Chapter 10

"Tidurlah di kamarmu".

"Tidak, aku ingin tidur bersama suamiku".

"Kau..".

"Apa..., apa kau ingin sesuatu hemm, menidurkan kepalamu di pangkuanku mungkin hehehe".

"Jangan harap, matikan lampunya".

"Mengapa juga harus dimatikan matamu saja sudah ditutup kain mengikat".

"Tapi aku tetap merasakan terang".

"Luar biasa unik kau ini, kau tahu aku memalingkan wajah, lampu terang, bisa melukis dalam gelap, bisa bela diri dan bisa berolahraga. Bahkan tau keberadaanku padahal matamu tertutup rapat. Apakah kau punya kemampuan super lainnya?".

"Berisik".

"Hehehe sebelum tidur aku akan membacakan dongeng untukmu".

"Memangnya aku anak kecil".

"Aku anggap seperti itu, karena kau sungguh unik aku suka hehee".

"Tidurlah, dan jangan sekali-kali menyentuhku lagi".

"Kenapa, kau pusing atau berhasrat he?".

"Benar-benar...awas saja kau saat aku sembuh. Kubuat kau tak bisa bangun dari tidurmu".

"Kau sudah melakukannya dulu, sampai dya minggu aku berada di pembaringan rumah sakit".

"Maka aku akan lakukan lebih dari itu".

"Baiklah, baiklah tapi aku sudah punya Samir yang akan melindungiku wekk".

"Orang asing itu tak ada apa-apanya dibanding diriku".

"Tapi dia membuatmi babak belur".

"Kau benar-benar berisik".

"Hahahaha, cobalah tidur sambil dengarkan ceeitaku oke". Andrean sudah diam saja, kesal karena Jasmine tak menuruti keinginannya.

Jasmine mengambil buku dan kembali duduk di atas kasur. Ia mulai membuka buku itu dan membacakannya.

"Hari ini aku membacakan cerita dengan judul kisah orang buta yang sembuh oleh Jubah Rosulullah saw. Kau tau Rosul kan, Nabi Muhammad?".

Tapi tak ada jawaban dari Andrean, hanya dengusan nafasnya saja yang terdengar.

"Okelah dengarkan baik-baik ya. Diriwayatkan dalam kitab “Adabul-Mufrad Lil-Imam Al-Bukhari” dan juga Imam Suyuthi, Imam Abu Bakar al-Baqilani yang dinukil oleh ulama kharismatik asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz dalam salah satu ceramahnya. Kisah ini diterjemahkan oleh Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi.

Diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah diberi hadiah oleh salah seorang dengan sebuah jubah. Kemudian, Rasulullah SAW menyuruh istri beliau Sayyidatuna Aisyah RA untuk menyimpannya.

Jubah itu diberikan kepada Aisyah, lalu disimpan ke dalam suatu tempat). Ketika Aisyah RA menyimpan jubah tersebut, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah Rasulullah. Rupanya orang yang mengetuk-ngetuk pintu itu adalah seorang peminta-minta atau pengemis.

Pengemis itu meminta sedekah kepada Rasulullah SAW. Ketika itu, Rasulullah bertanya kepada Sayyidatuna Aisyah,

“Ya Aisyah adakah yang bisa disedekahkan? Gandum ada tidak?”.

Lalu Aisyah pun berkata, “Ya Rasulullah, walau dzarrah ma wajadda li-dzaalik (Ya Rasulullah, meski sebiji pun tak ada gandum dirumahmu ini.”

Kebetulan selama tiga hari rumah Rasulullah SAW tak punya apa pun yang bisa untuk dimakan. Kemudian, Rasulullah SAW mengatakan lagi kepada Sayyidatuna Aisyah, “Coba Aisyah perlihatkan jubah yang baru dihadiahkan tadi.”

Maka Aisyah menghaturkan jubah Rasulullah tersebut. Dan Rasulullah pun melipatnya, dimasukkan ke dalam tempatnya yang semula tadi, lalu jubah itu diberikan kepada pengemis tersebut.

Kemudian, pengemis itu pun merasa bangga sekali. Bahagianya bukan main, si pengemis bersegera menuju ke pasar, lalu ia mengatakan (sambil berteriak-teriak), “Man-yasytari ‘abaa‘atan Rasulillah (wahai, penduduk pasar) siapa yang ingin membeli jubahnya Rasulullah?”

Maka seketika itu orang-orang di pasar pun berkumpul menemui pengemis itu dan menanyakan, “Berapa harga? Ini berapa harganya? Jubahnya Rasulullah ini berapa harganya?” Kemudian, jubah itu pun ditawar-tawar oleh penduduk pasar. Bahkan para Sahabat Nabi pun berkeinginan memiliki jubah manusia paling mulia tersebut.

