Setibanya ditempat, Nandi, Kamal, dan Hasan langsung masuk menerobos ke kerumunan orang-orang yang lagi menonton Pak dirman yang lagi dikeroyok oleh ketiga supir angkot itu.
Nandi langsung melompat ketengah tengah arena pertarungan itu.
''Tahaaannn.'' Teriak Nandi.
''Wai kalian kenapa sampai mengeroyok orang tua, apa kalian tidak malu.'' Bentak kamal.
''Pak tua itu yang salah, mau nyebrang tidak lihat-lihat dulu, untung saja ku cepat ngerem kalau tidak sudah mampus tuh tukang pulung.'' Jawab supir angkot.
''Apa benar itu pak?'' Tanya Nandi pada pak Dirman.
''Iya Nandi Bapak emang salah, dan bapk juga sudah minta maap, tapi dia malah mau menghajar saya ya saya juga bela diri, dan terus datang dua angkot dan supirnya ikut mengeroyok bapak.'' Ucap pak Dirman
''Asal lo tau ya, ini bokap gua, dan bokap gua juga sudah minta maap, kenapa abang mau menghajar bokap gua.'' Bentak Nandi.
''Habisnya gua kesel sih.'' Jawab sopir angkot.
''Terus sekarang mau lo apa?'' Tanya Nandi.
Disa'at mereka lagi beradu argumen, muncul satu mobil angkot tanpa penumpang menghampiri Nandi dan Kawan-kawan.
''Bubar semua, apa kalian tidak tau lagi berhadapan dengan siapa.'' Teriak supir angkot yang batu datang.
''Emang siapa pemuda itu?'' Tanya temannya.
''Ya abang inilah yang mengelarkan kelima preman yang suka bikin rese itu.'' Jawab supir angkot itu.
''Oooh jadi ini orangnya, bang kidal itu.'' Ucap dalah satu dari sopir angkot itu.
Setelah ketiga sopir angkot itu mendengar nama Sikidal, mereka mendadak ciut laksana rumput putri malu yang tersentuh, langdung mengkerut.
''Ma'apin kami semua bang, gua juga tidak tau, pantesan aja pak tua itu juga pandai bela diri, ternyata ibu bokap abang.'' Ucap sopir angkot yang punya masalah pertama kalinya.
''Lah dasar lo cuma lelaki cemen semua, beraninya cuma sama orang tua, main keroyokan lagi.'' Bentak Kamal.
Bersama'an dengan mereka yang lagi beradu argumen secara tidak diketahui munculah, Gito dan dan Pandi.
Tanpa banyak basa basi lagi kedua pemuda itu langsung menghajar supir angkot yang pertama kali punya masalah dengan pak Dirman.
Duk duk
Buuukkk. Pukulan bertubi tubi menghujani sopir angkot itu.
Blaaak, tubuh sopir angkot itu langsung roboh dan tersungkur diaspal.
''Gitoooo, Pandii, apa apa'an lo.'' Teriak Nandi.
''Di, asal lo tau gua gedek melihat sopir angkot ini, dia itu suka bikin rese, bukan yang pertama kali dia begini.'' Jawab Gito.
''Ap benar yang teman gua bilang itu?'' kata Nandi pada sopir angkot itu.
''Iya, ma'apin saya bang kidal.'' Jawab sopir angkot itu.
Baru aja sopir angkot itu mau berdiri, tanpa terlihat oleh Nandi Kamal meluncurkan pukulannya.
Buuuuuuukkkk.
Satu pukulan hinggap dipelipisan sopir angkot itu.
''Aaaauuuuuuuuuuuu.'' Suara yang terdengar dari mulut sopir angkot itu.
''Kamaalll, gila lo, kenapa kamu pukul dia.'' teriak Nandi.
''Gedek gua melihat tampangnya juga, bener apa kata Gito.'' Jawab Kamal.
''Sekarang semuanya bubaarr, bubar.'' teriak Hasan.
Setelah Hasan berteriak begitu, semua warga gang si'iran pada bubar meninggalkan Nandi dan kawan-kawan.
Dan ke tiga sopir angkot itupun membawa temannya yang membiru mukanya, karena dihajar oleh Gito dan Pandi, ditambah pukulan Kamal yang terakhir mengenai pelipisannya.
''Kalau gua tau lo yang salah, gak bakalan gua ikut mengeroyok pak tua itu, apalagi itu bokapnya bang kidal, mikir dua kali kalau gua harus berurusan dengannya, termasuk anak-anak gang si'iran.'' Ucap sopir angkot yang lainnya.
ke empat sopir angkot itupun langsung memburu angkotnya masing-masing lalu pada pergi meninggalkan pertiga'an gang si'iran.
