HAPPY READING
"Tuh bener kan, lu mah pasti ada udang dibalik bakwan. Nggak sekalian nkartu keluarga?" Cibir Andra.
"Dikira gue mau sensus apa? Udah ya, gue mau pulang dulu. Entar Momy and Dady gue nyariin." Ucap Dion.
"Idih kok mual ya dengernya". Kata Andra dengan gaya pura-pura muntah.
"Anjim lu, dahlah gue cabut dulu." Dion menggambil tasnya lalu turun ke bawah rumah Andra.
"Tante aku pulang dulu." pamit Dion pada Bu Zahra yang sedang memasak di dapur.
"Kok udah pulang sih? Ini tante lagi masak buat makan siang kalian," timbal Bu Zahra.
"Nggak usah repot-repot, Mah. Dion nggak suka makan- makanan manusia, dia biasanya makan genteng". Cibir Andra dengan tawa kecil.
"Lah dikira gue syetan apa? Aku pulang dulu ya, Tante, Assalamuallaikum ". Ucap Dion
"Waalaikumussalam hati hati yah". Ucap Bu Zahra.
*********
Andra berjalan menyusuri koridor sekolah. Sepertinya, dia datang terlalu pagi, buktinya sekolah masih sepi. Ini merupakan keajaiban dunia yang kedelapan. Kejadian yang sangat langka hingga nyaris mustahil. Semustahil melihat ayam makan ayam goreng (mustahil karena rata- rata ayam enggak tahu caranya bikin ayam goreng- bawa wajan saja mereka sulit. Biasanya, rekor paling pagi datang ke sekolah versi Andra adalah 3 menit sebelum gerbang ditutup.
Tanpa sengaja saat Andra melewati perpustakaan, dia melihat Rini yang sedang duduk di dalamnya. Rasa keponya muncul, apalagi dia baru ingat soal janjinya kepada Dion. Demi mendapat naskah pidato dari Dion dia pun rela harus memberanikan diri meminta itu semua. Andra menemui Rini yang sedang fokus menulis entah apa yang ditulisnya. Mungkin dia sedang mengisi diary tentang catatan hati seorang murid.
"Oy, lagi apa?" tanya Andra dengan suara yang sengaja dibuat kecil agar keadaan perpustakaan tidak gaduh. Andra lalu duduk di samping Rini .
Canggung, itulah kesan yang dirasakan Andra. Karna pertama kalinya dia duduk di samping cewek di ruangan yang sepi.
Seorang murid yang superbandel, ternyata bisa supersalah tingkah saat duduk satu bangku sama cewek sebelahan.
"Eh, Andra?". Rini menoleh. "Tumben kamu datang pagi banget? Semalem mimpi apa?"sambung Rini.
Pertanyaan ini lebih sulit dari pada pertanyaan kapan punya pacar. Batin Andra.
"Emmmm...". Andra bingung dan malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Kamu ada kutu yah?". Ucap Andra.
"Selalu saja, nyerocos sendiri" Gerutu Andra dalam hati. " Gak ada ko". Ucap Andra.
"Kenapa emangnya? Aneh ya, lihat murid yang selalu datang telat tiba tiba datang pagi ?. tanya Andra.
"Emmm ". Ucap Rini bingung.
"Ah..sudah ku- duga". Ucap Andra sembari memegangi dagunya.
"Enggak ko cuma bakal gak ada yang nyangka kamu bisa bangun pagi". Ucap Rini
"Emmm ... aku tiap hari bangun pagi, cuma aku males jadi murid teladan yang datang ke sekolah sebelum bel. Masuk sekolah menit-menit terakhir gerbang ditutup itu sangat menguji jiwa ku " . Ucap Andra.
"Ahahaha .. dasar, jago ngeles! Ya udah, ada yang bisa aku bantu? Maaf nih sebenarnya aku lagi sibuk, nih!". Tanya Rini to the point.
"Gini, cin,". Kata Andra sok akrab, padahal selama sekolah di SMA Bangsa. Baru kemarin dia ngobrol bareng Rini.
Rini melebarkan pandangannya, "What?! Kok Cin sih? Kamu kira namaku cincau?". Ucap Rini.
"Hehehe ... bukan, kamu kok tembam sih kek bakpau di sekolahan TK." celoteh Andra dibarengi tawa kecilnya.
"Aku sipit, tapi aku enggak tembam, kok". Ucap Rini sembari memegang pipinya yang benar-benar chubby itu.
"Setiap cewek selalu mengelak kalau dibilang tembam, entah kenapa". Tanya Andra.
"Ya, iyalah.Itu berarti kamu ngatain cewek itu gendut. Üdah cepet, mau apa kamu?Ganggu banget tahu, malah bahas tembam lagi." Ucap Rini ketus.
"Hehehe .. aku mau minta No Wa kamu.Ya, buat nanya-nanya masalah OSIS, kan kamu ikutan OSIS tahun kemarin". Sahut Andra dengan wajah yang dibuat imut.
"Modus!". Balasnya sembari membuang wajah.
