Ke esokan harinya, disa'at matahari mulai bersinar menyinari bumi, dengan berbagai macam aktipitas, para mahluk hidup khususnya manusia didunia, mulai lagi disibukan dengan kerja'annya masing-masing.
Begitu pula, pak Dirman dan Nandi sudah memulai lagi dengan kesibukannya.
Pak Dirman seperti biasa, berkeliling jagat, untuk mencari barang bekas, dengan harga beli yang relatip setandar, tergantung dari jenis barangnya, yang akan dibeli, tapi terkadang kalau nasibnya lagi mujur, suka ada yang sengaja membuang barang bekasnya dengan tidak mau dibayar.
Sementara Nandi, sudah stanby dibengkelnya, karena ada PR yang belum dikerjakan, karena Nandi tidak mau mengecewakan para pelanggannya, sampai-sampai kebutuhan para cacing didalam perutnya belum terpenuhi.
''Gorengan, gorengan, Bala-bala, pisang hanet, comro.'' Ucap tukang gorengan
''Jang Nandi, bade gorengan yeuhh.'' Kata tukang gorengan.
Nandipun serasa di ingetin bahwa dirinya belum sarapan apa-apa.
''Bi irah demplon, kadieu.'' Ucap Nandi
''Wah sikasep, bade meser moal jang Nandi nu kasep, iiih ni gemes.'' Ucap Bi irah sambil mencolek pipinya Nandi.
''Bade atuh bi irah nu demplon.'' Ucap Nandi balas mencolek pipi bi irah yang penuh dengan oli.
''Iiih jang Nandi mah ktu, atuh raray bibi cemong meureun ku oli.'' Ucap Bi irah.
''Hahahaha, bi irah lucu euy.'' Ucap Nandi sambil tertawa melihat mukanya bi irah yang cemong dengan oli.
''Wios aah, untung nu kasep nu nyolekna.'' Ucap bi irah kegenitan.
''Sepuluh ribu bi campur, e'eeh aya kue odading teu bi?.'' Tanya Nandi.
''Aya atuh kasep aah.'' Jawab bi irah.
''Odading goceng bi.'' Jcap Nandi.
''Oke, siaap kasep.'' Kata bi irah.
''Bi irah, punten pang masihkeun ka ibu, atau Astuti, karena saya kan lagi belepotan sama oli.'' Ucap Nandi.
''Baik jang Nandi nu kasep iiiihh ni gemes da.'' Ucap Bi irah sambil mencubit pipinya nandi.
''iiiiih bi irah sakit atuh iiih.'' Ucap Nandi
Setelah Nandi membayarnya, Bi irah terus melangkah kakinya menuju rumahnya pak Dirman.
''Bu, bu sari, As Astuti.'' Ucap Bi irah.
Lalu keduanya pada keluar yaitu Bu sari dan Astuti.
''Ada apa Bi irah?.'' Tanya Bu sari.
''Ini gorengan, ti sikasep, Beli'in buat Bu sari dan Astuti.'' Ucap Bi irah.
''Oooh, terima kasih Bi irah.'' Jawab Bu sari.
''Sama-sama bu.'' Ucap Bi irah.
Bi irah pun langsung pergi sambil menawarkan dagangannya.
''Gorengan, gorengan.'' Teriak bi irah.
Setelah bi irah sudah menjauh Nandi pun memanggil adikya yaitu Astuti.
''De de tuti.'' Ucap Nandi.
Astuti pun langsung keluar.
''Ada apa aa?.'' Tanya Astuti.
''Maap de, mau gak bikinin kopi buat abang.'' Jawab Nandi.
''Baik aa.'' Ucap Astuti.
Astutipun segera beranjak kedapur untuk membikin kopi buat kakanya.
Tidak lama kemudian kopi sudah meluncur dan siap minum,
''Ini aa kopinya.'' Ucap Astuti.
''Ya, terima kadih de.'' Ucap Nandi.
''Sama-sama aa.'' Jawab Astuti.
Berbarengan dengan Astuti masuk rumah, munculah kamal.
''Wah tumbem lo di pagai-pagi begini sudah brlepotan sama oli begini.'' Ucap Kamal.
''Iya nih, lagi nguber waktu gua.'' Jawab Nandi.
''Hai mal sini lo.'' Ucap Nandi.
''Apa sih.'' Jawab kamal.
''Bantuin gue dong, ma'ap ya, gue mau sarapan dulu, mau gak lo.'' Ucap Nandi.
