Nandi dan Kamal terus berjalan menuju kelantai dua, dengan menaiki eskalator, setibanya dilantai dua Nandi terus mencari kamar no 5.
''Naah itu kamar no 5.'' Ucap Nandi sambil menunjuk kearah pintu kamar yang ada nomornya yaitu no 5.
''Oooh iya benar di, ayo kita masuk.'' Ucap Kamal.
Nandi dan Kamal Serta Astuti, lalu mendekati pintu kamar no 5.
Dengan perlahan-lahan Nandi mengetuk.
Tok tok tok.
''Assalamualaikum.'' Nandi mengucap kan Salam.
Dan tidak lama lagi terdengar dari dalam membalas salamnya Nandi.
''Wa alaikum salaam.'' jawabnya sambil membuka pintu.
''Waaahh, elo Di Mal, Astuti juga ikut, waduuh kenapa lo gak kabarin gua kalo mau kesini, ayo masuk.'' Ucap Hasan.
''Apa boleh nih kita masuk, terus bini lo gimana, sudah melahirkannya.'' Ucap Nandi.
''Alhamdulilah di, 30 menit yang lalu sijabang bayi sudah terlahir kedunia dengan selamat.'' Jawab Hasan.
''Syukur Alhamdulilah atuh.'' Ucap Nandi.
''Waah saiki sampean sudah jadi Bapak, dan satu yang harus kau ingat, bersiap-siaplah lo untuk puasa.'' Ucap Kamal ngecandain Hasan.
''Maksud lo apa sih Mal?.'' Tanya Hasan.
''Ya lo, harus puasa sealama 3 bulan.'' jawab Kamal sambil meledek.
''So tau lo, nikah juga belum lo.'' Jawab Hasan.
''Ya gua juga katanya sih, dan lo juga harus nyuci pakaian, nyuci piring, memasak dan lain sebaginya, selama tiga bulan lo kerjain itu.'' Ucap Kamal.
''Huuuuh dasar lo, emang paling seneng lo lihat gua belangsak.'' Ucap Hasan.
''Emang bener san, apa yang dibilang Kamal itu, masa lo mau tega, bini lo habis melahirkan mau mengerjakan itu semua, payah lo mau enaknya doang, ya gak Mal.'' Ucap Nandi.
''Tuh dengerin.'' Jawab Kamal.
''Aa Hasan, Boleh gue nemuin teh Lina.'' Saut Astuti.
''Ooh tentu boleh Tut.'' Jawab Hasan.
Astuti lalu menghampiri istrinya Hasan yang lagi berbaring, habis berjuang mempertaruhkan hidup dan matinya, demi dijabang bayi terlahir kedunia.
''Assalam mualaikum teh lina.'' Astuti mengucapkan salam.
''Wa alaikum salam, eeh Tuti, Sama siapa kamu kesini, silahkan duduk.'' Ucap Lina sambil mempersilahkan duduk pada Astuti.
''Ku Sama Aa Nandi dan Aa Kamal, gimana teh, rasanya melahirkan itu?.'' Tanya Astuti.
''Ya gitu deh, Nanti juga kamu merasakan kalau sudah nikah dan punya anak, makanya cepetan dong, nanti keburu kehabisan cowo, hehee.'' Ucap Lina sambil tersenyum.
''Iiih teteh, bisa aja, Aa Nandi juga belum nikah, masa aku ngelangkahin.'' Ucap Astuti.
''E'eeh Nadi dan Kamalnya dimana?.'' Tanya Lina.
''Itu lagi ngeledekin Aa Hasan.'' Jawab Astuti sambil nunjuk kearah Nandi.
''Maksudnya ngeledikin Gimana.'' Ucap Lina.
''Biasa, masa teteh gak paham, suruh puasa gtu, ya ku juga kurang paham sih.'' Ucap Astuti.
''Ooooh, gitu hehee.'' Ucap Lina hanya tersenyum sedikit.
''Ko teteh malah tersenyum, emang teteh mengerti obrolan mereka.'' Ucap Astuti.
''Ah kamu mah, ya ngerti atuh, itu kan untuk 25 tahun keatas.'' Jawab Lina.
Sementara Nandi dan Kamal masih asik ngobrol, bercanda senda gurau menghibur Hasan, walau terkadang obrolan Nandi dan Kamal, suka meledek dikit, tapi bagi Hasan dia adalah sahabat sejatinya dan bikin Hasan merasa nyaman bila ada Nandi dan Kamal, walaupun ucapan suka ceplas ceplos tapi mereka adalah sahabat terbaiknya Hasan yang berhati mulya.
Sudah cukup lama Nandi dan kamal ngobrol, apalagi sudah terdengar pengerah suara yang memperingati bahwa jam besuk sudah habis.