Sementara pak dirman masih terlihat segar bugar.
Karena pak Dirman masih sangat gesit didalam menghindari pukulan demi pukulan dari ketiga sopir angkot itu.
Pak Dirman pun segera memburu pada gerobaknya, yang sudah penuh dengan barang-barang bekas yang nantinya djual kembali, setelah terkumpul banyak.
Nandi, Kamal dan Hasanpun kembali lagi pada bengkelnya.
..............
Ditempat lain, Nina bersama Astuti dan Sindi, kini sudah berada disebuah moll, yang cukup ramai dengan para pengunjung yang mau berbelanja.
Kini Nina memarkirkan mobilnya diruang bawah tanah.
Setelah mobil terparkir, Nina, Astuti dan Sindi keluar dari mobil Honda jaz warna hitam.
Merekapun berjalan naik tangga darurat menuju kelantai dasar disebuah moll.
Setibanya dilantai pertama, mereka berjalan menuju tangga eskalator untuk naik ke lantai dua.
Sungguh senangnya Sindi berteman sama Nina, orangnya asik dan suka bercanda, tapi masih ada tanda tanya dihati Sindi, waktu lagi berpandangan dengan Nandi, Sindi selalu memperhatikan pandangannya Nina pada Nandi seperti menyimpan sebuah rasa cinta pada Nandi.
Setibanya dilantai dua, Nina mengajak Astuti dan dan Sindi kesebuah toko yang menjual berbagai macam Tas dengan model yang beraneka ragam.
''Tut, teh Sindi tolong bantuin milih, kira-kira yang bagus denganku yang kaya gimana.'' ucap Nina.
''Kalau menurut gue sih, tas model apapun cocok dengan bentuk tubuhmu Nin.'' Jawab Sindi.
''Iya benar, apa yang teh Sindi bilang itu, tinggal menyesuaikan warnanya saja.'' ucap Astuti.
Nina pun lalu memilih sebuah tas yang cocok untuk dirinya.
Disa'at mereka lagi asik memilih sebuah tas, ada dua orang lelaki bertubuh gempal, dengan anting dtelinga kanan kiri, lagi memperhatikan ketiga wanita cantik itu.
Nina, Astuti dan Sindipun tidak menyadari bahwa kehadirannya itu ada yang lagi mengintai.
Setelah Barang yang dipilihnya cocok Nina pun lalu membawanya ketempat kasir untuk melakukan pembayaran.
Tidak lama kemudian brang sudah dibyar, Nina, Astuti dan Sindi lalu pergi dari situ.
''Tut, Teh Sindi kita minum-minum dulu.'' Ucap Nina.
''Ayo, dimana nin?'' Tanya Astuti.
''Ke Cape langganan gue, masih disekitar moll ini ayo.'' Ajak Nina.
''Ayo.'' Jawab Astuti dan Sindi.
Mereka bertiga lalu berjalan keluar dari tempat itu.
Dengan langkah yang gemulai dari ketiga gadis itu, Nina yang berpostur paling tinggi dengan sebuah tas menggantung dipundaknya berjalan berjajar searah kesamping.
Begitu mereka berada ditempat yang agak sepi, tanpa disadari oleh mereka bertiga sebuah bayangan manusia melesat menuju kearah Nina, hanya dalam sejejap saja tas Nina yang lagi menggantung seperti ditarik, dan ahirnya tas Nina lepas, Astuti dan Sindi sangat kaget dan langsung berteriak.
''Jamret, jamret, jamret.'' Teriak Astuti sambil mengejar jamret itu.
Sijamret itu terus berlari dengan cepatnya, dan Astuti mengejar sambil berteriak jamret.
''Bang tolong bang, orang itu telah menjamret tas teman saya.'' ucap Astuti.
''Kemana larinya neng.'' ucap pemuda yang lagi menaiki motor Kawasaki ninja Rr itu.
''Itu tuh kesana.'' Ucap Astuti sambil mengarahkan telunjuknya.
''Ayo naik neng kita kejar.'' Kata orang itu.
Astutipun lalu ikut naik kemotor ninja Rr dengan duduk dijok brlakang orang itu, kini motor mulai digas dan melaju sangat kencang.
''Itu bang cepetan Nanti keburu keluar dari jalan ini.'' Ucap Astuti.
''Oke, oke tenaaang.'' Kata orang itu, sambik menarik gasnya motor kini melaju memburu jamret itu.
