Nandi dan kamal duduk dikursi, berhadapan dengan pak polisi itu, untuk di mintai keterangannya.
''Bagaimana pak pelaku curanmor itu sudah ditangani?.'' Tanya Nandi.
''Alhamdulilah penanganan sudah dikerjakan dengan baik dan benar, untung saja adek adek ini cepat cepat menelpon pihak berwajib.'' Ucap pak polisi.
''*Iya pak, saya menelpon pihak yang berwajib untuk menghindari dari amukan para warga pak*.
''*Bagus, Saya beserta segenap para pihak keamanan disini, mengucapkan banyak banyak terima kasih atas kerja samanya, dan kami sangat salut dan kagum dengan keberanian *kalian**.
''Siapa nama mu?.'' Tanya pak polisi.
''Saya Nandi suryaman.
''Dan saya kamal.
''Sekarang pihak kami pingin meminta keterangan, awalnya perkara ini sebelum terjadi curanmor.
''Saya yang tau pertama kali pelaku itu pak.'' Ucap kamal.
''Ya sudah, coba ceritakan secara rinci.'' Ucap pak polisi.
Kamal langsung menceritakan awal awal nya pelaku curanmor itu.
''Begini pak saya tinggal didepan rumahnya korban sebrang jalan, yang kebetulan saya juga jualan kecil kecilan, disaat saya lagi ngopi dan menghisap sebatang roko, saya melihat dua orang lelaki gondrong mendekati halaman rumahnya pak solihin, awalnya saya tidak curiga setelah ku perhatiin, gerak geriknya, mencurigakan begitu saya mau ambil hanpon, maksud saya mau menelpon pak solihin, pelaku dengan cepat sudah membuka kunci leher motor itu dan berhasil membawa lari, dan saya langsung berteriak, tidak lupa saya menelpon pak solihin untuk meminta no polisinya, setelah pak solihin mengirimkan no polisinya lewat sms, terus saya menghubungi Nandi ini, untuk mengejar pelaku curanmor itu, nah begitu pak awalnya terjadi.
''Ooh begitu terima kasih atas impormasinya, dan kami pihak dari kepolisian sangat membutuhkan bantuan dari orang orang seperti kalian ini."
''Terus nak Nandi ini aktipitas sehari harinya apa.'' Tanya pak polisi.
''Saya tukang service tv dan lain sebagainya, dan merangkap bengkel pula pak.'' Jawab Nandi.
''Waah waah, sungguh sibuk sekali pekerjaanmu nak Nandi.'' Ucap pak polisi.
''Ya harus bagaimana lagi pak, karena kebutuhan, dan untuk membantu meringankan beban orang tua saya pak.'' Kata Nandi.
''Hebat kamu Nandi, Bapak salut padamu, jarang sekali loh dijaman sekarang ini anak yang mengerti beban dan tanggungan orang tuanya, yang ada meminta dan males malesan kalau disuruh bekerja.'' Ucap pak polisi.
''Oke, untuk sementara cukup sekian dulu, dan kami sangat berteima kasih, dan bila ada apa" jangan segan segan hubungi kami ya.'' Ucap pak polisi.
''Okee pak siaap.'' Ucap Nandi dan kamal.
Setelah itu Nandi dan kamal keluar dari ruang penanganan kasus dan kriminal.
Tidak lama kemudian.
Nandi dan kamal sudah berada di area parkiran halaman kapolsek.
Dan kamal membawa motor beat miliknya pak solihin yang masih bisa diselamatkan dari tangan begal itu, cuma ada lecet sedikit di bagian caper bodi depan waktu motornya jatuh itu.
Mereka terus keluar dari kapolsek itu, dengan menjalankan motornya pelan pelan.
''Untung tadi pake motormu mengejarnya, coba kalau pake motor yang lain mungkin tidak akan terselamtkan motornya pak solihin.'' Ucap kamal.
''Ya karena masih ada rijki pak solihin juga kali, dan Allah masih melindungi kita semua.'' Ucap Nandi.