Nandi dan Kamalpun langsung menghampiri Lina.
''Selamat ya lin, ma'ap gua tidak bisa lama-lama, karena jam besuknya sudah habis.''Ucap Nandi.
''Gua juga lin, Lin harus banyak istirahat, dan laki lo suruh puasa dulu 6 bulan, haha.'' ucal Kamal sambil tertawa.
''Sue lo Mal.'' Ucap Hasan.
''Btw, gua cabut dulu, ini sekedar buat membantu biaya persalinan, cuma alakadarnya.'' Ucap Nandi.
''Iiiih, gak usah bang Nandi, ditengok juga sudah Alhamdulilah.'' Ucap Lina.
''Tidak apa-apa, terimalah, kalian kan butuh biaya buat beli keperluan bayi.'' Ucap Nandi.
''Selamat ya lin, moga anaknya menjadi anak yang soleh, jangan kaya bapaknya salah melulu, ini juga ada sedikit dari gua.'' Ucap Kamal sambil mendelik pada Hasan.
''Iiiih dasar lo, biar begini juga, gua bapak yang baik buat anak gua, gak seperti lo.'' Ucap Hasan.
Selepas itu, Nandi dan Kamal pun segera keluar dari ruangan itu, berhubung waktu besuknya sudah habis.
Setelah mereka berada di area parkiran, Nandipun langsung menyalakan motornya, yang di ikuti oleh Kamal.
Kedua motorpun kini mulai melaju meninggalkan klinik medika, yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya mereka.
Tidal lama kemudian Nandi dan kamal pun sudah tiba digang si'iran, Pas didepan rumahnya kamal.
Dan kamal terus berhenti dan mematikan motor.
''Di, Nanti gua kebengkel ya.'' Ucap Kamal.
''Oke, kita ngopi bareng.'' Jawab Nandi.
Setelah itu Nandi langsung jalan yang tidak jauh lagi akan sampai kerumah.
Nandipun kini sudah sampai pula didepan rumahnya,
''De Tuti, Ibu kapan mau jenguk Lina.'' Kata Nandi.
''Kata ibu sih, kalau Nanti Aa Hasan dan teh Lina sudah pulang kerumah, Soalnya kalau diklinik kan diwaktu, ya mungkin kurang leluasa kali Aa..'' Jawab Astuti.
''Mungkin juga begitu, ibu kan tidak disuruh juga suka bantuin ngurut, wanita yang habis melahirkan.'' Ucap Nandi.
''Ko Bapak, Barangnya belum dijual juga, padahal udah banyak loh, sampai memenuhi tempat dibelakang.'' Kata Nandi.
''Bapak nungguin harga barang naik, katanya siih harganya lagi turun hampir separohnya dari harga biasanya.'' Ucap Astuti.
''Oooh gtu.'' Saut Nandi.
Disa'at itu pula kamal datang, bersama gito dan pandi.
''Widiiiih serius amat nih, abang sama adek.'' Ucap Kamal.
''Pingin tau aja lo, ini urusan internal.'' Jawab Nandi.
''Hahaha, is oke, sori-sori.'' Ucap Kamal.
''So inggris lo Aa Kamal.'' Saut Astuti.
''Maklum Tut, Kamal kebanyakan makan roti.'' Ucap Gito ikut nimrung.
''Oo iya, De bikinin kopi ya.'' Ucap Nandi.
''Satu Bang.'' Jawab Astuti.
''Idiiih, masa lo tega tut ama kita-kita.'' Ucap Kamal.
''Ooh jadi kalian pingin ngopi juga.'' Ucap Astuti.
''Ya iyaalaaaahh.'' Jawab Kamal.
''Okee.'' Ucap Astuti sambil melangkah masuk rumah, menuju kedapur untuk bikinin kopi buat Nandi dan teman-temannya.
Pas Astuti sampai didapur nampak pak dirman dan Bu Sari lagi duduk dikursi berdua, dengan berhadap-hadapan.
''Assalam mualaikum.'' Ucap Astuti mengucapkan salam.
''Wa alaikum salam.'' Jawab Pak Dirman.
''Dikira Bapak sama ibu sudah tidur, taunya lagi makan.'' Ucap Astuti.
''Ko sebentar amat jenguknya tut, mana Nandi?.'' Tanya Bu Sari.
''Iya Bu, kan diwaktu jam besuknya, Aa Nandi ada tuh didepan bengkel sama Aa Kamal, Gito dan Pandi. ini aku mau bikinin kopi buat mereka.'' Ucap Astuti.
Dan Astuti, langsung bikinin kopi buat abangnya beserta teman-temannya.
Setelah kopi berhasil dibikin, lalu di dtaro di nampan, kini kopi siap meluncur.
