Beberapa penjaga diatas benteng melihat sebarisan pasukan sedang menuju kearah mereka.
"Hei kalian lihat dari arah kanan sana ada sebarisan pasukan yang sedang mengarah kesini ."
Prajurit tersebut berbicara sambil menunjuk kearah yang dia lihat.
"Benar, aku juga melihatnya sahut temannya yang lain, Agu cepat kamu beritahu kepada Komandan Xie tentang hal ini."
Agu tanpa banyak berbicara langsung berlari kearah pos jaga dimana Komandannya berada.
"Lapor komandan, ada sebarisan pasukan yang sedang mengarah kekita."
Agu terlihat berlutut dengan kepala tertunduk dan napas sedikit terengah-engah sambil .memberikan laporan.
"Ayo, kita lihat kesana kamu tunjukkan jalan" .. sikomandan terburu-buru berdiri dari tempat duduknya dan segera meninggalkan ruangan istirahat pos jaga.
Agu berlari didepan Komandan Xie mengikutinya dibelakang sambil memperbaiki helm pelindung kepalanya yang sedikit kedodoran karena terburu-buru tadi, talinya belum sempat dia ikat .
Ketika Komandan Xie dan Agu sampai dilokasi, jarak barisan pasukan tersebut sudah semakin dekat dan sekarang terlihat lebih jelas. Meski matahari sudah hampir terbenam tapi hari belumlah gelap.
Jadi barisan pasukan tersebut dapat terlihat jelas dari atas benteng.
"Itu bendera dengan gambar naga hitam adalah milik Jendral Zhang Liao" sikomandan berteriak dengan ekspresi terkejut dan panik.
"Cepat kalian buka pintu benteng segera kita turun menyambut kedatangan Jendral Zhang"
teriak Komandan Xie sambil berlari menuju kearah tangga dan pasukan penjaga benteng sebagian mengikutinya, sebagian lagi segera berlari kearah alat untuk menurunkan jembatan dan alat untuk membuka pintu benteng.
"Aahhh akhirnya sampai juga kita "..
Zhang Liao terlihat menunjuk kearah depan, ada expresi lega diwajahnya,tetapi tidak bisa menghilangkan kemurungan dan kedukaan yang terlihat jelas diwajahnya .
"Aahhh entah bagaimana cara menyampaikan masalah Sun er pada Cu Kung (sebutan tuan )." Gao Shun menambahkan sambil menghela napas dan menundukkan kepalanya dengan perasaan sedih dan merasa bersalah.
"Kamu tenanglah, aku yang akan menemanimu menghadap Cu Kung dan menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir." Zhang Liao berusaha meyakinkan Gao Shun agar lebih tenang.
"Komandan Chen, Komandan Li sebentar lagi kita akan memasuki Xia Pi , tolong kalian kabarkan kepada seluruh pasukan tidak perlu kembali kebarak militer. Mereka boleh langsung pulang krumah.
Aku berikan mereka ijin libur 3 hari,terhitung mulai besok pagi
Hari ke4 pagi mereka semua harus kembali kebarak militer untuk mengikuti latihan militer seperti biasa.
Kalian juga tolong urus tunjangan dan perawatan untuk mereka yang meninggal dan terluka.
Aku dan Gao Shun akan langsung menuju kediaman Cu Kung memberikan laporan.
Setelah tugas kalian beres kalianpun boleh istirahat dirumah 3 hari.
Akhirnya mereka sampai didepan gerbang masuk Ibukota XIA PI , yang segera disambut oleh Komandan Xie dan pasukannya yang berbaris dengan rapi.
"Xie Lei memberi hormat pada Jendral Zhang Jendral Gao", komandan Xie terlihat berlutut menundukkan kepalanya memberi hormat yang diikuti oleh seluruh pasukan yang ada dibelakangnya .
"Terima kasih penyambutannya , tidak perlu terlalu banyak adat kalian berdirillah".
"Setelah kami semua masuk segera tutup pintu gerbang dan angkat jembatannya ."
