Tasya terlihat sangat frustasi, karena Aldo sudah mengucapkan talak kepadanya. Yang artinya, mereka sudah resmi bercerai secara agama dan tidak akan bisa kembali bersama lagi.
"Kenapa kamu jahat Aldo, kenapa? Semua gara-gara Kayla. Kayla kurang ajar" teriaknya, mulai memecahkan seluruh barang-barang yang ada di villa milik Aldo.
Segera dua satpam yang menjaga villa milik Aldo itu langsung menyeret Tasya keluar dari rumah.
"Lepasin saya. Saya Nyonya disini. Kalian tidak berhak mengusir saya. Berhenti" teriak Tasya, tidak terima.
"Maaf, Bu. Sekarang Anda bukan lagi Nyonya jadi kami berhak mengusir Anda. Tuan Aldo juga sudah berpesan untuk mengusir Anda dari sini" ucap salah satu satpam.
"Persetan dengan omongannya! Kalian tidak bisa macam-macam kepada saya"
"Sebaiknya Ibu pergi dari sini. Karena ini hanya akan membuat Ibu malu, kalau para tetangga melihatnya, Bu"
"Biar saja mereka tahu. Biar mereka juga tahu kalau aku diceraikan karena Tuan kalian itu sudah berselingkuh!"
"Masukkan dia kedalam taksi dan suruh bawa pergi sejauh mungkin dari tempat ini" suruh salah satu satpam kepada anak buahnya.
"Siap, Pak"
Mereka menghentikan taksi yang lewat, kemudian memaksa Tasya agar masuk kedalamnya.
"Pak, bawa dia pergi sejauh mungkin. Terserah kemana. Ini uangnya"
"Baik, Pak"
"Brengsek kalian. Akan aku pastikan kalian semua dipecat" teriak Tasya lagi, saat mobil taksi sudah menjauh pergi.
Di tempat lain, Aldo bersyukur karena masalah pertama sudah selesai. Kini, hanya satu masalah lagi yaitu berperang melawan Tasya di pengadilan nanti.
Setelah selesai mengurus semua perceraiannya di kantor pengadilan agama, Aldo memutuskan untuk pulang, karena sudah rindu ingin bertemu dengan Kayla, bayinya, dan juga Revan.
Sesampainya di rumah, Aldo langsung disambut oleh Revan dan Kayla di depan pintu.
"Wah, baru pulang Papa udah disambut nih. Terima kasih ya"
Aldo memeluk kedua orang yang paling berharga dihidupnya saat ini. Menurutnya, dengan kehadiran Kayla, hidupnya dan Revan menjadi lebih berwarna dan berarti.
"Oh iya, aku mau kasih sesuatu ke Mami Kay dan juga Revan".
"Apa itu, Mas?" tanya Kayla.
"Iya, apa itu, Pa?" tambah Revan.
"Jadi gini, tadi Papa sudah menceraikan Mama Tasya. Itu adalah pilihan yang Papa pilih. Kalau Revan sendiri, apa tidak masalah dengan keputusan Papa?" tanya Aldo kepada anaknya.
"Nggak kok, Pa. Revan tahu, Papa selama ini nggak pernah bahagia sama Mama Tasya. Papa tiap hari selalu marah-marah kalau ketemu Mama Tasya. Jadi, Revan nggak masalah kalau kalian harus berpisah. Kan sekarang sudah ada Mami Kay, yang mau nemenin Revan" ujar Revan, sambil menoleh ke arah Kayla.
Kayla tersenyum bahagia. Ia sangat senang karena Revan bisa menerimanya sebagai ibunya.
"Makasih ya sayang. Mami bahagia karena kamu sudah menerima, Mami"
"Sama-sama, Mi"
Kayla memeluk Revan dengan penuh kasih sayang.
Aldo yang melihat keharuan anak dan istrinya itu, merasa seperti dihiraukan.
"Kok, Papa nggak dipeluk juga sih?" tanya Aldo.
"Papa nyebelin, maunya dipeluk mulu" ucap Revan.
"Dengerin tuh, Pa" tambah Kayla.
"Kalian ini ya, memang suka godain Papa. Sini dicium yang suka godain"
Aldo menghujani ciuman ke pipi Revan dan juga Kayla membuat mereka tertawa geli.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Revan sudah lebih dulu tidur di kamarnya, sedangkan Kayla dan Aldo masih asyik menonton TV bersama.
"Han, lihat tuh di TV waktu aku masih kecil, kalau mau sms harus ke pergi ke tempat kayak gitu, model warnet gitu, yang kalau mau ngirim sms harus pakai kode dulu, udah kayak kode morse" ujar Aldo, sambil tertawa.
Kayla yang tidak mengerti hanya terdiam. Ya, perbedaan usia yang cukup jauh yaitu terpaut 13 tahun, membuat Raisa tidak pernah merasakan saat-saat dimana kesusahan mengirim pesan maupun telepon.
"Nggak lucu ya, Han? Iya sih, kamu pasti nggak ngerti. Kamu kan lahir di zaman modern" ucap Aldo.