Setibanya di depan bengkel, Astuti menaro nampannya yang berisi empat gelas kopi itu dimeja.
''Ini kopinya sudah jadi, silahkan diminum tuan-tuan.'' Ucap Astuti sambil tersenyum manis.
''Widiihh, lo tut kaya gak iklas aja nih bikinin kopinya.'' Ucap Kamal.
''Kalau gue gak iklas, gak bakalan gue bikinin lo lo pada, begitu Aa kamaludiiin.'' Ucap Astuti sambil tertawa sedikit.
''Hahahaaa, Gua suka itu, betul tut, kamal itu orangnya tidak tau terima kasih.'' Ucap Gito sambil tertawa.
''Sue, apa'an siih lo Gito santosoo, Made in jasun.'' Ucap Kamal.
''Widiih, payah lo mal, masa gue made in Jasun sih.'' Jawab Gito.
''Jasun itu, Jawa sunda gitooo..'' Saut pandi.
''Wah, kalian itu emang biang rese semua ya, tapi gua suka, karena tidak ada lo lo lo semua, dunia ini kayanya sepi.'' Ucap Nandi.
''Gua, gitu lo.'' Saut Kamal.
''Aduuh, gara-gara lo semua, gua lupa nih kopi jadi dingin belum diminum.'' Ucap Nandi sambil mengambil segelas kopi dan langsung menyeripitnya.
Yang terus di ikuti oleh Kamal, Gito dan Pandi Mengambil segelas kopi dimeja secara bersama'an, dan meminumnya sedikit sedikit.
''Aaahhhh, mantap benar kopi buatan Astuti.'' Ucap Kamal.
''Waduuuhh, sori nih kayanya ada yang kurang.'' Ucap Gito.
''Kalau gua sudah tau apa yang ada di otak lo, To.'' Ucap Kamal.
''Emang apa yang dimaksud gito itu, Mal?.'' Tanya Pandi pada Kamal.
''Ini nih yang dimaksud Gito santoso itu, hehee.'' Ucap Kamal Sambil mengeluarkan sebungkus roko Gudang garam filter.
''Tau aja sih lo mal, yang gua mau.'' Ucap Gito sambil mengambil sebatang roko, tapi mendadak tangannya gito kandas ditengah-tengah.
''Aeett, tidak bisa, beli dooong, hehehee.'' Ucap Kamal ngecandain Gito.
''Widiiiih, segitunya sih lo mal, cuma roko sebatang juga, kaya habis kehilangan 10 gram emas 24 karat aja.'' Ucap Gito.
''Hahaha, gua tuh paling demen, kalau ngerjain lo to, sumpah, sory to gua bercanda ko.'' Ucap Kamal sambil menaro lagi rokonya dimeja.
''Hahahahaa, Gito, gito, lo mah kaya kagak tau aja sipatnya Kamal.'' Ucap Nandi meluluhkan hati Gito.
''Iya To, si Kamal, lo mah di ambil hati.'' Saut Pandi.
''Tidak ko ngapain gua ambil hati dia, mendingan gua ambil hati gudang garam filter aja, heheee.'' Jawab Gito sambil mencabut sebatang roko garpit.
''Dasar Jasun lo.'' Ucap Kamal.
Sungguh asiknya mereka ber'empat bercanda riang, saling ejek, mereka itu sahabatnya Nandi dalam suka maupun duka, Termasuk Hasan yang malam itu istrinya lagi melahirkan bayi pertamanya.
Langit nampak hitam di angkasa, udara terasa dingin menerpa, dan malam malam itupun mereka masih asik sambil nya nyi-nyanyi.
Kini Jarum jam menunjukan pukul 22.15 menit, satu persatu merekapun bubar, sehingga akhirnya tinggalah Nandi seorang diri, yang lagi membereskan gelas-gelas bekas ngopi, sambil menata kembali bangku bekas mereka pada duduk.
Setelah itu Nandi pun masuk kerumah, sambil membawa nampan yang berisikan gelas-gelas bekas mereka pada minum kopi.
Setibanya didalam rumah, Nandi masih duduk dikursi, memikirkan pada seseorang yang terasa jauh dimata, tapi terasa dekat dihati.
''Kira-kira Sindi lagi ngapain ya.'' Ucap Nandi berkata sendiri.
''Mau nanyain kabar, dia belum punya lagi hp baru, masa gua harus nanyain pada abangnya sih.'' Kata Nandi.
Kini malampun sudah larut, jarum sekon pada jam dinding terdengar berdetak kencang.
Jalan pun terlihat sudah mulai sepi hanya beberpa kendara'an yang terlihat melintas satu dua.
Se isi rumahnya pak Dirman nampak sudah berada di alam mimpinya masing-masing.