Lelaki yang menjamret tasnya Nina itu terus berlari, disa'at dia mau melompati sebuah pembatas jalan, motor ninja yang ditunggangi oleh Astuti dan lelaki itu, langsung menyerempet dan Astuti menarik kerah baju dijamret itu, dan disijamret tidak bisa menahan kese'imbangannya dan akhirnya terjatuh.
Lelaki yang mengendarai motor ninja RR itu, langsung memburu sijamret itu, pada sa'at lelaki itu mau menghajar jamret itu, tiba-tiba temannya datang melayangkan pukulannya pada lelaki itu, tapi Astuti tidak tinggal diam dengan replek Astuti mengambil helm yang ada dimotor terus dihajar teman sijamret itu oleh helm.
''Peletraaakkk.
Suara benturan helm pada batok kepala teman sijamret itu.
''Adaaaaawwww.''
Suara yang terdengar dari mulut si jamret itu, sambil sempoyongan.
Dan Astuti dengan cepat mengambil tasnya Nina yang tergeletak dipinggir jalan.
Sijamret itu seketika langsung terbangun, sambil mencabut sebuah pisau lipat dari balik jaketnya.
''Rupanya kau pingin mati ya.'' Teriak dijamret itu.
Ketika dijamret itu mau menusukan pisaunya kearah lelaki itu, Tiba-tiba segerombolan masa pada berdatangan sambil berteriak.
''Itu jamretnya, ayo kita hajar.'' kata salah satu dari masa itu.
''Ayo ayo ayo.'' jawab yang lainnya.
Mendengar suara masa itu pada berlari ke arahnya kedua Jamret itu langsung menggunakan ilmu langkah seribu, dengan Rasa takutnya kedua Jamret itu lari terbirit-birit meninggalkan Astuti dan lelaki yang membawa motor Ninja itu.
''Wai jangan kabur kau bangsat.'' Ucap para masa itu.
''Ya sudah bang biarin aja tidak usah dikejar, yang penting barang sudah bisa di selamatkan.'' Ucap Astuti.
''Neng tidak apa-apa?.'' Tanya Salah satu dari masa itu.
''Tidak apa-apa bang, terima kasih ya.'' Jawab Astuti.
''Sama-sama neng, lain kali hati-hati neng, didaerah sini emang rawan, copet dan Jamret.'' kata orang itu.
Setelah itu Astuti balik lagi ketempat dimana Nina dan Sindi berada, dengan diantar lelaki yang menolongnya itu.
Setibanya ditempat, Nina nampak masih ketakutan dengan kejadian itu.
Dan motorpun berhenti, Astuti lalu turun dari motor ninja Rr yang ditungganginya itu.
''Terima kasih sudah mau menolong kita semua.'' Ucap Astuti.
''Sama-sama, ee'eh siapa namamu kita belum kenalan?.'' Tanya orang itu.
''Kenalkan Namaku Astuti, dan kenalin juga ini teman-teman tuti.'' Ucap Astuti.
''Ooh kenalin, namaku Doris.'' Ucap Pemuda yang bernama Doris, sambil salaman pada Nina dan Sindi.
''Terima kasih ya bang, saya sangat berterima kasih sekali kalau tidak ada abang dan Astuti bagaimana dengan tas saya, soalnya banyak surat-surat penting didalam tas ini.'' Ucap Nina.
''Sama-sama, Btw kalian lagi apa disini?.'' Tanya Doris.
''Kita ini lagi main bang sambil lihat-lihat siapa tau lagi ada promo gitu.'' Ucap Nina.
''Oohh gitu, Btw gua cabut dulu ya.'' Ucap Doris.
''Iya, bang doris, tanks ya, sudah menolong kita semua.'' Ucap Nina.
''Okee, Sama-sama.'' Jawab Doris.
Setelah motornya dhidupkan dorispun tancap gas meninggalkan tempat dimana Nina, Sindi dan Astuti berada.
''Bagaimana sekarang kita pulang apa mau melanjutkan untuk minum-minum dulu di cape?.'' Tanya Astuti.
''Ya kita lanjutkan aja ke cape, lagian gue juga lapar dan haus banget nih.'' Jawab Nina.
Setelah itu mereka menuju kesebuah cape kenanga, yang tidak jauh dari tempat mereka betada.
Setelah mereka tiba disebuah Cape, terus mereka memilih tempat duduk yang kosong.
Lalu seorang pelayan datang menghampiri mereka.
''Selamat datang di Cape kenanga, mb mau pesen apa Silahkan dipilih.'' Ucap seorabg pelayan Cape itu.
Nina lalu memilih makanan dan minuman.