"Tunggu, dari tadi Mas nyebut nama Han. Han itu siapa?" selidik Kayla.
"Singkatan dari honey"
"Kenapa tiba-tiba manggil aku honey? Kita kan belum mutusin untuk manggil apa"
"Aku sudah putuskan. Jadi sisa kamu, mau panggil aku apa?" tanya Aldo.
"Hmm apa ya.. Oh iya aku panggil bee aja"
"Kok bee? Bibi dong" kata Aldo.
"Kan Mas panggil aku honey nah honey bisa berarti artinya madu. Madu diproduksi oleh siapa? Lebah kan? Jadi aku panggil bee aja. Gimana?"
"Bagus juga tuh. Oke honey"
"Iya bee"
Keduanya tertawa bersama, hingga bel pintu rumah mereka berbunyi.
"Siapa itu bee?"
"Nggak tahu, tunggu aku bukain dulu ya"
Aldo beranjak dari sofa dan membuka pintu rumahnya. Ia terkejut karena melihat Tasya bersama Papanya datang bersama ke rumahnya.
"Ada apa ini? Kamu bawa Papa kamu kesini, berharap aku membatalkan perceraian aku? Nggak akan pernah Tasya" tegas Aldo.
"Kenapa kamu harus menceraikan Tasya, Aldo? Kamu yang menyelingkuhinya tapi kenapa kamu juga yang mengusir Tasya? Ingat Revan, Aldo. Kamu nggak bisa memisahkan anak dan ibunya seperti ini. Pokoknya Papa tidak akan setuju kalian berpisah"
"Maaf, Om Andre. Saya tidak tahan lagi dengan Tasya, karena dia hanya menginginkan uang saya tanpa mengurus saya dan juga Revan. Jadi, Amda tidak berhak memutuskan apa yang telah saya buat"
Kayla yang mendengar suara ribut-ribut, akhirnya menghampiri Aldo.
"Itu, Pa. Dia ponakan Aldo yang sudah berani berselingkuh dengan Om nya sendiri, Pa" adu Tasya kepada Papanya.
"Oh jadi ini yang sudah merusak rumah tangga anak saya. Sini kamu"
Papa Tasya ingin menghampiri Kayla. Namun, dengan cepat Aldo menahannya.
"Berani Anda melangkahkan satu langkah lagi mendekati Kayla. Akan saya pastikan semua saham saya di perusahaan Anda, akan saya cabut tanpa sisa" ucap Aldo.
Mendengar hal itu, Andre menghentikan langkahnya, membuat Aldo tersenyum sinis.
"Jadi, Bapak Andre lebih pilih mana? Sahamnya saya cabut semua atau biarkan saya menyelesaikan perceraian saya dengan Tasya?"
"Maafkan Papa, Tasya. Saya lebih memilih nak Aldo menceraikan Tasya, tapi tolong jangan cabut sahamnya di perusahaan saya ya" mohon Andre.
"Papa, kenapa Papa jahat banget sih? Bagaimana dengan aku sekarang? Aku pasti akan dipermalukan teman-teman aku kalau di tahu sudah cerai" kesal Tasya.
"Sudah saya duga. Kalian berdua lebih mementingkan uang. Kamu lihat sekarang Tasya? Ayahmu sendiri lebih memilih kita berdua bercerai daripada harus kehilangan uangnya. Dan kamu sendiri, lebih takut di cap sebagai janda dan jatuh miskin, daripada memikirkan kesalahan kamu selama ini" ujar Aldo.
"Ayah dan anak memang cocok. Sama-sama mata duitan. Sekarang keluar dari rumah saya atau saya lapor polisi karena sudah mengganggu kenyamanan malam-malam" usir Aldo.
"Tapi, semua barang-barang aku masih di kamar, Mas" ucap Tasya.
"Barang kamu? Nggak salah? Semuanya pakai uang aku. Jadi, jangan pernah merasa semua barang itu milik kamu. Kalian berdua keluar sekarang juga!"
"Aku mohon, Mas. Biarkan aku membawa beberapa barang" ucap Tasya.
"Tidak akan! Pak satpam kesini semuanya, usir dua orang pengganggu ini dan jangan pernah biarkan mereka masuk lagi" teriak Aldo.
Para satpam segera berkumpul setelah mendapat perintah, kemudian menyeret Andre dan juga Tasya untuk keluar dari rumah.
...****************...
Hai readers, makasih sudah banyak mendukung karya author ya 😘
Disini author pengen minta pendapat nih. Kira-kira siapa yang cocok untuk jadi visualnya Kayla, Aldo, Faris, Tasya, dan Revan? Komen dibawah ya. Soalnya author bingung mau pilih siapa 😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Anonymous
lanjut thor
2022-05-25
1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
rasain syukurin u tasya,,,punya suami kayak bang aldo bknnya d sayangi malah d manfaatin hartanya,,,ke laut adja sana tenggelam sklian,,,biar bang aldo q yg urusin ya thorrr 🤭🤭😅😅
2021-09-30
1
Dewi Zahra
kasian sekali ...ha ha
2021-08-30
0