HAPPY READING
"Udah, duduk dulu Dra". Sahut Rini seraya menepuk bahu Andra untuk menenangkannya.
"Kamu kenapa sih, pake misahin mereka segala?". tanya Rini bingung.
"Ya, masa kita enggak peduli sama orang yang sedang bermasalah di sekitar kita?". Sahut Andra.
"Sejak kapan kamu peduli?" . Tanya Rini.
"Enggak boleh ya, peduli?!". tanyaAndra yang semakin emosi, dan beranjak meninggalkan Rini.
"Sepertinya, aku salah ngomong" gumam Rini.
Andra berjalan menuju ruang BK. Tatapan matanya membuat orang di sekitar ogah melirik. Meski dia terkenal sebagai murid yang sengklek, tapi sampai saat ini belum ada yang berani melawannya. Dulu saat dia diintimidasi kakak kelas, Andra melawan, karena pembullyan menurutnya kegiatan yang tidak masuk akal. Semenjak itu lah, Andra salah satu anak yang ditakuti oleh teman-temannya.
"Duduk, Andra!" perintah Bu Sita saat Andra masuk ke dalam ruangan. Andra tertunduk lemas, sifat Andra yang jago ngeles akan hilang saat emosi menguasainya.
"Ibu mau tanya. Tadi kamu ngapain?" tanya Bu Sita dengan nada baik-baik.
"Saya cuma misahin mereka, Bu". Ucap Andra.
"Memangnya, kenapa kamu mau misahin mereka?" . Tanya Bu Sita.
"Yaaa ..., rasanya enggak pantes aja Bu, berantem di kantin cuma ngerebutin cowok," jawab Andra yang sepertinya hidayah sedang turun pada otaknya.
"Kalau Ibu ada di posisi saya barusan, apa ibu akan menonton saja?." Tanya balik Andra yang membuat Bu Sita terperangah.
Ini merupakan kejadian langka, saat seorang Andra yang dijuluki murid bandel, berbicara benar kayak Calon DPR sedang pidato.
"Ibu terima alasan kamu, tapi tetap saja kamu harus dihukum!" jelas Bu Sita yang membuat Andra kembali mengerutkan dahinya bingung.
"Kenapa saya dihukum, Bu?". Tanya Andra.
"Karena kamu tadi pagi datang terlambat, kan?" .Timpal Bu Sita.
"Kamu bersihin toilet guru sekarang juga!". Ucap Bu Sita.
Yah, Bu Sita ternyata memori otaknya kuat.batin Andra.
"Oke, Bu kalau gitu saya permisi". Ucap Andra.
Setelah menerima hukuman dari Bu Sita Andra langsung pamit keluar ruang BK dan ternyata sahabat sejatinya telah menyambut di luar.
"Lu enggak apa-apa, kan?". tanya Dion agak panik.
"Gue dihukum bersihin toilet guru," jawab Andra tanpa menoleh kepada Dion yang ada di belakang- nya.
"Ouh, mana no WA nya Rini?" . Tanya Dion.
"Gue udah punya no WA nya, tapi lu harus bantu gue bersihin toilet guru". Ucap Andra.
"Kok gitu sih ?Kan, perjanjiannya enggak gitu!" . Ucap Dion.
"Mau enggak? Kalau enggak mau, ya udah!" Andra melanjutkan jalannya, sedangkan Dion berhenti sejenak. Dia bingung harus membantu Andra atau tidak tapi jika tidak membantu Andra dia enggak bakal dapet No WA Rini kecuali dia udah nyelesaiin pidatonya Andra.
"Kok, jadi gue yang galau, ya?". Gumam Dion.
"Okelah, demi pujaan hati, gue rela deh berjuang bersihin toilet." ucap Dion.
******
Hari Rabu adalah hari sesudah hari Selasa dan sebelum hari Kamis. Namun bukan itu yang terpenting. Hari ini adalah satu hari sebelum rapat OSIS kedua yang akan digelar Pak Ridwan. Dengan agenda latihan pidato untuk hari Senin, Andra masih bingung dengan buku pidatonya yang masih kosong. Hanya ada tulisan Assalamualaikum sisanya masih misteri. Lebih sialnya lagi, Dion yang diandalkan untuk membuat pidato ternyata sama-sama bego. Karena Andra tidak juga memberikan No WA Rini kepada Dion, dia pun ogah untuk membuat pidato. Apa lagi Dion juga tidak berencana menulisnya sendiri, dia bermaksud membayar orang untuk membuatnya.
Hampir setengah jam Andra duduk di kursi taman sekolah yang di depannya terletak meja kayu. Andra membuka laptop yang sengaja dia bawa dari rumah untuk mengetik pidatonya, tapi sampai setengah jam berlalu, waktunya hanya habis dipakai untuk menonton film Tayo dan Doraemon.
"Hayo .. lagi ngapain?" Dengan gerakan mendadak Rini sudah ada di depan Andra.
"Ngapian kamu, kesini pit? Sok-sokan ngagetin!" sahut Andra seakan tidak kaget.
