap Rini yang datang tiba tiba. "Kamu nyari apa, sih?". Tanya Rini lagi
"Naskah pidato ku hilang ". Jawab Andra yang membuat Rini membulatkan matanya.
"Kok, bisa hilang sih? Tapi kamu hafal, kan? Entar kamu mau gimana?". Tanya Rini.
"Dah lah gue pasrah ajah" jawab Andra, kemudian duduk dengan lemas di bangkunya.
"Kamu ingat-ingat nyimpennya di mana. Ketinggalan di rumah, enggak?". Ucap Rini.
"Seingat aku, naskah pidatonya aku simpen di tas. Orang aku sengaja bangun pagi buat nyiapin itu pidato." Ucap Andra dan Rini hanya bisa terdiam saat naskah pidato itu hilang tanpa jejak, seperti seseorang yang ditinggal pas lagi sayang sayangnya .
Pada saat begini Andra bingung harus meminta bantuan siapa. Dora yang selalu bertanya pada penontonnya lalu bisa menemukan apa saja yang dicari. Tapi itu kayak PDKT lama sama elu, tapi jadiannya sama sahabat lusungguh tragis kisah percintaan itu. Andra menundukkan kepalanya lemas. Entah mengapa, dia merasa kecewa saat ingin membuktikan kepada semua orang bahwa dia bisa, tapi apalah daya semua itu tampak mustahil saat ini.
"Rini, Andra dipanggil Pak Ridwan Katanya, cepetan!". Teriak Sila yang berada didepan pintu .
"Ayo, Pit ". Ajak Andra sembari berdiri dari tempat duduknya.
"Tapi, kamu gimana?". Tanya Rini. Tapi Andra Hanya tersenyum dan wajahnya jauh lebih tenang .
"Udah tenang aja , kamu jangan mikirin aku .Ini mah masalah kecil". Ucap Andra agar membuat Rini tenang.
Rini hanya senyum tipis dan mengikuti Andra yang sudah berjalan lebih dulu. Pak Ridwan dan keempat calon ketos sudah di depan ruang OSIS. Tak lama, mereka berdoa sesuai dengan ke-percayaan dan agama masing-masing.
"Oke, Bapak cuma mau mengingatkan, pidato kalian jangan terlalu panjang. Maksimal lima menit. Jangan lebih!" ucap Pak Ridwan yang kemudian dibalas anggukan dari mereka.
"Yang pertama Sila, Rini, Rizki lalu yang terakhir Andra. Dipilih sesuai abjad nama depan kalian". Ucap Pak Ridwan.
Mereka pun berjalan menuju lapang sekolah.
Sila, Rini dan Rizki telah selesai berpidato dengan lancar, dan sekarang giliran Andra untuk maju ke depan. Andra sangat Mental baja, mungkin waktu Bu Zahra mengandung Andra dia ngidam besi. Sehingga bisa lahir anak yang mempunyai mental baja seperti dia.
Meskipun naskahnya hilang, Andra tidak pantang menyerah. Dia berjalan ke atas panggung dengan berani.
...Gue maju ajah lah , tar dipanggung baca puisi kek atau nyanyi soundtrack-nya Tayo. Batin Andra....
"Assalamu 'alaikum. Selamat pagi, semua!" sapa Andra. "Saya berdiri di sini untuk tidak duduk, dan sudah kalian tahu bahwa Pemilihan Ketua OSIS akan digelar Sabtu nanti. Saya, sebagai Calon Ketua OSIS hanya
mengimbau, buanglah sampah pada tempatnya dan jagalah kebersihan. Karena kebersihan sebagian dari iman. saya akhiri Wassalamu 'alaikum .!". Andra menutup pidatonya yang disambut gelak tawa para peserta upacara. Tak sedikit juga yang mencaci pidato Andra yang enggak jelas itu.
Namun Andra tidak menghiraukan cacian dan sorakan dari para peserta upacara. Pak Ridwan terlihat marah, raut wajahnya seketika berubah saat memandang Andra. Kesal, mungkin Pak Ridwan merasakan itu, tapi itu wajar karcna harapan Pak Ridwan ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya. Setelah melaksanakan upacara, seluruh siswa masuk ke kelas masing-masing.
Namun, Andra tidak bisa begitu saja menuju kelasnya, karena Pak Ridwan memanggilnya untuk datang ke kantor. Dan, itu tandanya dia mempunyai masalah yang harus segera diselesaikan.
"Andra, Bapak tidak menyangka pidato kamu akan seperti ittu. Pidato hari Sabtu kemarin kamu sudah sangat lebih baik dibandingkan barusan. Kenapa enggak kamu gunakan?". Ucap Pak Ridwan setelah Andra duduk di kursi yang disediakan.
"Pak, ada hal yang saya sendiri tidak menduganya. Naskah pidato saya hilang." jawab Andra.
"Kenapa kamu enggak dihafalkan pidatonya ,kan gak panjang panjang amat". Ucap Pak Ridwan .
"Tapi ,Pak saya gak tau kalau kejadiannya Bakal kaya gini". Ucap Andra.
bersambung..........
jangan lupa like ,vote,komentar, dan beri penilaian yah.
papay
pergilah kasih kejarlah selingkuhanmu 💃
eh salah lirik
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
™Aldo
cemangat dek😂
2020-10-31
1
Maxila
next up kakak 😍 semangat
2020-10-30
1