Satu pekan telah berlalu, kondisi Andrean mulai membaik, Sakti dibantu Shaina dan Paman Jamil merawat Andrian dengan sangat baik.
Andrean mulai membuka matanya, dan berulang kali ia tutup dan buka lagi. Kepalanya terasa sakit, dan ia tak bisa bergerak. Ia melihat sekeliling, asing itulah yang ia rasakan.
Shaina masuk karena hendak mengganti botol infus yang tadi ia lihat hampir habis, ia membuka pintu dan Andrean melihat seorang wanita yang tak di kenalnya.
"Siapa Kau?". Tanya Andrean membuat Shaina terkejut.
"Ya Allah alhamdulillah, Ayah...Ayah...lihat dia sudah sadar". Teriak Shaina, membuat Andrean berkerut.
Paman Jamil yang sedang bersama Sakti mendengar teriakan Shaina dan bergegas ke ruang perawatan Andrean.
"Ada apa Shaina?". Tanya Paman Jamil.
"Ituu, itu udah sadar Ayah". Shaina menunjuk Andrean.
"Paman Jamil". Panggil Andrean.
"Nak Andrean, Alhamdulillah ya Allah akhirnya sadar juga". Ucap Paman Jamil senang.
"Nak..., sejak kapan Paman memanggilku nak?".
"Tu...an Mu..da kembali?". Tanya Paman Jamil gugup tak percaya.
"Emang sejak kapan aku pergi Paman?".
"Bukan, bukan itu maksud Paman. Tapi syukurlah Tuan Muda kembali dewasa".
"Memangnya selama ini aku anak kecil, mana wanita asing itu Paman, kenapa sejak tadi aku tak melihatnya".
"Tenanglah, biarkan Sakti memeriksa Anda dulu Tuan".
"Memangnya aku kenapa, kenapa kepalaku sakit sekali Paman. Apa yang terjadi padaku?".
"Sakti periksalah dulu". Perintah Paman Jamil yang diangguki Sakti.
"Ini di mana Paman, kenapa wajah-wajah mereka asing dan suasana di sini juga sangat asing".
"Oh, ini perkenalkan dia Sakti, dokter sekaligus pengurus padepokan milik saya Tuan. Sedang ini Shania, putri kandung saya sendiri Tuan".
"Jadi saat ini saya ada di padepokan?".
"Benar Tuan, ini Padepokan yang saya dirikan".
"Ini milik Paman, lalu kenapa aku dibawa ke sini?".
"Lebih baik Tuan tenangkan diri dulu, nanti akan saya akan ceritakan apa yang sudah menimpa Tuan hingga dibawa kemari".
"Aku ingin sekarang Paman, jangan biarkan aku memerintahmu untuk ke dua kalinya. Paman tau bukan apa akibatnya jika aku sampai memberi perintah dua kali?".
"Tuan Muda benar-benar sudah kembali ke sifat aslinya".
"Kenapa kau mengancam Ayahku, bukannya terima kasih sudah ditolong, malah angkuh seperti ini. Jika bukan kami yang menolongmu kau sudah mati tau". Shaina kesal melihat Ayahnya tidak dihormati oleh Andrean.
"Heii kau jangan campuri urusanku, Kau..."
"Sudahlah Tuan, maafkan Shaina. Ia belum terbiasa dengan sikap Tuan. Shaina dan Sakti bisa minta tolong kalian keluar dulu".
Sakti menunduk dan menatap tajam Andrean, sama dengan Shaina yang menunjukkan wajah kesal.
"Kami keluar dulu Ayah, bilang pada Tuan Muda yang angkuh ini, kalau dia itu pria lemah".
"Hei kau..."
"Cukup Shaina, Sakti keluarlah".
Shaina dan Sakti pun keluar dengan wajah kesal masing-masing. Sedangkan kini Andrean memandang tajam Paman Jamil.
"Lain kali, aku takkan memaafkan anakmu Paman, sekarang ceritakanlah apa yang terjadi padaku".
"Baiklah, dengankan Tuan dan tetaplah tenang".
Paman Jamil pun menceritakan tentang kondisi Andrean yang bersikap seperti anak kecil, tentang Jasmine yang sedang hamil anaknya, kemudian menghilang.
Tentang Opa Jared yang memintanya kembali mengasingkannya diasingkan, terakhir tentang Jadit adik dari Opa Jared membuat Andrean marah.
"Antarkan aku pada mereka sekarang Paman, mereka harus merasakan apa yang aku rasakan".
"Sabarlah Tuan, Tuan baru saja sadar, maka lebih baik kita pulihkan dulu keadaan Tuan, hingga Tuan mampu berhadapan dengan mereka".
"Paman pikir aku tidak mampu menghadapi mereka, kau meragukanmu Paman?".
"Dengan kondisi Anda sekarang jelas Saya meragukan Anda Tuan".
"Paman...".