Nandipun terlihat sudah tertidur dengan pulasnya.
Begitu cepatnya waktu berlalu, jam di dindingpun sudah menunjukan pukul 01:30 menit.
Tidak Lama kemudian malampun sudah berganti dengan pagi, suara-suara ayam jantan pun sudah diperdengarkan dimana-mana.
Dan Seruan adzan subuhpun telah berkumandang.
Pak Dirman dan Nandipun sudah bersiap-siap berangkat ke madjid untuk melaksanakan solat subuh berjama'ah.
Sepulangnya dari masjid, Nandi langsung menuju kadapur, dan di ambilnya sebuah panci terus di isi dengan air dua gelas, kemudian panci yang sudah di isi dengan air tersebut di taro di atas tungku kompor.
Ceklek Komporpun dinyalakannya.
Tidak lama kemudian air pun sudah mendidih, Lalu dituangkan pada gelas yang sudah berisi bubuk kopi hitam spesial mix, Nandi pun lalu mengaduk kopi tersebut dengan sendok teh.
Setelah itu Nandi pergibkeluar rumah, duduk diteras depan rumahnya.
Sriiipiiit, Satu sripitan kopi panas telah membasahi tenggorokannya, terus di dinyalakan pula sebatang roko Djarum super.
Spuuuuuhhhh.
Satu hisapan sebatang roko, terlihat nikmat sekali.
Disa'at Nandi lagi menikmati secangkir kopi dan sebatang roko, tiba-tiba Nada ringtoon handponnya Nandi berbunyi dengan kencangnya.
''Nomor siapa ini, perasa'an gua gak kenal, coba dah gua angkat, siapa tau penting.'' Ucap Nandi sambil mengangkat handponnya.
''Haloo, ma'ap ini siapa ya.'' Ucap Nandi.
''Ini gue Aa.'' Kata penelpon.
''Siapa ya, tapi suaramu sepertinya tidak asing di telinga gua.'' Ucap Nandi.
''Bener-bener ya kamu Aa.'' Kata sipenelepon.
''Gue Sindi Aa, masa kagak kenal, rupanya sudah lupa ya.'' ucapnya ditelpon.
''Massa allah, Sindi, pantesan suaranya tidak asing, sudah beli hp baru rupanya ya.'' Ucap Nandi ditelpon.
''Gue beli handpon seken Aa, ya lumyan sih, dari pada gue Bete.'' Ucap Sindi.
''Ya di syukurin aja Sin, Ooh iya gimana kabarnya, Ibu dan Rendi.'' Ucap Nandi.
''Alhamdulilah Aa Baik, ibu dan Aa Rendi juga dalam keada'an sehat wal'apiat.'' Jawab Sindi.
''Syukur deh, Ooh iya Sin, istrinya Hasan sudah melahirkan, kemarin malam diklinik medika.'' Ucap Nandi.
''Oooh yaa, Berarti gue besok sama Aa Rendi mau kesana atuh, gak enak kalau gak jenguk.'' Jawab Sindi.
''Ya kalau mau menengok, kerumahnya aja, soalnya waktu saya kesana juga, Hasan bilang, besoknya sudah bisa pulang katanya.'' Ucap Nandi.
''Syukur deh kalau begitu, ya udah dulu atuh Aa, selamat pagi dan selamat beraktipitas, Salam ya, buat Astuti, dan ibu serta bapak juga.'' Ucap Sindi.
''Ya makasih Sin, Nanti gua sampe'in, kamu hati-hati ya jaga kesehatn, daah Sindi.'' Ucap Nandi sambil mematikan handponnya.
Selepas Nandi ngobrol sama Sindi biarpun Hanya lewat telepon, Nampak terlihat di wajahnya Nandi seperti berseri-seri, dan Senyum-senyum sendiri.
Sikapnya Nandi yang seperti itu, ternyata ada yang memperhatikannya dari balik jendela, ada mata yang lagi mengawasi dan memperhatikan tingkah lakunyanya Nandi, tak lain dan tak bukan ia adalah Astuti adiknya Nandi.
''Ciee-ciee, yang abis telepon, girang aamat nih, hhmmm.'' Ucap Astuti.
Nandi langsung kaget, begitu Astuti muncul dan berkata seperti mengejeknya.
********************
Bersambung ke eps 19
Nantikan kelanjutannya, di episod 19
Dukung terus karya ini, dengan like, comentar, dan Vote juga ya.
Selamat membaca, semoga bisa terhibur
Terima kasih, atas dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
MATADEWA
Somplak juga mereka.....
2023-07-20
1
ketombee
sruputan... fiuhhhh...
2022-07-10
1
Ufika
baik bngt sih nandi
2022-06-30
1