Semakin hari, Tasya semakin berani meminta uang dengan jumlah yang lebih banyak daripada sebelum-sebelumnya kepada Aldo.
Tentu saja dengan ancaman akan mengambil Revan, kalau Aldo berani berbuat macam-macam apalagi menceraikan dirinya.
Karena sudah tidak tahan lagi uangnya selalu dikuras Tasya, Aldo memutuskan untuk membuat suatu rencana yang akan menjatuhkan Tasya.
Saat itu, Aldo sedang berada di ruang kerjanya. Ia memanggil asistennya Raffa, untuk membantunya melancarkan rencananya.
"Selamat siang, Tuan. Tuan panggil saya?" tanya Raffa.
"Iya. Duduklah, ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu" ucap Aldo.
Raffa menuruti perkataan bosnya dan duduk berhadapan dengan Aldo di sebuah sofa, di ruang kerja Aldo.
"Jadi begini, saya ingin kamu membuat semua daftar pengeluaran yang saya lakukan untuk diberikan kepada Tasya. Tulis semua nominalnya tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Saya akan membawa itu sebagai bukti, saat saya akan menceraikan dia" ujar Aldo.
"Jadi, Tuan ingin menceraikan Nyonya Tasya?".
"Iya. Saya tidak tahan lagi, dia selalu memeras saya. Bisa-bisa saya bangkrut gara-gara dia".
"Tapi bagaimana kalau Nyonya Tasya membongkar pernikahan kedua Tuan di media? Pasti reputasi Tuan akan buruk" kata Raffa, mengingatkan.
"Kita bisa membayar media agar bungkam. Sekali pun nantinya tetap akan ketahuan, saya akan membeberkan semua kelakuan busuk Tasya yang sangat licik dan tidak becus itu. Jadi, sebaiknya kamu carikan bukti-bukti untuk memperkuat semuanya".
"Siap, Tuan. Akan saya laksanakan".
Raffa keluar dari ruangan Aldo dan segera melakukan yang diperintahkan bosnya. Sedangkan Aldo, tersenyum penuh arti. Ia berharap rencananya kali ini akan berjalan sesuai rencana.
Jam menunjukkan pukul 11 malam, Aldo baru saja tiba di rumah setelah banyaknya meeting yang harus dilakukannya bersama kliennya yang berasal dari luar kota maupun luar negeri.
Ia sudah disambut oleh Kayla yang sedari tadi menunggunya untuk pulang.
"Kay, kenapa kamu belum tidur?" tanya Aldo.
"Ini Om, eh Mas, aku nggak bisa tidur. Jadi nungguin kamu pulang" ucap Kayla, yang masih kaku saat memanggil Aldo dengan sebutan Mas.
"Terima kasih ya. Revan mana? Sudah tidur?".
"Iya sudah kok".
"Kalau adek bayinya didalam sana gimana? Nggak gangguin Maminya kan?".
Aldo mengusap perut Kayla, mencoba bebicara dengan sang jabang bayi yang membuat Kayla tersenyum senang.
"Aku nggak nakal kok" kata Kayla, mencoba menirukan suara anak kecil.
Aldo tertawa mendengar suara Kayla, kemudian mengecup singkat bibir istrinya itu.
"Imut banget deh" katanya, membuat Kayla tersipu malu.
"Ayo tidur. Aku capek banget nih".
"Tunggu, Mas. Tante Tasya ada disini. Mas, nggak tidur bareng Tante Tasya?".
Kayla memang berharap Aldo akan memilih tidur dengannya. Tetapi, ia sadar ia harus meminta pendapat suaminya itu, karena saat ini istri Aldo bukan hanya dia, tetapi ada juga Tasya.
"Ternyata ingat pulang juga dia. Aku tetap akan tidur dengan kamu. Ayo, kita ke kamar kamu sekarang Kay" ajak Aldo.
Kayla mengangguk. Ia merasa senang, ternyata Aldo memilih tidur dengannya.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengintip ke arah mereka dengan tangan yang terkepal kuat.
"Berani-beraninya dia mengajak Aldo untuk tidur bersama. Padahal aku sudah berdandan sangat seksi untuk mendapatkan hati Aldo kembali. Argghhhh Kayla brengsek" geram Tasya.
.
.
.
Sudah beberapa hari ini, Tasya terlihat selalu berada di rumah. Dia selalu mencoba menarik perhatian Aldo, agar Aldo bisa kembali jatuh cinta padanya. Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur.
Perasaan Aldo sama sekali sudah hilang pada Tasya. Ia bahkan tahu, kalau ini hanyalah taktik yang dilakukan Tasya, agar ia berpikir bahwa istrinya itu telah berubah.
Namun, Aldo tidak bisa dibodohi. Ia tahu semua rencana busuk Tasya, sehingga sama sekali tidak terpedaya dengan bujuk rayunya.
Aldo tengah fokus menatap layar komputernya, sampai terdengar ketukan pintu di ruang kerjanya yang membuat Aldo mengalihkan pandangannya dari layar komputer.
"Masuk" kata Aldo.
Raffa masuk kedalam ruangan, setelah dipersilahkan oleh Aldo.
