Setellah itu pekerjaanpun sudah rampung semua, mereka duduk bersantai sambil memandangi motor jadul yang jadi keren abis.
''Waah mantap abis, motor jadul sekarang bisa selangit harganya.'' Ucap Kamal.
''Kereen abis.'' Ucap Hasan.
''E'eeh ngomong-ngomong, bikin kopi dong San.'' Ucap Nandi.
''Naaah itu baru cucok, san.'' Ucap Kamal.
''Lah lo sih mal, giliran bikin kopi gua aja, sekali-kali lo yang bikin.'' Kata Hasan.
''Amaaal dong San.'' Ucap Kamal.
''Lah amal lo omongin, lo sendiri kapan amalnya sih'', ucap Hasan sambil melangkah pergi.
''Maraahh niyeeee.'' Ucap Kamal.
Hasan terus masuk kerumahnya Nandi, setelah Hasan sampai didapur, Bu sari lagi sibuk memilih barang bekas untuk dibersihkan guna dijual kembali.
''Bu lagi ngapain?.'' Tanya Hasan.
''Biasa San, bantuin kerjaannya Bapak, dari pada ibu tidur siang-siang.'' Jawab bu sari.
''Iya Bu, ibu rajin banget sih, sudah banyak pula rupanya barang" yang mau dijual.'' Ucap Hasan.
''Ya lumayan San, kalau buat nyambung hidup mah, e'eeh kamu mau apa San?.'' Tanya bu sari.
''Disuruh Nandi bikin kopi bu.'' Jawab Hasan
''Oooh, Gelasnya ambil saja dirak, dan Kopinya di atas meja.'' Ucap bu sari.
Sesudah kopi berres dibikin Hasan terus membawa kopi tiga gelas itu keluar.
''Nih kopinya bos.'' Ucap Hasan.
''Terima kasih san.'' Ucap Nandi.
''Waduuuh gua lupa, belum ngabarin Rendi, sudah beres belum ya, mengurus surat-suratnya.'' Kata Nandi.
''Emang kenap di, dengan Rendi?.'' Tanya Kamal.
''Itu, Sindi kan kena jamret, STNK , KTP dan Handponnya, itu kan ada di dompet semua, hilang dibawa sama jamret.'' Jawab Nandi.
''Kasihan juga ya Sindi.'' Kata Hasan.
''Bentar ya gua telpon Rendi dulu.'' Ucap nandi sambil menempelkan handponnya di telinga sebelah kanan.
''Iya halo di.'' Kata Rendi ditelpon.
''Ma'apin gua Ren, baru ngabarin, soalnya gua kemarin-kemarin lagi sibuk, dan sekarang alhamdulilah sudah beres, gimana surat-suratnya sudah beres belum?.'' Tanya Nandi.
''Alhamdulilah di sudah beres, makasih ya di berkat kerja sama lo, semua lancar.'' Jawab Rendi.
''Ko makasih ama gua sih, gua kan tidak bantuin apa-apa.'' Ucap Nandi.
''Ya secara tidak langsung, lo sudah bantuin gua di.'' Kata Rendi.
''Maksud lo, bantuin apa'an.'' Ucap Nandi.
''Itu tuh, masalah pak supardi dan pak Gunawan, gua kan bilang saudara lo, terus langsung ditangani deh, sepertinya pak supardi dan pak gunawan pas dengar nama lo, seperti gimana gitu, ya istilahnya seperti seperti senang begitu deh.'' Ucap Rendi.
''Oooh begono toh.'' Kata Nandi.
''Terus, STNK nya sudah jadi?.'' Tanya Nandi.
''Besok katanya suruh di ambil.'' Jawab Rendi.
''Jam berapa, kan lo besok kerja'', ucap Nandi.
''Iya, sih gua juga bingung, paling sindi sendiri yang nganmbil.'' Kata Rendi.
''Bagai mana kalau besok gua ambil, jam berapa suruhnya?.'' Tanya Nandi.
''Waduuh, gimana ya, gua jadi gak enak sama lo di.'' Jawab Rendi.
''Ya di enakin aja atuh.'' Kata Nandi.
''Emang lo gak sibuk?.'' Tanya Rendi.
''Ya kalau sibuk sih ga, terus jam berapa suruh ngambilnya.'' Kata Nandi.
''Jam sepuluh di.'' Kata Rendi.
''Oke kalau begitu, besok gua ambil, bareng sindi juga, kan harus ada orang yang bersangkutannya.'' Kata Nandi.
''Okee, makasih ya di, awas lo.'' Kata Rendi.
''Awas gimana maksud lo?.'' Tanya Nandi.
''Adik gua jangan di apa-apain, haha ma'ap di bercanda ko.'' Kata Rendi.
''Payaaah lo Ren, kirain apa'an.'' Kata Nandi.
Setelah itu, Nandipun lalu mematikan panggilannya, dan kembali lagi pada kamal dan Hasan.
''Apa katanya di?.'' Tanya kamal.
''Besok katanya di ambil, tapi Rendi tidak bisa kan dia kerja'', paling besok gua anterin Sindi dulu untuk mengambil STNK nya.'' Kata Nandi.