''Waduuh apes nih gua, pagi-pagi sudah belepotan sama oli, tak apalah demi kawan'', ucap Kamal.
Kamal kini ikut andil dalam mengerjakan PR nya Nandi, karena Nandi mau sarapan dulu.
Sementara ditempat lain.
persisnya agak jauh disebelah baratnya gang si'iran, yaitu dirumahnya Rendi dan Sindi.
Sindi yang sudah sembuh dari lukanya akibat jatuh dari motor itu, sepertinya sindi mau melakukan Otw, nampak dari penampilannya yang rapi, kini sindi lagi berdiri dihadapan cermin sambil membolak balikan badannya, dengan pandangan yang tak lepas pada sebuah cermin, Rambut agak ikal bergelombang dengan paras muka yang cantik, bertubuh **** dan menggoda.
Setelah itu sindi lalu mengambil sebuah jaket blu jens warna maroon, lalu dikeluarkannya sepeda motor Honda Beat Cw, dan sindi pun tidak lupa pamitan pada orang tuanya, dengan alasan mau ketempat temannya.
Setelah itu sindi memanaskan dulu motornya.
Sesudah itu motorpun dinaikinya, lalu tarik gas, kini motor honda beat sudah melesat jauh meninggalkan rumahnya.
Dengan medan jalan yang selalu banyak tikungan, kdang menanjak kadang menurun lalu belok lagi, dan begitu dan begitu seterusnya, hingga akhirnya sindipun kini sudah mulai memasuki jalan alternatip.
Dengan jalanan yang lurus dan aspal yang tebal, menambah asik bagi para pengemudi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kini sindipun harus berhenti begitu pula dengan kendaraan yang lain, karena lampu merah sudah menyala.
Disaat Sindi lagi menunggu lampu hijau menyala, dari belakang sindi, pengendara motor Honda Cb R, Dua pemuda berboncengan, dari tadi mengawasi sindi, kini motor agak dipepetin sama motor sindi.
''Hai cewe, mau kemana nih, Rapi amat, sepertinya cantik deh.'' Kata lelaki yang dibonceng.
Sindi pun tidak berkata sedikitpun, dan pemuda itu terus saja ngegodain Sindi.
''Sombong amat siiih.'' Kata pemuda itu.
''Idiiiih nora amat, siapa sih cowo itu.'' Kata sindi didalam hati.
Tidak lama kemudian lampu hijau sudah menyala, Sindi langsung tarik gasnya, karena merasa tidak nyaman pada pengendara motor yang ada dibelakangnya tadi.
motor beat melesat dengan kencangnya, kini rasa takut mulai menghantui pikiran Sindi
Setibanya di play oper, kini sindi menyalakan lampu sen kanan, dan motor kini berbelok kanan, sindi masih terus menarik gas pool, dihat dari sepion kiri kanannya, nampak terlihat oleh sindi kini motor Honda CB R masih terus mengikuti sindi, rasa takut dan was-was bergejolak di dada dan jantung berdetak kencang, Pas sindi ingat pada seorang pemuda yang bernama Nandi, kini sindi telah sampai dipertigaan, sindi langsung belok kiri dan terus memasuki sebuah gang si'iran kini hati sindi agak merasa tenang, tapi motor cb r itu masih saja terus membututi Sindi.
Setibanya dibengkel Nandi Sindi langsung mematikan kunci kontaknya, dengan rasa was was sindi langsung menghampiri Nandi.
''Busset dah ada apa sin, ko kaya ketakutan begitu?.'' Tanya Nandi.
''Hah hah hah.'' Sindi benapas ngos ngosan.
''Oooh gua tau sekarang di, sindi kayanya dikejar-kejar sama orang yang membawa motor Cb r itu rupanya'', ucap Kamal.
Kini motor Cb itu berhenti kira-kira jarak dua puluh meter, dan kamal langsung berjalan mendekati orang yang mengendarai motor cb itu.
''Wai bang, ngapain lo ngejar-ngejar saudara gua?.'' Tanya kamal.
''Aah tidak bang, hanya kebetulan saja kita mau lewat sini.'' Jawab orang itu.
Dan Nandi pun langsung nyamperin kedua orang itu.
''Maap bang, sebenarnya lo mau apa, sampai ngejar-ngejar sindi.'' Tanya Nandi.