''Kalian mau pesen apa?.'' Tanya Nina pada Astuti dan Sindi.
''Kalau gue sih ngikut aja.'' Jawab Astuti.
''Lo Sin mau pesen apa, silahkan pilih, tidak usah malu-malu?.'' Tanya Nina.
''Gua juga Sama, ngikut aja.'' Jawab Sindi.
''Ya sudah kalau begitu, mb mb.'' Panggil Nina kepada pelayan Cape tersebut.
''Iya mb.'' Jawab pelayan itu.
Nina pun lalu menyebut sebuah makanan dan minumannya tiga porsi, kepada pelayan.
Selang beberapa menit pesananpu sudah di antarkan kemeja tempat mereka bertiga.
''Ini Mb pesanannya, selamat menikmati idangan dari kami, semoga cocok dengan selera kalian.'' Ucap pelayan tersebut.
''Makasiiihh.'' Ucap Nina.
''Sama-sama.'' Jawab pelayan sambil melangkah pergi.
''Ayo dimakan, tut, teh Sindi, Nanti keburu basi lo.'' Ucap Nina.
''Iya, makasih Nin.'' Ucap Astuti.
''Justru gue yang berhutang budi padamu tut, karena keberanianmu, tas gue kembali dengan selamat.'' Ucap Nina.
''Ya bukan gue, karena pemuda yang bernama doris itu yang nolongin lo.'' Jawab Astuti.
''Ya setidaknya lo juga punya Andil dalam penyelamatn tas itu, Iya gak Nin.'' Kata Sindi.
''Tepat sekali.'' Ucap Nina membenarkan perkata'annya Sindi.
''Ooh ya, berhubung kita sudah terlalu lama disini, makan dan minum kan sudah habis, Bagaimana kalau kita pulang, gue dah janji ama nyokap gue tidak akan lama.'' Ucap Sindi.
''Is oke, sebentar gue bayar dulu, mb mb.'' Panggil Nina pada pelayan.
Pelayanpun segera menghampiri Nina.
''Ini bayarnya ya.'' Ucap Nina sambil menaro uang dimeja.
''Eeh kembalinya mb.'' Teriak pelayan.
''Ya sudah ambil aja kembaliannya.'' Jawab Nina sambil melangkah keluar.
''Iiiih baik banget sih, makasih semoga rijkinya berlimpah, lumayan kan ini masuk kantong gue.'' Ucap Pelayan berkata sendiri.
Nina dan Astuti serta Sindi berjalan ke area parkiran yang berada dilantai bawah tanah.
Setibanya ditempat, lalu Nina memijid remot control, untuk mrmbuka kunci pintu mobilnya, dan mereka pun mulai memasuki mobil Honda jaz warna hitam.
Astuti duduk didepan bersama Nina, sedangkan Sindi Duduk dikursi jok belakang.
Kini mobil mulai di distater, dan mulai jalan keluar dari area parkiran, setibanya dipos pintu keluar Nina berhenti dengan membuka kaca depan, untuk membayar uang parkiran kepada satpam yang menjaga pos pintu keluar.
''Terima kasih pak.'' Ucap Nina.
''Sama-sama neng, hati-hati dijalan jaga keselamatan.'' Jawab pak satpam.
Setelah itu palang pintupun terbuka secara otomatis, dan Nina pun mulai menyetir mobilnya.
Mobilpun kini sudah melaju memasuki jalan raya.
Mobil honda jaz warna hitam meluncur dijalan raya.
''eeh tut, gue salut padamu.'' Ucap Nina
''salut kenapa gitu.'' Jawab Astuti.
''Gue salut dengan keberanian lo, waktu lo mengejar jamret itu, ko Bisa berani sih.'' Ucap Nina.
''Atuh, siapa dulu dong abangnya, hehee.'' Jawab Astuti.
..............
Setelah 30 menit mobil melaju, kini Nina Berhenti karena lampu merah sudah menyala, untuk masuk kejalan delima.
Selang beberapa menit lampu hijau mulai menyala, dan kendaraan yang mau menuju jalan delima mulai jalan kembali, termasuk mobil yang Nina setirpun sudah mrlaju lagi.
****************************
Lanjut Eps 16
Mohon dukungannya untuk meluangkan waktu sedikit saja dengan.
. 👍 like
. Comentar
. ⭐⭐⭐⭐⭐ Ranting
. ❤ favorit dan votenya.
Selamat membaca senoga bisa menghibur
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
MATADEWA
Berikutnya....
2023-07-19
1
ketombee
☕👍
2022-07-10
1
Watilaras
beda dari yang lain 👍
2022-04-08
1