''Amiiinn.'' Jawab kamal.
''Ooh ya kerjaamu jadi terbengkalai atuh.'' Ucap kamal
"Tidak apa apa, sudah menjadi kewajiban kita tolong menolong sesama manusia." Ucap Nandi
Disepanjang jalan yang dilewatinya, Nandi dan kamal terus saja ngobrol sampai-sampai tidak terdengar ada seseorang yang memanggilnya.
**Aa Nandi**
Aa Nandi.....
''Waaah di, kaya ada yang memangilmu.'' Ucap kamal.
''Mana siih.'' Ucap Nandi sambil menghentikan motornya.
''Aa Nandi ku disini...'' Ucap suara yang memanggil Nandi.
"Haiii Sindiii.'' Teriak nandi sambil memutar balikan motornya, dan kamal pun mengikutinya
"Sindiiii, habis dari mana, ko ada disini." Tanya Nandi.
Ku habis dari rumah bibi, terus aa Nandi sendiri dari mana." Ucap Sindi balik bertanya.
"Ku sama kamal habis dari kapolsek." Jawab Nandi.
''Mau ngapain A.., mau bikin skck apa?.'' Tanya sindi.
''Iiiih bukan, ku tidak usah bikin skck juga polisi sudah tau aku orang baik, hihihi.'' Ucap Nandi sambil ketawa.
''Iya iya ku percaya ko, Aa Nandi orangnya baik, gak usah bilang juga ku dah tau.'' Ucap Sindi.
''Aaaahh so tau lo, baik dari sisi mananya, ku orang kaya begini.'' Kata Nandi.
''Iya neng, apa yang dikatakan neng tadi, Nandi orang baik dan jujur, tidak pernah makan sabun, hahaha.'' Ucap kamal sambil ketawa ngejek.
''Idiiihhh, apaan sih lo mal, gak lucu tau, nasi juga banyak masa makan sabun.'' Ucap Nandi.
''Iiiih kalian berdua lucu deh.'' Ucap sindi.
''Emang tampang kamal mah lucu sin, kaya sri mulat, hehehee.'' Ucap Nandi.
''Suee lo di.'' Ucap kamal.
''Ya sudah jangan pada ribut, sekarang Aa Nandi dan Aa kamal mau kemana?.'' Tanya sindi.
''Atuh mau pulang neng sindi nu geulis imut.'' Jawab Kamal.
''Iiiih Aa kamal jangan lebay deh.'' Ucap Sindi.
''Ku bilang apa adanya ko.'' Ucap Kamal.
''Iya tapi biasa aja kalii.'' Jawab Sindi.
Setelah itu Nandi dan kamal melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumah, sedangkan Sindi mau belanja dulu untuk keperluannya sehari hari, sekalian mungpung melewati pasar.
Sementara ditempat lain.
Pak Dirman lagi keliling gang dan kampung untuk mencari bahan bekas untuk dijual lagi, dengan gerobak yang di Bawanya nampak terlihat belum penuh.
''**Barang bekas**.
Barang bekas
Ucap pak dirman sambil menarik gerobak.
''Hari ini sue amat dari tadi keliling liling gang bahkan masuk kampung, tidak ada yang mau menjual barang" bekas.'' Ucap Pak Dirman berkata sendiri.
Pak Dirman terus berjalan memutari jagat demi mendapatkan barang bekas.
Dengan semangat dan rasa tanggung jawab yang begitu besar pada keluarga, membuat pak Dirman tidak putus asa, dan tidak pantang menyerah.
Disaat pak Dirman melewati sebuah komplek perumahan orang-orang elit, di jalan kanguru, blok B...
Pak... Pak..
Pak dirman menghentikan langkahnya ketika ada suara yang memanggilnya.
''Pak sini, saya mau membuang barang-barang yang sudah tidak dipake lagi, apa bapak mau.