''Maap bang saya tidak bermaksud apa apa ko.'' Jawab orang itu.
''Sindi bilang sama gua, lo terus mengikuti sindi dari lampu merah, kalau emang kalian tidak bermaksud jahat tidak mungkin terus mengikuti sindi.'' Ucap Nandi.
''Benar itu?.'' Tanya kamal.
''Iya, sindi bilang begitu sama gua.'' Jawab Nandi.
''Maap bang, saya tadi cuma iseng aja ko, kalau kita bermaksud jahat mungkin dari tadi juga sudah ku pepet, iya ga do.'' Jawab orang itu sambil melirik temannya yang bernama edo.
''Waah, muka lama kau bercakap kaya begitu, lo ngomong kaya apa juga, gua gak bakalan percaya begitu aja.'' Ucap Kamal.
''Terserah lo bang mau percaya apa kagak itu urusan lo.'' Jawab Orang itu.
''Buussett dah, ini orang malah semakin kurang ajar banget.'' Ucap kamal sambil mendekati motornya itu.
''Rupanya lo pada pingin mati.'' Ucap Kamal.
''Haii bang gak usah ngegas begitu, kan gua tadi sudah bilang, kalau gua cuma ingin tau aja.'' Ucap orang itu.
''Maap bro, lo kalau menurut hukum kepolisian, lo sudah kena pasal, karena membuat atau mengganggu pengendara jadi tidak tenang, bagaimana kalau terjadi kecelakaan sama sindi, apa lo mau bertanggung jawab.'' Ucap Nandi.
''Ko jadi bawa-bawa polisi segala siih, kan gua sudah minta maap.'' Ucap Orang itu.
Pas lagi beradu argumen, muncul tiga motor yamaha Rk king yang tidak lain adalah Hasan, Pandi dan Gito, ketiga motor itu langsung berhenti dan langsung nyamperin pada Nandi dan kamal.
''Widiiih ada apa nih, kaya lagi berdiskusi.'' Sapa Hasan.
Orang yang membawa motor Honda Cb r itu, nampak pucat di kedua wajah mereka, nyalinya kini mulai turun, karena dihatinya sudah berpikiran negatip pada pemuda-pemuda gang Si'iran.
''Wah kelar nih hidup gua sekarang.'' Orang itu berkata dalam hatinya.
''Ini san, sindi sampai sok, karena dikejar-kejara orang ini.
''Waah kalau begitu lo sudah bikin orang tidak nyaman, apa lo mau membegal hah.'' B Bentak pandi.
''Kalau begitu, biar gua kelarin nih orang.'' Ucap Gito sambil mau menghantamkan tinjunya.
''Waaii to apa-apa'an si lo, biarpun salah juga jangan main hakim sendiri, negara ini kan negara hukum.'' Ucap Nandi sambil menangkap tangn Gito.
''Habis gua paling tidak tahan di, sama orang-orang pengecut kaya gini.'' Ucap Gito.
''Aduh Bang maapin kami ya.'' Kata orang itu.
''Okee, gua maapin, sekarang lo dan lo ayo ikut gua, lo harus meminta maap sama sindi.'' Ucap Nandi.
Akhirnya Nandi membawa kedua orang itu, kebengkel untuk meminta maap sama sindi, kedua orang itu meminta maap sama sindi atas perlakuannya waktu dijalan raya, sehingga sindi merasa ketakutan.
''Saya minta maap ya mb, kalau perlakuan saya membuat mb ketakutan.'' Ucap Orang kedua orang itu.
''Lain kali kalian jangan begitu, bagaimana kalau saya terikin maling, kamu pasti sudah habis dibakar masa, dan kalian juga masih beruntung Aa Nandi dan teman-temannya masih berbaik hati, ya sebagai manusia, gue maapin atas perlakuanmu tadi.'' Ucap Sindi.
Sesudah mereka meminta maap pada sindi, dan semua yang ada disitu, Nandipun cepat-cepat menyuruh mereka pergi, karena takut teman-temannya yang lain pada berdatangan, dan takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Akhirnya kedua orang itu, mulai menyalakan motornya lagi, dan pergi meninggalkan gang si'iran.
Sementar Gito yang masih penasaran pada kedua orang itu, terlihat nampak kesel.
''Seharusnya itu orang di kasih dulu pelajaran di, gua sudah gatel nih tangan pingin rasanya kuhajar mereka itu.'' Ucap Gito.