"Oh ya, udah. Enggak apa-apa kalau kamu enggak mau. Enggak masalah juga." Ucap Andra sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Andra, gak usah sok jual mahal. Muka ke panci Ema pun jual mahal". Ejek Rini sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Astaga , kamu berdosa banget , masa muka ganteng kek Sehun personel EXO dibilang mirip panci Ema ". Ucap Andra
"Cih, huek mana ada". Ucap Rini tertawa kecil
"Malah ketawa lagi, dasar somplak , dahlah kalau gak mau ngasih". Ucap Andra meninggalkan Rini dan pergi menuju pintu luar perpus.
Rini menatap Andra yang terus berjalan semakin jauh.
"Selain jail, ternyata dia keras kepala juga," gumam Rini.
Bukan Andra namanya bila tidak punya seribu akal. Kalau dia sendiri belum bisa mendapatkannya, masih ada cara kedua. Yaitu mengirim AISA ( Agen intelejen sobat Andra). Dia akan memerintahkan anak buahnya untuk meminta no whatsapp Rini.
Andra mengotak-atik ponsel lalu menelepon seseorang, "Kumpul di markas sekarang juga." Setelah itu, Andra berjalan menuju gerbang sekolah.
Keadaan di SMA Bangsa sekarang sudah mulai ramai dibandingkan saat Andra pertama kali datang. Andra keluar dari sekolah menuju warung yang berada di seberang jalan. Warung yang khusus dipakai untuk pertemuan dan rapat para petinggi AISA.
"Lama amat lu!". Kata Eza, yang telah duduk di kursi warung kopi bernama Istighfar.
"Apaan, gue tadi langsung jalan ke sini. Lu aja datengnya kecepetan ". Timpal Andra.
"Pas tadi lu nelepon, emang gue lagi duduk di sini". Sahut Eza, "Mana si ogeb?" . Tanya Eza.
"Sengaja enggak gue kasih tahu. Ini rahasia kita". Ucap Andra.
"Ouh.., ya udah lu mau ngasih tugas apaan?". tanya Eza.
"Jadi lu harus minta, no WA nya Rini". Ucap Andra .
" Rini saha? Maemunah". Ucap Eza.
"Itu loh, Rini si calon ketua OSIS yang pipinya ke bakpau". Ucap Andra.
"Ouh ,tapi kenapa gue yang harus minta?, kenapa gak lu aja?". tanya Eza kembali.
"Elu kan Deket sama dia." jawab Andra.
"Masa gue sendirian?". tanya Eza.
"Tenang, gue bantuin ko". jawab Andra sembari menepuk pundak Eza.
"Oke, kalau gitu gue duluan ya..". Ucap Eza yang bangkit dari tempat duduk nya.
"Oke, bro" jawab Andra yang masih duduk sambil minum sekaleng soda.
"Dra, kamu ko gak masuk?." Tanya Pak Oleh.
"Tenang pak, ini masih lama masuknya". jawab Andra dengan santai.
"Ini udah jam masuk, Dra". Ucap Pak Oleh.
"Serius Pak?". Tanya Andra.
"Serius, udah dari tadi masuknya". Jawab Pak Oleh.
"Waduh kalau gitu ,saya permisi dulu mau masuk, nih uang nya." Ucap Andra bangkit sambil memberikan uang.
Andra berlari menuju gerbang sekolah dengan berlari. Namun gerbang sudah tertutup rapat. Bu Sita sudah berdiri di depan gerbang seperti biasa.
"Bu, bukain dong! Saya tadi cuma jajan saja di sana. Datengnya udah dari pagi, kok." Ucap Andra merengek kepada Bu Sita.
"Kamu tiap telat, pasti ngeles. Kemarin nyalahin tukang angkot. Sekarang ngaku udah masuk. Kalau kamu emang udah masuk, kamu enggak akan ada di luar situ!". Sahut Bu Sita galak.
Entah untuk keberapa kalinya Andra datang terlambat, yang jelas Bu Sita sudah hafal langganan yang dihukum di lapangan. Andra adalah murid teladan alias mangkat telat balek edan.
"Kalau Ibu enggak percaya, cek CCTV saja, Bu". Ucap Andra .Bu Sita membukakan gerbang sekolah dan Andra segera masuk. Namun, bukan berarti dia lolos dari hukuman.
"Kamu itu Calon Ketua OSIS, Andra. Kamu harus beri contoh yang baik dong sama siswa-siswa yang lain!" . Nasihat Bu Sita. "Ya udah, karena kamu udah keseringan dihukum, untuk hari ini kamu langsung masuk kelas. Tapi ingat, sepulang sekolah temui Ibu. Kalau enggak, hukuman kamu akan bertambah". Ucap Bu Sita.
Andra hanya mengangkat bahunya seakan tidak peduli. Keluar masuk ruangan BK sudah seperti ingus. Andra berjalan menuju kelas, Dia mengintip dari balik jendela. Ternyata di dalam sudah ada Pak Gilang.
BERSAMBUNG😗
JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN AND JADIIN fAVORIT YAH😆.
PAPAY LOVE YOU ALL😗.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
BINTANG PENGHACUR
author ada dendam apasih sama Andra 🤣🤭
2021-12-15
0
ARSY ALFAZZA
🐾🌸
2020-10-23
1
👑🐒SIN💣
Aku mampirr kak..
2020-10-15
1