''Oooh iya bu.'' Ucap pak Dirman sambil menarik gerobaknya mendekati ibu yang memanggilnya.
''Ini pak bekas kompor yang kebetulan sudah tidak bisa di pake lagi, dan ember" bekas lumayan banyak.'' Ucap si ibu sambil mengeluarkan barang" yang sudah tidak terpakai lagi.
Pak dirman terus membereskan ember" bekas dan kompor bekas dua tungku, langsung di masukin gerobak.
''Ini bu, tiga puluh ribu, soalnya kalau plastik dari ember harga agak miring.'' Ucap pak Dirman sambil memberikan uang pada si ibu itu.
''Iiih apaan sih pak, udah tidak usah di bayar pak, saya ngasih pada bapak, dari kemarin ku menunggu tukang barang-barang bekas, dan sekarang kebetulan bapak lewat.'' Ucap si ibu itu.
''Kenapa bu, apa terlalu murah.'' Ucap pak Dirman.
''Bukan begitu pak, saya niatnya juga mau buang.'' Ucap si ibu itu.
"Oooh terima kasih atuh bu, Alhamdulilah, emang Allah itu adil, terima kasih ya Allah." Ucap pak Dirman.
''Aaaamiiin, semoga berkah pak." Ucap si ibu.
"Aamiin, terima kasih sekali lagi bu, semoga rijki ibu selalu di lancarkan." Kata pak Dirman.
''Iya Amiiin pak." Jawab si ibu.
Sesudah itu pak Dirman, melanjutkan perjalanannya, dengan gerobak yang ditarik sekarang agak lumayan berat karena muatan digerobaknya sudah hampir prnuh.
"Alhamdulilah, terima kasih ya Allah, sekarang ku dapat barang yang bisa dijual untuk mencukupi kebutuhan keluargaku." Ucap pak Dirman sambil mengangkat kedua tangannya didepan muka, tanda rasa syukur.
Pak dirman terus berjalan, dengan keringat yang terus membasahi wajahnya dan seluruh tubuhnya, tanpa rasa lelah, pak dirman terus memutari jagat, hanya demi untuk mendapatkan sesuap nasi
***********
Ditempat lain anaknya pak Dirman, adiknya Nandi yaitu astuti, nampak lagi asik asikan bersama teman temannya, tidak merasakan orang tua yang lelah setiap hari mengelilingi jagat.
Astuti beserta ketiga temannya, lagi asik minum" disebuah Cafe.
''Tut besok kita kita ini yang lo traktir." Ucap temannya yang bernama kaila.
''Orang tuaku tidak seperti orang tua kalian Yang banyak uang, dan orang tuaku, cuma orang gak punya buat makan juga susah, apalagi aku harus traktir" kalian, punya uang dari mana aku, kerja juga engga." Ucap astuti.
''Wah payah lo tut, Berteman sama kamu mah." Ucap rina.
''Ya sudah sih, namanya juga anak orang susah ya mau gimana lagi." Ucap kaila sinis.
"Iiih kalian jangan kaya gitu, coba seandainya posisi kalian berada di pihak Astuti, kalau berteman itu janganlah kita memandang dari segi martabat dan derajat kita." Ucap Nina**.
''Ya maap kalau kalian merasa malu, berteman denganku, hanya anak orang miskin." Ucap Astuti dengan bermuka mendung.
''ya sudah ku pulang aja." Ucap Astuti sambil berdiri dan keluar dari cafe itu.
''As astuti, mau kemana kamu." Ucap Nina.
''Tuh kan, kalian siih begitu, kalau namanya sahabat itu jangan begitu, mau susah mau senang kita tetap bersama." Ucap Nina.
''Iiih ngapain sih Nin belain dia, emang benar ko, setiap kita main sama dia, kita yang selalu traktir, apa itu namanya sahabat." Ucap kaila.
''Ya tapi mestinya jangan sampai menyinggung perasaannya." Ucap Nina.
''Ya biarin aja dia mau pergi juga." Kata Rina.