''Waah waah to to, jangan menanamkan permusuhan, kalau masih bisa diselesaikan dengan musawarah, ya kita selesaikan, terkecuali orangnya itu ngeyel baru kiat bertindak.'' Ucap Nandi.
''Iya benar tuh apa kata Aa Nandi.'' Ucap Sindi.
''Ooh ya, sepertinya gue belum kenal sama lo berdua.'' Ucap sindi pada Gito dan Pandi.
''Oo iya, kenalin nih, gua Gito, asli ti sunda cuma ada bau-bau jawa dikit hehee.'' Ujarnya
''Ooo, gue sindi asli ti sunda tanpa bahan campuran, hehee.'' Jawab sindi sambil senyum dikit.
''Nepangkeun abi mah Pandi, aya bau bau belanda, heuheuuuyyy deuh.'' Ucap Pandi.
''Ooo, gue Sindii, kalau postur tubuh, okelah belanda punya, tapi mata sama kulit kaya orang cikaso.'' Ucap Sindi.
''Widiiiih, belanda hurik itu mah.'' Kamal ikut nimrung.
''Eeh mal, orang tua gua memberi nama pan, itu kan nama ciri orang belanda, terus ahirnya kata Di, coba satukan jadi pandi.
''Aah lo pan bisa aja.'' Ucap Nandi.
''Waduuuh gua sampai lupa nih.'' Ucap Hasan.
''Apa tuh san?.'' Tanya Kamal.
''Buah cereme dari ci awi
Di makan di siang hari
Bila rame-rame begini
Enakan sambil ngopi, hehee.'' Ucap Hasan.
''Widiih, mantap tuh.'' Ucap gito.
''Cocook itu.'' Ucap Pandi.
''Gue buatin kopinya ya.'' Ucap Sindi.
''Gak usah Sin, biar Hasan aja yang bikinin.'' Ucap Nandi.
''Tenang aja sih, gue tidak apa-apa ko, gue suka sama kalian semua orangnya asik.'' Ucap Sindi.
Sindi lalu pergi kedapur yang dibarengi oleh Astuti, untuk bikinin kopi Nandi dan Kawan-kawan.
Singkatnya, lima gelas kopi sudah dibikin dan siap di anter
''Eeeng iiing eeng, kopi datang.'' Kata Sindi sambil membawa nampan berisi lima gelas kopi hitam.
''Waah mantap nih, hasan tau aja nikmat ngopi rame-rame begini.'' Ucap Gito.
''Hasaann, gitu looo.'' Ucap Hasan.
Begitulah Nandi, hampir setiap hari anak-anak gang si'iran banyak nongkrong dibengkelnya Nandi, karena bagi mereka khususnya para anak-anak muda sebayanya, Nandi adalah sosok anak muda yang baik rajin dan suka menolong orang yang lagi dalam kesusahan, Bagi para sesepuh dan tokoh masyarakat disitu, Nandi juga sebagai pahlawannya gang si'iran selain dengan keberaniannya Nandi pun terkenal di gang-gang yang lain sebagai sikidal, karena didalam mengerjakan pekerjaannya lebih mengutamakan tangan kirinya ketimbang tangan kanannya, selain jago bela diri Nandi pun di anugrah kan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, mempunyai suatu pukulan yang amat mematikan, dari semenjak lahir tangan kiri Nandi mempunyai garis tangan lurus sejajar, yang sebagian orang menyebutnya garis tapak jalak, siapapun yang terkena pukulan yang mempunyai garis tapak jalak, akan merasakan sakit yang luar biasa, kencang maupun pelan.
Selain itu juga, semenjak masih menginjak bangku sekolah Nandi banyak mendapatkan piala, dari seni bela diri, pencak silat, karate, kempo dan tarung derajat.
******************
bersambung Eps 9
Tunggu kelanjutannya dari
Sikidal sang penolong.
Selamat membaca karya dari ku, semoga bisa menghibur kalian semua.
Dan jangan lupa tinggalkan jejaknya dengan.
. 👍like
. Comentar.
. ⭐⭐⭐⭐⭐ Rat
. ❤ Favorit
. 💓 vote
Terima kasih yang sudah mendukung karaya-karya ku.
*Assalamu alaikum*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
MATADEWA
Berikutnya....
2023-07-19
1
ketombee
☕👍
2022-07-09
1
Senajudifa
bagus thor...tapi bhs sundanya aku ngga ngerti
2022-06-10
1