"Lalu kalian kembali kepos jaga kalian masing-masing laksanakan tugas kalian dengan baik." Kemudian Zhang Liao dan Gao shun memajukan kudanya memasuki gerbang Ibukota XIA PI dan diikuti oleh seluruh rombangan pasukan yang dipimpin komandan Chen dan Komandan Li .
Setelah memasuki kota XIA PI Zhang Liao dan Gao Shun langsung memacu kudanya dengan cepat kearah kediaman Lu Bu .
Tidak lama kemudian mereka tiba disebuah gedung yang besar dan megah terlihat ada 2 buah patung singa dikiri kanan depan gerbang pintu masuk bangunan.
Dihalaman depan tampak 4 orang prajurit sedang berjaga.
Melihat kedatangan Jendral Zhang Liao dan Jendral Gao Shun ke 4 prajurit segera berlutut memberi hormat .
"Kalian berdirilah kami ber2 ada urusan penting untuk dilaporkan pada Cu Kung .
" Siap, Jendral Zhang , harap tunggu sebentar kami akan melaporkan kedalam, atas kedatangan Jendral Zhang dan jendral Gao."
Kemudian salah satu prajurit buru-buru masuk kedalam.
tidak lama kemudian prajurit tersebut pun kembali dan mempersilahkan ke2 Jendral tersebut untuk memasuki gedung.
Dihalaman gedung tampak seorang kakek tua berumur 70 an tahun berdiri dengan tubuh sedikit membungkuk menyambut kedatangan Jendral Zhang dan Jendral Gao.
"Selamat datang Jendral Zhang dan Jendral Gao saya yang akan mengantar para Jendral menghadap Cu Kung, Cu Kung dan Fu Jin (Nyonya Rumah) serta Guru Chen sedang ada diruang makan."
"Mari saya antar," kakek itu membungkuk sambil mengulurkan tangannya mempersilahkan para jendral untuk mengikutinya memasuki gedung istana Gubernur.
"Maaf , kedatangan kami yang malam-malam begini, jadi merepotkan Paman Tan ."
"Ahh tidak repot sama sekali, ini memang tugas saya" . Paman Tan menjawab sambil menggoyangkan sebelah tangannya diatas kepalanya tanda tidak keberatan dan berjalan kedepan dengan badan sedikit bungkuk.
Paman Tan adalah kepala pelayan digedung istana kediaman Gubernur Lu Bu dan Istrinya Diao Chan .
Paman Tan ini dulunya adalah kepala pelayan dikediaman Mentri Wang Yun (Ayah angkat Diao Chan ).
Saat terjadi kekacauan kudeta di CHANG AN yang menyebabkan terbunuhnya Wang Yun dan terusirnya Lu Bu dan pasukannya dari CHANG AN .
Paman Tan membantu Diao Chan meloloskan diri dari CHANG AN dan bergabung dengan Lu Bu, yang dulunya merupakan kekasihnya Diao Chan. Kemudian Lu Bu pun secara resmi mempersitri Diao Chan dan menjadikan Paman Tan sebagai orang kepercayaannya.
Diao Chan sudah menganggap Paman Tan seperti ayah nya sendiri.
Boleh dibilang Paman Tan inilah yang merawat Diao Chan dari kecil hingga dewasa. Paman Tan meski jabatannya cuma kepala pelayan, tapi dia sangat dihormati oleh semua orang, tidak ada orang yang berani menyinggungnya.
Cukup sepatah kata darinya orang bisa kehilangan kepala dari tubuh .
Lu Bu adalah seorang pria yang sangat menyayangi istrinya Diao Chan , demi istrinya Diao Chan dia bisa melakukan hal apapun, bahkan hal-hal yang paling tidak masuk akal sekalipun. Sedangkan Diao Chan sangat menyayangi dan menghormati Paman Tan nya ini
Tidak lama kemudian mereka tiba di suatu ruangan luas, disana terlihat lu Bu, diao Chan dan Chen Gong sedang duduk makan sambil ngobrol- ngobrol, dihadapan mereka tampak berbagai jenis masakan yang menggugah selera makan.