''Uluuuh uluuh, maunya.'' Ucap Hasan.
''Iiih apa'an sih lo san, gua cuma mau nganterin, kasihan sindi, gua mau nolong orang yang lagi kesusahan.'' Jawab Nandi.
''Iya iya gua juga tau, lo kan orangnya suka menolong.'' Kata Hasan.
''E'eeh mal, mas bram jam berapa mau kesininya?.'' Tanya Nandi.
''Besok katanya, tapi dia juga belum nentu'in jam berap-berapanya.'' Jawab Kamal.
''Oooh gitu, ya sudah, nanti gua hubungi mas bram.'' Ucap Nandi.
''Ee'eh ngomong-ngomong gua suntuk nih, mal bukannya lo punya guitar, kita meriahkan suasana begini dengan bermain gitar.'' Ucap Nandi.
''Ooke, bentar ya gua ambil dulu.'' Jawab Kamal.
Kamal pun langsung pergi kerumahanya untuk menganmbil sebuah alat musik guitar, tak lama kemudian kamal sudah datang dengan membawa guitar akustik merk Arista.
''Sekarang kita bermusik dulu, lo mau lagu apa di?.'' Tanya Kamal.
''Gua sih lebih suka lagu-lagu lawas.'' Kata Nandi.
''Bagai mana mana kalau kita nyanyikan lagu VOODOO salam untuk dia, lo di sebagai vokal, kamal guitar dan gua sebagai dram.'' Ucap Hasan.
''Waah, cocok tuh lagu, terus dramnya mana.'' Kata Nandi.
''Oke siap.'' Ucap Kamal
sambil memainkan gitarnya
''Senja datang sambut sang bualan
Iringi langkahku, lalui sunyinya malam
Ku berjalan layangkan hayal
Ku tepiskan duga
sendiri kini ku melangkah
Saat itu ku melihat seraut
wajah
Yang pancarkan rasa
Sejenak aku terlena
Akan indahnya diaaaa....
Sampaikan salamku untuk dia
Yang bangkutkan jiwaaa
Sampaikan salamku untuk dia
Menyentuh batinku
Tergores dalam lamunanku
Hari-hari yang ceria
Sejak saat itu hasrat melandaku
Angin sampaikan padanya
Ungkapan gema jiwa.........
Sampaikan salam ku untuk dia
Yang bangkin jiwaaa uooouu
Agar kau mengerti
Ingin ku merengkuh hatimu
Akankah tercipta rasa antara kita
Yang selalu menggelora
Sampaikan salam ku untuk dia
Yang bangkitkan jiwa
Sampaikan salamku untuk dia
Semoga tuhan, satukan kita selalu bersama
Sampaikan salamku untuk dia
Yang bangkitkan jiwa
Sampaikan salam ku untuk dia..
Byangan mimipi-mimpiku, yeeuuh
Pagipun tersenyum
Satukan jalan hidup kita....
''Horeeee, mantap banget suaramu di.'' Ucap Hasan.
''Iya benar, suara mu mantap di'', jawab Kamal.
''Suara kaya kaleng rombeng begini, dibilang mantap.'' Ucap Nandi.
''Masa lo tidak bisa merasakan suaramu sendiri.'' Ucap Kamal.
''Apa yang dibilang Kamal itu benar di.'' Ucap Hasan.
''Mungpung belum sore, gimana kalau kita bernyanyi lagi.'' Ucap Kamal.
''Okeee, siiaap.'' Ucap Nandi dan Hasan.
Mereka bertiga terus memeriahkan suasana dibengkel, dengan bermain gitar, banyak lagu-lagu lawas yang Nandi nyanyikan, suasanapun menjadi meriah, Astutipun keluar dan bu sari juga ikut nimrung.
''Huuuhh seru banget, terus aa.'' Ucap Astuti.
''Lanjut terus Mal, ibu jadi ingat lagu ini waktu ibu masih Muda dulu, uhuuuh.'' Ucap bu sari, penuh dengan kegembira'an.
''Waaahh ternyata ibu romantis juga.'' Ucap Astuti.
''Iya dooong, ibu gitu looo.'' Jawab bu sari.
Sa'at senja datang, suasana dibengkel yang meriah dengan irama petikan gitar Kamal dan lantunan nyanyian Nandi, ditutup karena waktu yang sudah sore, Kamal dan Hasanpun undur diri dari tempatnya Nandi, pulang kerumahnya masing-masing.
Kini malmpun sudah mulai menutupi kota Bandung, lampu-lampu dijalanan sudah nampak menyala terang benderang.
Kota yang dikelilingi olleh pegunungan.
Udarapun sudah terasa dingin menusuk jantung kota.
************
Lanjut eps 13
Terima kasih atas dukungannya.
Dukung terus demi kelangsungan karyaku, tinggalkan jejaknya dengan.
. 👍like
. Comentar
. ⭐⭐⭐⭐⭐ Ranting
. ❤favorit dan 💓 votenya.
Terima kasih pada author dan para reader yang sudah mensuport.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
MATADEWA
Saya juga suka lagu itu....
2023-07-19
1
ketombee
👍☕
2022-07-10
1
Managarab Butar Butar
mantap ceritanya
2022-04-22
1