Karena sangat banyak orang yang salah paham di episode ini. Author harap setelah membaca episode ini kalian bisa membaca episode selanjutnya dulu baru berkomentar, agar kalian tidak salah paham ya. Terima kasih 🙂
...****************...
Berbeda dengan suaminya yang sedang stres karena telah melakukan suatu kesalahan besar.
Tasya sang istri, malah bersenang-senang bersama teman sosialitanya.
"Eh jeng udah dengar belum? ini saya cuma dengar dari gosip yang beredar ya. Katanya, suami jeng Ani selingkuh loh" ucap Tasya.
"Ih yang benar? ya ampun baru tahu loh, jeng. Tapi memang sih, yang aku dengar juga goyangan jeng Ani nggak bisa bikin suaminya puas" kata salah satu teman sosialita Tasya.
"Makanya itu jeng. Untung banget aku bisa muasin suami aku di ranjang, jadi dia nggak berani macam-macam dia di belakang aku" ujar Tasya lagi.
"Bagus kalau itu jeng. Eh tapi ngomong-ngomong, uang arisannya gimana nih? jeng belum bayar yang 20 jutanya".
"Ah itu mah gampang. Sebentar aku transfer ya, suami aku lagi rapat soalnya. Biasa lah orang sibuk".
"Gimana nggak sibuk, kalau suami jeng aja yang punya perusahaan terbesar ke 3 di seluruh Asia Tenggara".
"Ah jeng ini bisa aja. Ya, memang begitulah. Aku aja istrinya nggak diizinin kerja, jadi kerjanya sekarang sekarang hambur-hamburin duit suami saja".
"Hahaha memang beda ya kalau istri bos besar" ucap temannya yang lain.
Aku harus pulang dan mencoba membujuk mas Aldo. Kalau nggak, bisa malu aku nanti di depan teman-teman aku ini.
.
.
.
Dering hp Kayla terus berbunyi. Panggilan dari Faris dan Laura silih berganti menghiasi layar hp nya. Kayla memilih untuk tidak mengangkatnya, karena saat ini, ia belum mau bertemu dan berbicara dengan siapa pun.
Ia membaringkan tubuhnya di kasur dan menatap ke arah langit-langit rumah. Ketakutan akan kehamilan masih menguasainya saat ini.
Apa aku pergi saja dari rumah ini? tapi aku mau kemana? tidak ada lagi keluarga yang aku kenal selain om Aldo. Gumamnya.
Diambilnya hp nya yang sudah berhenti berbunyi. 5 panggilan tak terjawab dari Laura dan Faris terpampang di layar hp nya. Serta, muncul pesan dari keduanya.
Kayla mulai membuka satu per satu pesan yang dikirim Laura dan Faris
Laura :
Kamu dimana Kay? kenapa nggak masuk kuliah?.
Angkat kali telepon aku. Jangan buat khawatir dong.
Kamu sakit ya? mau aku singgah ke rumah kamu nggak nih?.
Atau lagi ada masalah di rumah? cerita ya, aku siap dengerin kok.
Kayla tersenyum membaca pesan Laura. Ia tahu sahabatnya pasti akan mengkhawatirkannya seperti saat ini.
Kemudian, Kayla mulai membuka pesan dari Faris. Pria yang selama ini selalu mengejarnya sejak SMA.
Sebenarnya, Kayla juga punya perasaan yang sama untuk Faris. Tapi ia sadar, saat ini ia harus fokus kuliah dulu karena tidak ingin menyusahkan om nya lagi. Jadi, Kayla memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya.
Faris :
Kamu dimana Kay? aku ingin ajak kamu makan siang.
Kamu nggak ke kampus ya? aku tanya Laura, katanya kamu nggak ke kampus hari ini.
Kalau ada apa-apa bilang ya, aku selalu siap untuk kamu Kay.
Jangan lupa hubungi aku nanti.
Kayla kembali tersenyum membaca pesan dari Faris.
"Masih seperti dulu ternyata. Kamu nggak berubah Faris".
Kayla mengirimkan pesan kepada keduanya kalau saat ini ia baik-baik saja dan hanya ingin istirahat.
Untuk menghilangkan kesedihannya, Kayla memilih untuk ke dapur dan membantu para asisten rumah tangga memasak.
"Hai mbak Tina, mbak Rina" sapanya.
"Hai Kayla. Mau bantu masak lagi ya?" tanya mbak Tina.
Mereka memang sudah akrab sejak orang tua Kayla masih hidup.
"Iya nih mbak. Masak apa ya yang enak? aku kayak pengen yang manis-manis nih".
"Masak brownies aja gimana?" saran mbak Rina.
"Ide bagus tuh mbak. Ajarin aku ya cara buatnya".
"Siap. Ayo sini kita buat".
Kayla mulai membuat kue brownies, dibantu oleh mbak Rina dan mbak Tina. Kesedihannya seakan sudah hilang saat membuat kue itu.