"Kalian berdua datang tepat waktu ayo bergabung kita makan bersama." Lu Bu berbicara kearah Zhang Liao dan Gao Shun sambil menyumpit daging ikan untuk diberikan kemangkuk makannya Diao Chan .
"Pelayan cepat tambahkan peralatan makan untuk Jendral Zhang dan Jendral Gao.
Setelah menyebut Jendral Gao tiba-tiba lu Bu mengernyitkan alisnya menatap kearah Jendral Gao .
"Jendral Gao kamu begitu cepat sudah kembali , bagaimana keadaan Lu Sun di JIAN YE apakah dia betah disana?"
Mendengar pertanyaan Lu Bu, Gao Shun langsung berlutut dan menundukkan kepalanya dengan wajah sedih dan penuh penyesalan.
"Cu Kung aku bersalah padamu aku telah gagal dalam tugasku, Mohon hukumlah aku penggal kepalaku dan gantungkan digerbang kota sebagai peringatan".
"Apa maksudmu?" Lu Bu terlihat terkejut wajahnya terlihat panik dan khawatir sepasang matanya menatap tajam menuntut penjelasan dari Gao Shun .
Begitu juga dengan Diao Chan dan Guru Chen Gong wajah mereka terlihat khawatir.
Bahkan wajah Diao Chan langsung terlihat pucat dengan air mata yang mulai mengembang disepasang mata indahnya.
"Maaf Cu Kung biar hamba yang menjelaskan semuanya" potong Zhang Liao sambil memberi hormat kearah Lu Bu .
"Bu er sebaiknya biarkan Zhang Liao yang menjelaskannya dia lebih tenang dan selalu teliti dalam bertindak." Chen Gong memberikan usulnya pada Lu Bu .
Lu Bu llangsung menatap kearah Zhang Liao ,
"Baik, kamu saja yang jelaskan,! Tolong jelaskan semuanya dengan lengkap."
Zhang Liao pun mulai menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir.
Pada saat cerita Zhang Liao sampai pada kemenangannya dalam pertempuran menghadapi Xia Hou Dun . Lu Bu terlihat senang dan memuji strategi Zhang Liao , bahkan Chen Gong pun turut memuji siasat Zhang Liao .
"Sibangsat bermata satu itu sudah lama saya ingin memberinya pelajaran, bagus kamu sudah menggantikan saya melampiaskan kekesalanku padanya". Lu Bu menambahkan dengan wajah yang berseri-seri sedikit lupa dengan lanjutan cerita tentang anaknya.
Tapi hal ini tidak berpengaruh pada Diao Chan dia tetap terlihat cemas diwajahnya. Dia bahkan menarik tangan suaminya seperti mengingatkan suaminya agar tidak lupa dengan cerita keadaan putra mereka .
"Maaf lanjutkan ceritamu!" Lu Bu memberikan tanda dengan tangannya, agar Zhang Liao meneruskan ceritanya.
Sambil menatap kearah istrinya seperti meminta maaf.
Diao Chan tentu mengerti dia segera mengangguk dan mengeratkan rangkulan pada lengan suaminya.
Zhang Liao pun akhirnya menutup ceritanya dengan kabar Lu Sun yang terjatuh kejurang dihutan Neraka Bumi yang sangat dalam tanpa dasar.
Mendengar berita itu Diao Chan langsung lemas dan pingsan dalam rangkulan suaminya.
Sedangkan Chen Gong meski sangat terkejut dia tetap berusaha tenang. Dan segera tergesa-gesa bangkit dan berjalan kehalaman depan melihat kearah langit yang penuh bintang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 399 Episodes
Comments
Sudar Manto
😭😭😭😭😭kesedihan yg mendalam
2022-09-12
2
sahar ludin
lanjut
2022-08-23
2
sahar ludin
mantap
2022-08-23
2