"Lihatlah kondisi Tuan saat ini, Jangankan untuk melawan mereka untuk berdiri saja bukankah Tuan belum sanggup. Jika Tuan ingin melawan mereka maka Tuan butuh strategi bukan emosi. Hanya bermodal kata-kata saja, Saya yakin Anda tidak akan menang".
"Shiit, Lalu apa yang kulakukan Paman?". Ucap Andrean yang sudah melunak.
"Pulihkan dulu kesehatan Tuan, berlatihlah di padepokan ini. Asah lagi kemampuan unik Anda, dan siapkan strategi".
"Strategi apa yang harus aku lakukan Paman?".
"Kondisimu saat ini, mengingatkan pada cerita Ayahnya Paman tentang sebuah perang. Kau tau kisah perang Badar?".
"Tidak Paman".
"Perang Badar adalah perang di mana pasukan muslimin hanya berjumlah 313 orang, sedangkan kaum musrikin Quraisy dari Mekkah berjumlah 1000 orang.
Ketika Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pasukannya sampai di dekat Safra\(suatu daerah di dekat Badar\); beliau mengutus Basbas dan Ady bin Abi Zaghba ke Badar.
Keduanya disuruh mencari informasi tentang Abu Sufyan dan rombongan dagangnya. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar Radhiyallahu anhu juga keluar untuk tujuan ini.
Keduanya bertemu dengan seseorang yang sudah tua. Rasulullah bertanya kepadanya tentang pasukan Quraisy. Orang tua itu mau menjawab asalkan mereka berdua memberitahu dari mana asal mereka ? Keduanya setuju. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya agar bercerita lebih dahulu.
Orang itu menjelaskan bahwa ia mendengar berita tentang Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya telah berangkat pada hari ini dan ini. Jika si pembawa berita itu benar, berarti mereka sekarang sudah sampai di tempat ini dan ini.
Dan jika si pembawa berita tentang pasukan Quraisy juga jujur, berarti mereka sekarang berada di tempat ini dan ini. Setelah menyelesaikan ceritanya, orang itu bertanya: “Dari mana kalian berdua ?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kami berasal dari air”. Kemudian keduanya meninggalkan orang tua itu yang masih bertanya : “Dari air ? Apakah dari air Irak ?.
Sore harinya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ali, Zubair, dan Sa`d Bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhum beserta sekelompok Sahabat lainnya untuk mengumpulkan data-data tentang musuh.
Di sekitar sumur Badar, rombongan ini menemukan dua orang yang bertugas mengambil air untuk pasukan Mekah. Mereka membawa dua orang ini ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sedang shalat. Lantas mereka mulai mengorek keterangan dari keduanya.
Dua orang ini mengakui bahwa mereka pemberi minum pada pasukan Mekah. Namun, para Sahabat tidak mempercayai mereka. Para Sahabat mengira keduanya adalah anak buah Abu Sufyan. Lalu mereka memukuli keduanya hingga mau mengaku bahwa mereka anak buah Abu Sufyan.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan para Sahabatnya, karena mereka telah memukul keduanya saat jujur dan membiarkan mereka saat berdusta.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada keduanya tentang posisi pasukan Mekah. Mereka menjawab: “Mereka di belakang bukit di Udwatul Qushwa.” Kemudian beliau bertanya tentang jumlah pasukan Mekah.
Akan tetapi, dua orang ini tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, namun keduanya menyebutkan jumlah unta yang mereka sembelih setiap harinya, yaitu antara 9 sampai 10. Dari sini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpulkan bahwa jumlah mereka antara 900 – 1000 pasukan.
Dua orang ini juga menyebutkan bahwa di antara pasukan itu ada beberapa tokoh Mekah. Dalam kitab Rahîqul Makhtûm disebutkan, Beliau bertanya dua orang ini, “Siapa sajakah pemuka Quraisy yang ikut?” Mereka menjawab, “Utbah dan Syaibah,
keduanya anak Rabîah, Abul Bakhtari bin Hisyâm, Hakim bin Hizâm, Naufal bin Khuwailid, al\-Hârits bin Amir, Thaîmah bin Adi, an\-Nadhr bin Harits, Zamah bin al-Aswad, Abu Jahl bin Hisyam, Umayah bin Khalaf dan lainnya.”
Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada para Sahabatnya: “Mekah telah mencampakkan para tokohnya ke hadapan kalian.”
Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan beberapa tempat yang akan menjadi tempat tewasnya beberapa tokoh Quraisy. Malam itu Allah Azza wa Jalla menurunkan hujan untuk mensucikan kaum Muslimin dan meneguhkan telapak kaki mereka di atas bumi. Allah Azza wa Jalla jadikan hujan tersebut sebagai bencana yang besar bagi kaum Musyrikin.
Tentang ini Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ
Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu). al-Anfâl 8:11.
Di antara nikmat Allah Azza wa Jalla kepada kaum Muslimin saat itu adalah Allah Azza wa Jalla menjadikan para Sahabat mengantuk sebagai penenteram jiwa.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa pasukannya mendekati mata air Badar mendahului orang-orang Musyrik agar musuh tidak bisa menguasai mata air.
Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menentukan satu posisi, al-Habâb bin Mundzir Radhiyallahu anhu mengeluarkan pendapatnya,
“Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bagaimanakah pendapat anda tentang posisi ini ? Apakah posisi ini diwahyukan oleh Allah Azza wa Jalla sehingga kita tidak boleh maju atau mundur ? Ataukah ini hanya pendapat, siasat dan takti perang saja”?.
Beliau menjawab:
“Ini hanya pendapat, siasat dan taktik perang saja.”
al-Habâb Radhiyallahu anhu mengatakan : “Wahai Rasulullah, posisi ini kurang tepat, bawalah orang-orang ini ke sumur yang paling dekat dengan posisi musuh. kita kuasai sumur itu lalu yang lainnya kita rusak. Kita membuat telaga besar lalu kita penuhi air. Kemudian baru kita perangi mereka, kita bisa minum sementara mereka tidak bisa.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada al-Habâb Radhiyallahu anhu , “Engkau telah menyampaikan pendapat yang jitu."
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujuinya dan melakukannya. Ketika sudah menguasai tempat yang ditunjukkan oleh al-Habbab, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuatkan `arisy (tenda) oleh para Sahabat sebagai tempat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bermunajat kepada Allah Azza wa Jalla dan memantau jalannya peperangan.
Dari beberapa nash tentang perang Badar dapat dipahami bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut serta dalam perang. Beliau tidak terus-menerus di dalam tendanya atau tidak terus-menerus berdoa.
Di antara kisah yang membuktikannya adalah ucapan Ali Radhiyallahu anhu, “Aku memperhatikan diri kami pada saat Badar. Saat itu, kami berlindung dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah orang yang paling dekat dengan musuh dan orang yang paling susah.”
Dalam riwayat lain diceritakan, “Ketika peperangan sudah berkecamuk, kami berlindung dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah orang yang paling menderita. Tidak ada seorang pun yang lebih dekat posisinya dengan orang Musyrik dibandingkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam".
Di antara buktinya juga, sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para Sahabatnya saat perang Badar, “Janganlah sekali-kali ada salah seorang di antara kalian yang maju kepada sesuatu, sampai aku berada di dekat sesuatu itu.”.
Ibnu Katsîr mengatakan, “Sungguh beliau telah berperang dengan sungguh-sungguh. Demikian pula Abu Bakar Radhiyallahu anhu. Sebagaimana keduanya berjihad di tenda dengan berdo’a, mereka juga keluar, memberikan motivasi untuk berperang dan mereka juga ikut berperang dengan fisik.”
Setelah melakukan semua persiapan fisik yang memungkinan untuk mewujudkan kemenangan di lapangan, malam itu beliau bertadarru` (memohon) kepada Allah Azza wa Jalla agar menolongnya.
Di antara doa yang beliau ucapkan adalah: اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ Ya
Allah Azza wa Jalla , penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini. [HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763].
Dalam riwayat ini juga disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terus bermunajat kepada Rabbnya hingga selendang beliau jatuh dari pundak.
Abu Bakar Radhiyallahu anhu datang dan mengambil selendang tersebut kemudian meletakkan kembali di pundak beliau. Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata,
“Wahai Nabi Allah Azza wa Jalla , sudah cukup engkau bermunajat kepada Rabbmu dan Allah Azza wa Jalla pasti akan memenuhi janji-Nya.”.
Kemudian turunlah firman Allah Azza wa Jalla :
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ “
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu :
“Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut”.[al-Anfâl/8:9].
Setelah itu Abu Bakar Radhiyallahu anhu memegang tangan beliau dan berkata, “Cukup wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , engkau telah berkali-kali memohon kepada Rabbmu”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam segera mengambil baju besi dan terjun ke medan tempur seraya membaca firman Allah Azza wa Jalla :
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ “
Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. [al-Qamar 54 : 45]
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Umar Radhiyallahu anhu berkata, “Golongan manakah yang akan dikalahkan? Dan golongan apa yang akan dimenangkan?”.
Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu melanjutkan, “Tatkala perang Badar aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerjang musuh dengan baju besinya, seraya mengucapkan ayat ini. Ketika itu tahulah aku maksud ayat ini.”
###############
Alhamdulillah chapter 20 done
Tolong tinggalkan jejak dong..
Votee, komen, like, poin atau rate lima...
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Referensi: https://almanhaj.or.id/3754\-kisah\-perang\-badar.html
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Sekapuk Berduri
sampai sini dlu.. semoga keberkahan selalu ada untuk novel ini 🤗💕
2020-12-24
1
Little Peony
Semangat selalu thor ❤️❤️
2020-12-14
1
LINA
20 like and rate 5 sudah mendarat di karya kk 😊 saling mendukung 🙂 semangat berkarya ka 💪
2020-11-27
0