Aldo terbangun dari tidurnya, akibat sinar matahari yang menembus jendela kamarnya. Ia mengerjapkan matanya mencoba bangun dari tempat tidur dengan kepala yang masih pusing, sehabis minum semalam.
Ia melihat ke samping tempat tidur, sudah kosong. Hanya ada bercak darah di kasurnya saat itu.
"Tasya dimana? apa dia sudah pergi lagi pagi ini? lalu darah apa ini? perasaan tadi malam Tasya nggak datang bulan".
Aldo mencoba mengingat-ingat kejadian semalam, namun ia tidak bisa mengingatnya dengan jelas karena sangat mabuk.
Ia belum menyadari, bahwa yang tadi malam ditidurinya adalah ponakannya sendiri, bukanlah istrinya.
Dengan langkah gontai ia menuju ke kamar mandi untuk bersiap ke kantor. Setelah itu, ia menuju ke ruang makan untuk sarapan.
Saat menuruni tangga, ia bisa melihat punggung Kayla yang sedang memasak dan juga Revan yang sudah duduk di meja makan, lengkap dengan baju sekolahnya.
"Wah masak apa nih kak Kaylanya?" tanya Aldo, bergabung di meja makan.
Kayla tidak menjawab pertanyaan Aldo, sehingga Revan lah yang menjawabnya.
"Masak nasi goreng Pa"
"Ohh gitu"
Kenapa sikap Kayla aneh ya hari ini. Dia jadi banyak diam.
Kayla menyajikan nasi goreng buatannya di meja makan, serta menyajikan sup penghilang mabuk untuk Aldo.
"Wah ada sup. Makasih ya Kayla" ucap Aldo sambil tersenyum.
Kayla hanya mengangguk, kemudian lanjut membersihkan dapur.
"Nggak usah dibersihin Kay, nanti biar Mbak aja yang bersihin kalau udah datang nanti" ujar Aldo, namun lagi-lagi Kayla hanya mengagguk tanpa menjawab.
Semenjak kejadian semalam Kayla memang mencoba menjaga jarak kepada Aldo. Ia juga hanya menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan Aldo dengan sebuah anggukan. Tentu saja melihat hal itu, Aldo merasa ada yang aneh terjadi kepada ponakannya.
"Dimana tante Tasya, Kay?" tanya Aldo lagi.
Mendengar nama itu, seketika tubuh Kayla menegang. Lidahnya keluh, tidak bisa menjawab. Ia terbayang-bayang dengan kejadian semalam, karena saat menyetubuhinya Aldo meracau menyebut nama Tasya, istrinya.
"Mama nggak di rumah dari kemarin, Pa. Mama bilang mau pulang 2 atau 3 hari lagi" ucap Revan tiba-tiba.
"Apa? Terus yang tadi malam tidur..."
Aldo tidak meneruskan perkataannya. Ia melihat ke arah Kayla yang sudah tertunduk, dengan badan bergetar seperti sedang menahan tangis.
Kini ia paham apa yang sebenarnya terjadi. Orang yang ditidurinya semalam bukanlah istrinya melainkan ponakannya sendiri.
Alkohol bodoh. Apa yang sebenarnya telah aku perbuat semalam, kenapa aku tidak bisa membedakan istri dan ponakanku sendiri.
"Revan, sekarang kamu berangkat ke sekolah ya, nanti kamu terlambat. Kamu juga diantar sama supir dulu ya hari ini" ucap Aldo.
"Yahh, kenapa nggak Papa aja sih yang anterin?"
"Papa lagi mau ngurus sesuatu. Papa janji, nanti pulang sekolah papa yang akan jemput Revan"
"Janji ya?"
"Iya. Sekarang berangkat ya"
"Oke. Dadah Papa, Kak Kayla"
Kayla hanya tersenyum singkat kemudian kembali menundukkan kepalanya.
Kini hanya tinggal mereka berdua di ruangan makan itu. Aldo perlahan mencoba membuka suara.
"Maaf Kayla. Tapi om mau tanya, apa tadi malam om berbuat sesuatu sama kamu?"
Kayla tidak menjawab dan terus menundukkan kepalanya.
"Om mohon kamu bilang Kayla. Om akan tanggung jawab kalau benar Om berbuat sesuatu sama kamu"
"Tanggung jawab seperti apa?" kini Kayla mulai buka suara.
"Om sudah merusak harta yang sangat berharga dan yang selalu aku jaga selama ini. Jadi tanggung jawab apa yang ingin Om lakukan?" teriak Kayla.
"Jadi benar kalau Om yang sudah meniduri kamu?"
"Iya"
Air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Kayla tidak dapat menahannya lagi. Perasaan marah, kesal, hancur, semuanya telah menjadi satu.