"Bagaimana? Kamu sudah mengumpulkan semua bukti-buktinya?.
"Sudah, Tuan".
Raffa menyodorkan semua bukti transfer yang dikirim Aldo ke rekening milik Tasya serta foto-foto Tasya yang sedang berfoya-foya dengan teman-temannya.
"Siapkan pengacara terbaik. Aku akan menuntutnya atas tindakan pemerasan dan juga karena penelantaran suami dan juga anaknya" perintah Aldo.
"Baik, Tuan. Akan saya siapkan secepatnya" kata Raffa.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya semua persiapan telah siap. Aldo segera menghubungi Tasya dan memintanya bertemu di villa milik Aldo.
Mendengar hal itu, tentu saja membuat Tasya sangat senang. Ia mengira Aldo sudah kembali mencintainya, sehingga tanpa rasa curiga ia menyetujui untuk bertemu.
Sesampainya di villa, Aldo melihat sudah ada mobil Tasya yang terparkir, menandakan pemilik mobil itu telah lebih dulu sampai.
Aldo pun memasuki villa bersama Raffa dan juga pengacaranya.
Awalnya Tasya tersenyum bahagia saat melihat Aldo. Namun, saat melihat Raffa dan juga Pak Pengacara, raut wajahnya langsung berubah.
"Apa maksudnya ini? Kenapa kamu mengajak mereka, Mas? Aku pikir kamu sudah sadar dan ingin kembali bersamaku" ucap Tasya.
"Mimpi kamu. Aku datang kesini, karena ingin menceraikan kamu" ujar Aldo.
"Aku sudah bilang kalau kamu..".
Belum selesai Tasya berbicara, Aldo langsung melemparkan bukti-bukti dihadapan Tasya.
"Lihat baik-baik semua itu. Aku akan menuntut kamu karena sudah berani memeras dan juga menelantarkan aku dan Revan".
"Kamu pikir hakim akan berpihak ke kamu? Aku akan mengatakan kalau kamu selingkuh dan menghamili ponakan kamu sendiri" geram Tasya.
"Coba saja kalau berani. Oh iya, aku baru ingat, Papa kamu juga gila harta seperti kamu kan? Apa jadinya kalau aku mencabut semua saham aku di perusahaan Papa kamu? Saham aku disana ada 40% loh. Bisa-bisa jantung Papa kamu kumat" kata Aldo, tersenyum sinis.
"Jangan macam-macam kamu Aldo. Jangan pernah mencelakai Papa aku" teriak Tasya.
"Siapa juga yang mau mencelakai Papa kamu? Aku hanya ingin mengambil hakku, apa itu salah? Kamu kan jadi seperti ini karena Papa kamu. Karena Papa kamu yang gila harta itu, akhirnya kamu juga jadi ikut-ikutan gila harta dan ingin dihormati siapa pun" Teriak Aldo, mulai emosi.
"Kamu tahu Tasya? Awalnya aku menyukai kamu dan bahkan berniat menikahi kamu, karena kamu anak yang mandiri dan sangat sayang kepada ayah kamu. Kamu juga orangnya sangat ceria dan juga perhatian. Tapi aku baru tahu, itu semuanya palsu. Kamu membuatku jatuh cinta ke kamu, supaya bisa menguasai harta aku kan? Aku tahu semua rencana busuk kamu dan Papa kamu itu. Aku menyesal baru tahu itu saat kamu melahirkan Revan. Itulah kenapa aku masih ingin mempertahankan hubungan kita. Tapi saat Revan lahir ternyata kamu tidak juga peduli kepadanya, disitulah aku ingin menghentikan semuanya. Jadi aku akan tetap kepada keputusanku saat ini, yaitu ingin menceraikan kamu" lanjut Aldo, panjang lebar.
"Tidak Aldo, kamu tidak bisa menceraikan aku, tidak bisa" teriak Tasya.
"Disaksikan oleh pengacara dan juga asisten, kamu Natasya Putri, mulai hari ini, detik ini, aku akan mentalak kamu, talak tiga sekaligus. Kita resmi bercerai secara agama dan tidak akan pernah ada kata rujuk diantara kita. Aku akan mengurus semua surat perceraian kita. Dan ingat, tidak ada sepeserpun harta yang aku berikan ke kamu. Revan juga akan menjadi hak asuh aku sepenuhnya".
Aldo beserta asisten dan pengacaranya pergi dari tempat itu. Sedangkan Tasya masih syok. Tubuhnya merosot ke lantai karena tidak bisa menerima kenyataan yang telah terjadi.
"Tidak mungkin aku cerai. Tidak mungkin aku diceraikan. Aku tidak mau jatuh miskin lagi. Tidak mau" teriaknya, begitu histeris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Dewi Zahra
dasar wanita licik
2021-08-30
1
Tiwik Firdaus
dasar wanita licik gila harta gitu kok sampai punya anak
2021-06-29
0
Aish🍿ᗰՏᖴ🍿᯽ℒ𝓊𝒸𝒶𝒾𝓂❦︎🍆
disini suami ga salah, karena anak dan suami diletantarin malah foya" ma temen" sosialitanya
2021-04-29
2