''Ternyata ku dah salah ya memilih teman seperti kalian, kalian itu hanyalah teman di meja makan tau." Ucap Nina sambil mengejar Astuti keluar.
''Tut astuti tunggu." Ucap Nina sambil mengejar astuti.
''Jangan ikuti saya, saya dah bikin malu kalian." Ucap Astuti sambil nangis.
''Kamu tidak usah dengerin mereka'." Ucap Nina.
''Tidak Nin, ku sudah cukup merasa terhina, dengan perkataan, rina dan kaila." Ucap astuti.
''Ya mereka kan kaya gitu orangnya suka ceplas ceplos, padahal hatinya baik Tut." Ucap Nina.
''Baik dari mananya." Jawab Astuti.
''Maap Nin gue mau pulang aja." Ucap astuti
''Terus kamu mau pulang naik apa?." Tanya Nina.
''Ku mau naik angkot aja." Jawab Astuti.
''Ya sudah kalau begitu, saya anterin." Ucap Nina.
Nina terus membalikan badan balik ketempat parkiran cafe, hendak mengambil mobilnya
Setibanya di tempat parkiran Nina langsung membuka pintu mobilnya, terus Nina menyetir mobilnya, tiba-tiba berhenti dan membuka kaca mobilnya setengah.
''Bang ini uang parkirannya." Ucap Nina.
''Oooh iya non terima kasih." Kata tukang parkir sambil meniup periwitnya.
Priitt prriiitt
''Selamat jalan Non hati" dijalan." Kata tukang parkir.
''Iya bang terima kasih'." Jawab Nina.
Nina terus keluar dari tempat parkiran cafe, bermaksud mau mengantarkan Astuti kerumahnya.
Setiba didepan Astuti.
''Ayo tut masuk.'' ****U*******cap Nina***.
Astuti pun masuk kemobilnya Nina, tadinya mau nekad naik angkot, tapi setelah di pikir pikir mendingan naik mobilnya Nina.
Nina mau mengantarkan karena takut kenapa napa sama Astuti, karena Nina lah yang mengajak dan nyamperin Astuti kerumahnya, begitu pikir Nina.
Mobil terus melaju dijalan raya didalam kota bandung.
Setibanya dijalan persimpangan yang arah mau ketempatnya Astuti...
''Sudah Nin disini saja, tidak usah sampai rumah." Ucap Astuti.
''Lah terus bagaimana, kamu mau jalan kaki gitu?." Tanya Nina.
''Iya biarin Nin tidak usah lagian rumahku dari sini sudah dekat ko'', jawab Astuti
''Ya sudah kalau kamu tidak mau ku antar sampai rumah, ku juga tidak akan maksa.'' Ucap Nina.
Astuti lalu membuka pintu mobilnya Nina, perlahan lahan Astuti menurunkan kakinya, dan menutup lagi pintu mobilnya Nina.
''Tidak lupa saya ucapkan terima kasih Nin sudah mau nganterin saya.'' Ucap Astuti.
''Iya sama" Tut, jangan sampai putus persahabatn kita ya.'' Jawab Nina.
Nina terus memutarkan setirnya untuk balik kerumahnya.
sedangkan Astuti berjalan kaki menuju rumahanya yang tidak jauh lagi dari jalan raya, tinggal belok dan memasuki sebuah gang.
begitu Astuti mau belok memasuki gang, seorang lelaki tua sambil menarik sebuah gerobak memanggil Astuti.
''Astuti.. kamu dari mana saja?.'' Tanya lelaki itu.
Astuti langsung melihat pada orang itu.
''Bapak.'' Ucap Astuti.
''Kamu sama siapa, tadi bapak lihat kamu turun dari sebuah mobil.'' Ucap pak Dirman
''Ooh itu, itu temen aku pak, namanya Nina.'' Jawab Astuti.