Hingga pada suatu saat, ada seorang yang buta matanya (A‘ma) mendengar orang akan menjual jubahnya Rasulullah. Lalu orang buta itu mengatakan kepada pelayannya (ghulam atau budak laki-lakinya),

“Idzhab wa-hdhur al-‘abaa’ah mahmaa ghalaa tsamanuha (pergilah engkau ke orang itu dan engkau hadirkan jubah itu di hadapanku, dan belilah meski hargnya semahal apa pun)?”

Kata orang buta tadi, “Engkau harus beli pokoknya, hatta ruhmu yang engkau tebus tetap harus kau beli, sebab ini jubahnya Rasulullah. Dan orang yang buta tadi mengatakan lagi kepada pelayannya tersebut, “Wahai budakku, kalau engkau mampu membelinya maka engkau pun akan aku merdekakan di jalan Allah.”

Singkat cerita, budak orang buta itu pun berangkat menemui penjual jubahnya Rasulullah, lalu budak itu mengatakan kepada si penjual tersebut: “Ini aku punya majikan mau beli jubahya Rasulullah, berapa pun harganya pasti aku akan beli.”

Setelah ditawar dan akhirnya jubah itu dibeli oleh budaknya orang buta tersebut. Setelah itu, jubah tersebut dihadirkan kepada majikannya yang buta. Kemudian majikannya yang buta itu memegang jubah Rasulullah seraya berkata,

“Ya Rabb, bihaqqi Rasulillah shalallahu alaihi wa sallam wa barakati ‘abaa’atihi-thaahirah baina yadayya a‘id ilayya bashari (Ya Allah, kembalikanlah pandanganku ini dengan kemuliaan jubahnya Rasulullah SAW).

“A‘id ilayya bashari (kembalikanlah pandanganku ini)?” ucapnya berdoa sambil mengusap-usap jubahnya Rasulullah SAW ke matanya yang buta itu.

Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Tidak lama setelah ia mengusapkan jubah itu ke matanya yang buta, orang buta itu pun bisa melihat kembali seperti semula. Subhanallah, bahkan matanya lebih terang daripada sebelumnya.

Kemudian orang buta itu, sambil membawa jubahnya pergi ke rumah Rasulullah SAW dengan penuh rasa bangga, bahagia. Sebab, matanya ini bisa melihat lagi setelah sekian tahun lamanya buta. Ia pun berkata kepada Rasulullah SAW:

“Ya Rasulullah, qad ‘aada bashari wa ilaikal-‘aba’ah hadiyah minni (wahai Rasulullah, mataku sudah kembali lagi seperti semula dan engkau kukasih jubah ini lagi)?”.

Jubahnya Rasulullah SAW dikembalikannya lagi. Lalu, ia mengisahkan bagaimana kronologisnya dan kenapa jubah itu pun bisa kembali lagi ke tangannya Rasulullah. Ketika dikisahkan kenapa jubah itu bisa kembali lagi ke tangannya Rasulullah, Rasulullah SAW pun tersenyum hingga gigi geraham Beliau terlihat.

Setelah itu Rasulullah mengatakan kepada Sayyidatuna Aisyah, “Perhatikanlah wahai Aisyah jubah yang aku punya ini. Ia bisa mengkayakan orang yang miskin (faqir), ia bisa menyembuhkan orang yang sakit (buta), ia pun bisa memerdekakan budak dan kemudian kembali lagi kepada kita.” Subhanallah, ini semua tidak lain melainkan berkahnya Nabi Muhammad SAW, kekasih Allah SWT.

Kau tau suamiku, hikmah dari cerita ini. Selain hikmah dari kenabian Nabi Muhammad SAW ada hikmah lain yang terkandung di dalamnya berkaitan dengan kondisimu.

Orang yang buta ingin melihat dunia, dan berbagai cara ia lakukan untuk kesembuhan indra penglihatannya, tapi kau malah menutup mata meskipun kau tidak ditakdirkan buta.

Apakah kau ingin mengingkari nikmat yang Allah berikan padamu, meski aku bukan muslim yanh taat. Tapi sebagi istrimu aku mengingatkanmu, bahwa nikmati, syukuri dan peliharalah nikmat yang Allah berikan padamu yang bisa jadi nikmat yang ada padamu tidak dimiliki oleh orang lain".

###########

Alhamdulillah chapter 10 done

*Tolong tinggalkan jejak...

*like,vote, komen, poin, rate lima

Share and Follow Lesta Lestari...

Mampir di karyaku tentang kisah Arindra yang mengharu biru hatimu 😄😍😍**

❤❤❤❤❤❤❤

Kisah orang buta sembuh dengan jubah Rosul diambil dari kalam.sindonews.com

Terpopuler

Comments

Anasetiawan Olbag's

Anasetiawan Olbag's

makin suka aku

2021-02-03

0

RA💜<big><_

RA💜<big><_

boom like, semngat kak

2021-01-07

0

DeputiG_Rahma

DeputiG_Rahma

like DEBU mendarat thor...

maaf nih baru mampir lagi🤧🤧🤧

2020-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!