"Om minta maaf Kay. Sumpah, om benar-benar tidak tahu kalau itu kamu. Om memang salah Kay, Om minta maaf" ucap Aldo, mulai bersujud di kaki Kayla.
"Bangun Om. Jangan bersujud seperti itu"
"Om janji akan tanggung jawab Kay, kalau kamu sampai hamil. Tapi untuk masalah keperawanan kamu, jujur Om sangat menyesal. Om tidak bisa berbuat apa-apa untuk hal itu"
"Om sudah menikah. Apa yang akan dikatakan tante Tasya kalau tahu suaminya meniduri ponakannya sendiri? Jadi berhenti membahas soal tanggung jawab. Doakan saja semoga aku tidak sampai hamil. Lalu masalah perawan aku, jujur aku kecewa Om, tapi semua sudah terjadi. Percuma menyesalinya sekarang" ujar Kayla.
"Terima kasih Kayla. Om benar-benar menyesalinya"
"Sudahlah Om. Sebaiknya om pergi ke kantor. Tidak baik, kalau hanya kita berdua disini"
"Baiklah kalau begitu. Om pamit ya, sekali lagi Om minta maaf"
"Iya"
Setelah dirasanya Aldo sudah pergi, Kayla kembali menangis. Ia sangat takut kalau memang ia hamil nantinya.
Kayla memutuskan untuk tidak masuk kuliah hari ini, karena ingin menenangkan dirinya.
Di Kantor
Aldo terlihat gusar di ruang kerjanya. Ia masih memikirkan kebodohannya semalam, yang membuat kejadian yang tidak diinginkannya terjadi.
Raffa asisten Aldo yang melihat bosnya terlihat stres, mulai bertanya.
"Maaf Tuan. Apa mau saya bawakan kopi?"
"Boleh. Bawakan kopi hitam tanpa gula"
"Tuan yakin? Biasanyakan Tuan minumnya kopi latte" ucap Raffa.
"Tapi sekarang saya maunya kopi hitam tanpa gula. Bawakan sekarang dan berhenti bertanya" kata Aldo, mulai emosi.
"Baik Tuan"
Asistennya pun keluar dari ruangan, untuk membawakan kopi pesanannya.
Disaat Aldo masih stres dengan kejadian tadi malam, hp nya berbunyi.
Ia mengambil hp nya dan melihat nama istrinya dilayar hp.
Gara-gara dia yang nggak pulang ke rumah, semuanya jadi berantakan seperti ini.
Aldo mengangkat panggilan itu dan terdengar suara dari seberang telepon.
"Halo sayang. Kamu di kantor ya?"
"Memangnya kenapa? Kamu kenapa nggak pulang kemarin? Aku dengar dari Revan, kalau kamu akan pulang dua atau tiga hari lagi. Itu benar?" tanya Aldo.
"Nggak kok mas. Aku bakal pulang nanti malam. Maaf soal yang kemarin ya, tapi aku boleh minta uang sekali ini aja? Mau bayar uang arisan"
"Arisan apalagi? Kamu itu terlalu banyak arisan. Aku tidak akan mengirim uang lagi. Aku sudah mengeluarkan sangat banyak uang untuk kamu"
"Kamu jahat banget, pelit lagi. Aku nggak jadi pulang kalau kamu nggak kirim uangnya mas" ancam Tasya.
"Terserah kalau kamu nggak mau pulang lagi. Aku nggak peduli".
Aldo mematikan sambungan teleponnya dan melemparkan hp nya ke arah pintu hingga pecah.
Raffa yang baru saja masuk ke dalam ruangan untuk membawa kopi pesanan bosnya, menjadi terkejut melihat hp yang dilemparkan hampir mengenai wajahnya. Untung saja dengan cepat ia segera menghindar.
"Maaf Tuan, ini kopinya. Hp nya ingin diganti yang baru lagi?"
"Iya. Ganti sekarang juga"
"Siap Tuan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Lotus 98
salah om nya sih kenapa ada masalah larinya ke alkohol
tantenya lagi ada masalah kabur kaburan mana hidupnya arisan mulu dah tahu ada ponakan perempuan di rumah mana boleh ditinggal berdua dirumah bisa ada godaan syaiton,
kayla juga buat apa sih bantuin orang mabok mending sembunyi jauh jauh orang mabok kan gak sadar jadi gak usah di deketin ntar runyam urusannya 😥
2023-01-09
0
🤩😘wiexelsvan😘🤩
kebiasaan sultan mah gitu,,,habis d rusakin langsung cuzzzz beli 😄😄😄
2021-09-30
1
niktut ugis
Aldo...daripda di lempar mendingan hpnya buat akuh 😌
2021-08-21
0