''Kamu itu jangan sering bergaul sama orang-orang kaya, kita ini kolongan rakyat jelata, malu nak bergaul sama orang-orang yang berkerah putih.'' Berkata pak Dirman.
''Ya sudah sekarang kita pulang.'' Ucap pak Dirman sambil menarik gerobaknya.
Pak Dirman dan Astuti bareng pulang kerumah, Pak dirman bejalan di belakangnya Astuti, sambil menarik gerobaknya yang sudah penuh.
Setibanya di depan rumah.
Pak Dirman terus memarkirkan gerobaknya.
''Ko bengkelnya si Nandi tutup.'' Ucap pak Dirman dalam hati.
''Buu Buuu.'' Pak Dirman memanggil.
''Iyaa paak.'' Jawab Bu sari.
Buk sari terus keluar terburu buru.
''Ada apa atuh pa, dan kamu Tuti habis dari mana?.'' Tanya Bu sari.
''Ku habis main sama temen-tenen tuti bu.'' Jawab Astuti.
''Ingat ya nak, jangan terlalu sering bergaul sama orang kaya, malu nak kita cuma orang miskin, dan Asal kamu tau, orang kaya itu bila lagi marah atau salah paham suka berkata se enaknya, orang kaya itu orang bependidikan tapi terkadang ilmu yang didapat dan cara menghargai orang terkadang tidak dipake, karena orang kaya lebih mengutamakan egonya sendiri, karena merasa uanglah segalanya." Kata Bu sari menjelaskan panjang lebar.
''Iya Bu, sekarang ku sadar bu maapkan aku ya bu... pa.......'' Ucap Astuti
''Nandi kemana? ko bengkelnya tutup?.'' Tanya pak Dirman.
''Ooh… Belanja pak, soalnya bawa helm.'' Ucap Bu sari.
''Bapak tadinya mau minta ganti'in roda gerobak.'' Ucap pak Dirman.
*******************
Sementara Nandi yang lagi belanja alat alat keperluan mekanik dan bengkelnya.
Kini Nandi sudah berada di sebuah toko mekanik, dan semua keperluannya sudah dibayarnya.
Tinggal membeli onderdil-onderdil buat dibengkelnya.
''ko saya titip dulu ya barangnya, mau ketoko sparepart dulu'.'' Ucap Nandi.
''Oooh iya silahkan, baranng"mu di jamin aman.'' Ucap singko pemilik toko tersebut.
Tidak lama kemudian Nandi sudah kembali, terus mengambil barangnya yang dititipkan tadi.
''Ko barangnya sudah ku ambil, terima kasih ko.'' Ucap Nandi.
''Iya di, sama-sama.'' Jawab singko.
Nandi lalu menaikan barangnya dan ditaro di jok belakang dengan di ikat pake karet ban dalam bekas.
Setelah beres Nandi lalu menghidupkan motornya, dan meanarik gas.
motor kini melaju, suara dari kenalpot yang masih bawa'annya itu, bikin orang yang pencinta motor membuat tergiur ingin memilikinya.
Motor yamaha Rk king melaju dengan kencangnya, di atas jalanan aspal yang rata dan halus menambah asik pengendara kendaraan.
Pas Nandi mendekati area tempat penyebrangan pejalan kaki, terlihat sosok nenek mau menyebrang seperti ragu-ragu karena banyaknya kendaran.
Nandi pun meminggirkan motornya lalu motor di matikan, terus turun dan mendekati nenek itu.
''Nenek mau nyebrang?.'' Tanya Nandi.
''Iya nak, nene takut.'' Jawab si nenek.
''Ayo ne saya bantu.'' Ucap Nandi sambil memegang tangannya nenek itu.
Nandi berjalan perlahan ditempat penyebrangan dan mobilpun berhenti menunggu Nandi dan si nenek untuk sampai kepinggir...
''Terima kasih pak.'' Ucap Nandi pada pengendara mobil itu.
''Iya dek sama-sama.'' Jawabnya.
''Nah sekarang nene sudah sampai, nene mau kemana?.'' Tanya Nandi.