"Kamu tuh, suka banget ya, ngubah nama orang. Kemarin Cin, sekarang Pit. Dikira ganti nama semudah itu apa? Ganti nama itu harus slametan dulu!".Ucap Rini.
"Ya elah, dasar cewek. Sekali ngomong, udah kayak pidato Pak gubernur. Panjang bener!".Gumam Andra yang masih fokus menatap layar laptopnya. Rini duduk di samping Andra.
"Aku merasa aneh, sama kamu." ucap Rini.
"Lah, kok aku aneh?". tanya Andra.
"Kamu itu murid bandel, jail bin usil, tapi masa nontonnya Tayo sama Doraemon?". Ucap Rini tertawa.
"Sok asyik banget nih cewek". Batin Andra.
"Emangnya kalau murid bandel nontonnya harus apa? artis korea tinju gitu?" ketus Andra yang malah disambut tawa Rini.
"Kamu sendiri kayak remote. Pas dicariin enggak ada, eh pas enggak dibutuhin ada sendiri," lanjut Andra membuat Rini mengerutkan dahinya bingung.
"Kamu ngapain nyari aku?". Tanya Rini.
"Ada, deh!" . Ucap Andra
Karna gemas dengan jawaban Andra Rini lalu mencubit perut Andra dengan gemas sampai Andra kesakitan,
"Awww...! Apa sih? Main cubit- cubit segala, kamu kira aku kue cubit apa?". tanya Andra kesal.
"Kamu tuh Ngeselin!" dengus Rini.
"Gini deh, karena kamu udah ada di sini, gimana kalau kamu bantu aku buatin pidato? Yah, meski kita rival di pencalonan ketua OSIS, kamu tenang saja. Aku pasti kalah, kok. Cuma aku mau buktiin kalau murid kayak aku itu bisa serius juga". Ucap Andra.
Rini menempelkan jari di bibirnya seolah sedang berpikir. "Tapi.." ucap Rini.
"Tapi apa?" .Tanya Andra.
"Tapi aku enggak mau," sambung Rini yang dilanjut tawanya.
"Cantik-cantik ternyata sengklek juga." Andra menggerutu dalam hatinya. Karena kesal Rini tidak mau membantu, Andra mengubah ekspresi wajahnya menjadi kecut.
"Ok". Ucap Andra singkat.
"Ok, doang? Enggak ada acara memelas gitu?"ujar Rini penuh harap.
"Iya, enggak penting juga ngemis-ngemis." ucap Andra sambil menutup laptopnya, kemudian memasukkannya ke dalam tas dan beranjak dari kursi, Andra pergi mening- galkan Rini.
"Gila, nih cowok emang batu kepala, eh maksudnya kepala batu " gumam Rini dalam hati.
"Oke, Dra. Aku mau bantuin kamu!". Rini menyusul Andra yang sudah berjalan lebih dulu.
"Katanya enggak mau," jawab Andra pura-pura enggak peduli.
"Sok ganteng dan sok jual mahal, padahal muka aja udah kayak botol air minum bekas, sok-sokan nolak lagi.".Gumam Rini
"Oke deh, kalau kamu maksa," lanjut Andra tiba- tiba. Rini bergidik jijik.
"Idih! Siapa yang maksa?"sahut Rini ."Tapi, ada syaratnya!" ucap Rini yang menghentikan langkah Andra, lalu menoleh ke arah Rini.
"Syarat?".Tanya Andra.
"Tenang kok Syaratnya cuma satu. Kamu harus ikut aku ke rumah bikin pidato di rumah aku aja gimana?. tawar Rini yang membuat Andra membulatkan matanya. Karna baru kali ini ada seorang cewek yang mengajak ke rumahnya.Jangankan dibawa ke rumah, ngobrol bareng Andra pun, cewek di sekolah gak mau.
"Seriusan? Entar ibu kamu nanya, kenapa bawa pulang tukang service Tv ?".tanyaAndra.
"Hahaha . iya juga, sih. Tapi enggak, lah. Nanti aku jelasin kalau kamu tukang service Tv part time." jawab Rini yang tak henti terus tertawa.
"Buset nih cewek!, Kalau gue enggak butuh bantuannya, udah gue sumpel tuh mulut pake sepatu gue". Batin Andra
"Kamu bawa motor, kan?". Tanya Rini.
Andra hanya mengangguk.
"Iya. Kamu mau dibonceng?". Tanya Andra.
"Iyalah, masa aku jalan kaki." jawab Rini.
"Emang enggak dijemput?". Tanya Rini.
"Pagi tadi mobilnya mogok, jadi sopirku enggak janji bisa jemput". Ucap Rini
BERSAMBUNG ..
JANGAN LUPA LIKE, VOTE, KOMENT, DAN BERI PENILAIAN.
PAPAY LOVE YOU ALL.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
BINTANG PENGHACUR
wah Rini suka nih sama Andra
2021-12-15
0
ARSY ALFAZZA
🐾🐾🚲
2020-10-23
1
Jess ♛⃝꙰𓆊
rate 5 dan bomlike mendatang untukmu
2020-10-18
1