Tiba saat siang hari, Revan pulang dijemput oleh Aldo. Sesuai janjinya tadi pada anaknya.
Ia mengantar Revan pulang dan mencium bau wangi dari arah dapur.
"Bau apa ini? kenapa harum sekali mbak?" tanya Aldo.
"Ini Tuan, nona Kayla buat kue brownies" jawab bak Tina.
"Yeaayy kue brownies. Revan mau dong kak".
"Duduk di meja makan ya, nanti kakak ambilin" ucap Kayla.
"Om juga mau. Boleh nggak?".
Kayla terkejut mendengarnya, namun dengan cepat ia menganggukkan kepalanya.
"Ini Revan kuenya" kata Kayla meletakkan piring berisi kue kehadapan Revan.
Saat akan memberikan kepada Aldo, Kayla nampak sedikit canggung.
"Ini om".
"Terima kasih ya" kata Aldo.
Anak dan papa itu mulai menyendokkan kuenya ke mulut mereka dan seperti terkesan dengan rasanya.
"Enak banget kak Kayla" ucap Revan.
"Iya benar. Enak Kay. Sering-sering ya buat kue kayak gini" kata Aldo.
"Aku dibantu mbak Tina sama mbak Rina kok".
"Bagus itu. Kalian bertiga memang jago" puji Aldo.
Kayla yang mendengar pujian dari Aldo, tiba-tiba tersenyum. Entah kenapa ia merasa senang setelah dipuji kalau masakannya enak.
"Terima kasih Tuan. Kami pamit melanjutkan kerja dulu".
"Iya oke".
Mbak Tina dan mbak Rina melanjutkan pekerjaan rumahnya. Sedangkan Kayla, masih berdiri mematung melihat Aldo dan Revan makan.
"Kamu kenapa berdiri disitu Kay? ayo sini makan sama-sama. Ini kan makanan yang kamu buat, masa nggak ikut makan juga sih".
"Eh, iya om".
Kayla segera duduk dan mulai menyantap kue buatannya tadi.
"Kamu nggak ke kampus ya?" tanya Aldo.
"Nggak om. Dosennya nggak masuk hari ini" ucap Kayla, berbohong.
"Ohh gitu".
Selanjutnya mereka makan dalam diam, tidak ada lagi pembicaraan.
Selesai makan, Aldo pamit untuk pergi ke kantor lagi.
"Makasih ya Kay. Kuenya enak loh. Om pamit dulu ke kantor ya".
"Iya om".
"Revan kamu jangan nakal di rumah ya. Dengar apa yang kak Kayla bilang".
"Iya pa".
Setelah kepergian Aldo, Kayla langsung menemani Revan bermain, kemudian menyuruhnya tidur siang.
Saat Kayla akan kembali ke kamarnya, tiba-tiba ia merasa mual.
Ia langsung menuju ke kamar mandi dan ingin memuntahkan apa yang dimakannya tadi namun, tidak ada yang keluar sama sekali. Ia hanya merasa mual saja dan bukannya muntah.
"Ada apa ini? tidak biasanya aku seperti ini" cemasnya.
Ia mulai mencari obat mual dan menuju ke dapur untuk mengambil air.
Kayla langsung meminum obatnya dan duduk di kursi makan. Kepalanya tiba-tiba juga terasa pusing.
Mbak Tina yang lewat, tidak sengaja melihat Kayla yang duduk di kursi makan dengan wajah yang sangat pucat.
"Ya ampun Kay. Kamu sakit? wajah kamu pucat banget".
"Sepertinya begitu mbak, tiba-tiba aku merasa mual dan pusing" ujar Kayla.
"Kenapa bisa gitu ya? perasaan tadi kamu baik-baik saja. Sudah minum obat?".
"Sudah mbak".
"Ya sudah istirahat saja dulu, mungkin kamu kecapean".
"Eh kenapa ini? Kayla kamu kenapa? tanya mbak Rina yang baru muncul.
"Katanya dia mual dan pusing" jawab mbak Tina.
"Dulu waktu hamil aku kayak gitu loh" celetuk mbak Rina.
"Ah itu mah kamu. Kayla kayaknya kecapean aja. Kamu istirahat sekarang ya Kay".
"Iya. Saya permisi mbak".
Perkataan mbak Rina terbayang-bayang dikepalanya.
Jangan-jangan aku beneran hamil? aku harus mengeceknya untuk memastikan sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Lotus 98
author lagi capek ya makanya lupa waktunya semangat ya thor semoga gak salah lagi 😊
2023-01-09
0
Stmdua🍻
masa baru semalam udah langsung jadi aja hebat bner si aldo wkwk
2022-01-10
1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
waahhh bang aldo hebat banget ya thorrr,,,baru sekali masuk sdh langsung ada hasilnya,,,tokcer bangettt dach bang aldo,,,gara" author pasti nich,,,pengen bikin kayla sedih terluka 🤭🤭🤭
2021-09-30
1