''Nene mau ketempat anaku.'' Jawab si nenek tersebut.
''Anak nenek tinggalnya masih daerah sini?.'' Nandi bertanya.
''Iya, anak nene tinggal disekitar sini.'' Jawab si nenek itu.
''Apa perlu ku anterin ne, supaya nene lebih cepat sampainya.'' Ucap Nandi.
''Tidak usah nak, terima kasih, sudah dekat ko, tinggal masuk gang ini langsung nyampe.'' Jawab si nenek.
''ya udah atuh ne, ku balik lagi sana ya, dan nene hati" di jalannya semoga cepat ketemu sama anak nene.'' Ucap Nandi.
''Iya terima kasih ya nak, atas kebaikanmu, dan sebagi rasa terima kasih nenek, sudikah kiranya kamu menerima hadiah dari nene.'' Kata si nenek tersebut
''Iiiih tidak usah ne, ku iklas menolong nene.'' Ucap Nandi.
''Kamu jangan salah paham dulu, ini bukan berupa uang atau emas berlian.'' Ucap sinenek tersebut.
''Terus apa atuh ne?.'' Tanya Nandi.
Lalu si nenek itu mengambil sesuatu di balik pinggangnya yang di selipkan disarungnya.
''Ini anak muda, terimalah sebagai hadiah buatmu orang baik, dan pakailah selalu jangan sampai lepas.'' Ucap sinenek.
Si Nenek memberikan sebuah kalung yang terbuat dari serat kulit waru yang dililit seperti dikepang dengan gandul kalung sebuah batu mengkilap warna warni bila dilihat dari bebagai sisi.
''Ini untuk apa ne, ku tidak mau pakai yang gitu gituan, itu bisa musrik ne.'' Ucap Nandi.
''Kamu jangan salah meng artikan, dan janganlah kamu juga percaya pada benda", itu musrik, ini adalah hadiah dari nene, dengan ijin Allah, insa Allah kamu akan selalu ada pertolongan dari Allah melalui benda, tapi ingat kamu jangan percaya pada benda apapun, tapi kamu juga harus percaya bahwa goib itu ada.'' Ucap sinenek menjelaskan pada Nandi.
''iya ne sekarang ku baru mengerti.
Setelah itu Nandi memakaikan kalung pemberian dari si nenek tersebut.
''Nene pergi dulu ya nak, ingat jaga diri baik-baik dan jangan lupa kerjakanlah yang lima waktu.'' Ucap nenek tersebut.
''iya Nek insa Allah, nene juga hati" ya.'' Ucap Nandi sambil melangkah lagi mau nyebrang.
Ketika Nandi melihat lagi kebelakang, nenek itu sudah tidak ada lagi dari pandangan Nandi.
"Haahh, cepet amat si nene jalannya padahal gang itu cukup panjang dan tidak ada lagi jalan tembusan, aneh sekali." ucap Nandi berkata didalam hatinya agak keheranan.
Ketika kendara'an agak jarang, Nandi langsung menyebarang menuju motornya yang distandarin dpinggiran trotoar.
***********
Maap apabila ada kata yang kurang berkenan didalam karyaku.
Semoga kaka-kaka semua bisa terhibur dengan karyaku dan semoga betah membacanya.
untuk kelangsungan karya ku, ku minta dukungannya.
Dengan like, comen, favorit dan votenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
MATADEWA
Lanjut.....
2023-07-19
1
Ymmers
CAPE .. ku pikir itu CAPEK.. author typo kurang huruf K..
ternyata ooh ternyata itu maksudnya CAFE ..
ya Allah thooorrr… sunda pisan yak.. Cafe jgn di ganti Cape atuh kang author…. pake bahasa Indonesia yg bener kang… 😂😂🤣
2023-07-03
1
Rini Antika
kalau sudah rezeki gak bakalan kemana jg, tetep semangat Up nya ya Kak..💪💪
2022-09-01
1